Liputan6.com, Jakarta Penyakit HIV AIDS merupakan salah satu penyakit ganas yang mematikan. HIV sendiri adalah kepanjangan dari Human Immunodeficiency Virus, sedangkan AIDS adalah Acquired Immunodeficiency Syndrome. Dari namanya, sudah terlihat dengan jelas bahwa penyakit ini disebabkan oleh virus yang menyerang sistem imun tubuh manusia.
Baca Juga
Advertisement
Meski kebanyakan penyakit berhubungan dengan sistem imun, namun yang satu ini sangat berbahaya karena dapat berakibat fatal. Secara berurutan, virus menyerang sel darah putih yang biasa disebut T lymphocyte. Jika perkembangan sel darah putih rusak, maka antibody pun akan terganggu.
Penularan HIV AIDS
HIV AIDS dapat menular melalui darah atau cairan tubuh lainnya. Penularan HIV AIDS juga bisa terjadi melalui hubungan seksual dengan seseorang yang positif terjangkit penyakit ini. Itulah sebabnya penyakit ini identik dengan pergaulan bebas yang tidak sehat, seperti hubungan seksual.
Selain itu, penggunaan jarum suntik yang tidak steril juga menjadi penyebab tumbuhnya virus yang menggerogoti sistem imun tubuh ini. Namun, banyak mitos keliru yang beredar soal penularan HIV AIDS sehingga pengidap HIV dijauhi bukan berdasarkan alasan yang tepat.
Penularan HIV tidak melalui air liur, keringat, sentuhan, ciuman, gigitan nyamuk atau bekas toilet. Penularan HIV terutama berasal dari kontak cairan tubuh seperti darah dan sperma melalui perilaku seksual dan penggunaan jarum suntik.
Advertisement
Gejala Penyakit HIV AIDS
Dilansir Liputan6.com dari laman KidsHealth, Sabtu (9/3/2019), virus HIV memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat melumpuhkan sel darah putih secara menyeluruh. Hal ini menyebabkan seringkali seseorang yang terjangkit HIV AIDS tidak menyadari bahwa dirinya positif mengidap penyakit ini.
Mereka akan terlihat seperti orang yang sehat dalam kurun waktu yang lama. Terlepas dari fakta tersebut, penyakit HIV AIDS memiliki gejala khusus meski tidak semua orang mengalaminya karena penanganan yang terlambat. Berikut gejala HIV AIDS yang harus kamu tahu:
1. Demam
Gejala HIV AIDS awal dapat berupa demam ringan, sakit tenggorokan dan pembengkakan kelenjar getah bening. Jika seseorang telah memiliki tanda-tanda tersebut, virus mungkin telah memasuki aliran darah dan mulai merusak kekebalan tubuh.
2. Kelelahan dan Sakit Sendi
Ketika virus HIV AIDS memasuki tubuh sesorang, maka virus ini akan menyerang sel-sel tubuh yang sehat. Karena sel-sel tubuh diserang, maka dapat menyebabkan kelelahan dan rasa sakit pada semua bagian persendian dan otot.
3. Ruam di Kulit
Ruam kulit seperti bisul dan jerawat yang tiba-tiba menyerang tubuh juga termasuk tanda awal dari penyakit ini. Penyakit kulit ini terjadi beberapa saat setelah orang itu terinfeksi HIV.
4. Mual, Muntah dan Diare
Diare yang terus menerus disertai dengan mual dan muntah juga menjadi tanda bahwa seseorang terinfeksi penyakit HIV AIDS.
5. Berat Badan Turun Disertai Batuk Kering
Batuk kering dan turunnya berat badan secara drastis juga merupakan tanda awal penyakit HIV AIDS. Hal ini terjadi karena virus yang menggerogoti imun tubuh sehingga tubuh tidak mampu berkembang dan berakhir dengan berkurangnya berat badan.
6. Flu Tak Kunjung Sembuh
Jika seseorang kerap berhubungan seksual bebas disertai dengan flu yang tak kunjung sembuh, bisa jadi dua ciri tersebut adalah gejala penyakit berbahaya ini.
Cara Mencegah HIV AIDS
Dokter Spesialis Obstetri & Ginekologi dari RS. Brawijaya Antasari, Tirsa Verani mengungkapkan bahwa penyakit HIV AIDS bisa dicegah dengan metode TTM.
TTM merupakan singkatan yang menjadi langkah untuk mencegah infeksi HIV-AIDS, yakni (T)ahan diri tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah, (T)etap setia pada satu pasangan seksual, dan (M)ain aman dengan menggunakan pelindung saat berhubungan seksual berisiko.
Setiap pasangan juga perlu melakukan tes VCT (Voluntary Counseling and Testing), untuk mengetahui apakah positif atau negatif mengidap HIV. Lebih lanjut mengenai metode TTM di atas dapat dilihat dari langkah berikut yang penting dilakukan untuk mencegah korban berjatuhan semakin banyak.
1. Gunakan kondom setiap kali berhubungan seks
Jika Anda tidak mengetahui status HIV pasangan, gunakan kondom setiap kali Anda melakukan hubungan seks.
2. Hindari perilaku seksual yang berisiko
Seks anal adalah aktivitas seks yang memiliki risiko tertinggi dalam penularan HIV. Baik pelaku maupun penerima seks anal berisiko untuk tertular HIV, namun penerima seks anal memiliki risiko tertular lebih tinggi. Karena itu disarankan untuk melakukan hubungan seks yang aman, serta gunakan kondom untuk mencegah penularan HIV.
3. Hindari penggunaan jarum bekas
Hindari penggunaan jarum bekas saat menyuntikkan obat. Penularan penyakit HIV AIDS melalui tato dan tindik juga berisiko terjadi jika memakai jarum tato yang tidak disterilisasi dengan baik atau menggunakan tinta tato yang terkontaminasi. Sebelum melakukan tato atau tindik, pastikan jarum dalam keadaan steril.
4. Pre-exposure prophylaxis (PrEP)
PrEP merupakan metode pencegahan HIV dengan cara mengonsumsi antiretroviral bagi mereka yang berisiko tinggi tertular HIV, yaitu mereka yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, memiliki pasangan dengan HIV positif, menggunakan jarum suntik yang berisiko dalam 6 bulan terakhir, atau mereka yang sering berhubungan seksual tanpa pengaman.
Advertisement