Liputan6.com, Jakarta Serangan jantung merupakan penyakit paling mematikan yang sering terjadi di dunia. Penyebabnya pun banyak. Mulai dari genetik hingga faktor gaya hidup yang tidak sehat.
Asupan makanan sehat serta olahraga cukup ternyata belum tentu mengurangi faktor risiko terkena serangan jantung. Ada beberapa hal lain yang mungkin saja bisa meningkatkan risiko terkena penyakit tersebut. Melansir Prevention pada Senin (11/3/2019), setidaknya ada 6 faktor risiko lain yang membuat seseorang lebih rentan terkena masalah kardiovaskular ini.
Baca Juga
1. Penyakit autoimun
Advertisement
Ahi jantung Nieca Goldberg dari Joan H. Tisch Center for Women's Health di NYU Langone, Amerika Serikat mengatakan, jika seseorang memiliki penyakit autoimun seperti lupus, rheumatoid arthritis atau radang sendi psoriatik, dia lebih berisiko terkena serangan jantung. Selain itu, wanita yang mengembangkan kondisi tersebut saat kehamilan juga berisiko.
"Pada wanita, riwayat hipertensi pada kehamilan, pre-eklampsia, atau eklampsia bisa meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke di usia paruh baya," kata Goldberg.
2. Udara dingin
Musim atau udara dingin bisa berbahaya bagi kesehatan. Ahli jantung Sanjiv Patel mengatakan, ada alasan mengapa hal tersebut bisa meningkatkan risiko terkena serangan jantung.
"Suhu yang secara signifikan lebih rendah bisa menyebabkan serangan jantung karena saat dingin, ubuh mencoba mempertahankan panas di dalam wilayah intinya, sehingga dia berusaha untuk tidak membiarkan panas ke luar dari tubuh," kata Patel. Kondisi ini membuat mengerut atau menyempitnya pembuluh darah dan arteri yang menyebabkan serangan jantung.
Â
Simak juga video menarik berikut ini:
Olahraga tiba-tiba
3. Olahraga yang baru
Olahraga bisa menjadi cara untuk tetap sehat. Masalahnya, ketika seseorang yang terbiasa malas berolahraga langsung melakukan latihan intensitas tinggi, dia bisa terkena serangan jantung.
Patel menambahkan ini juga terjadi tidak hanya saat olahraga. Bahkan, ketika seseorang memaksakan diri saat berhubungan seks, hal semacam itu bisa terjadi.
"Di skenario ini, apa yang terjadi adalah perubahan hormon stres mendadak yang bisa menyebabkan ketidakstabilan aliran darah ke jantung dan berpotensi menyebabkan serangan jantung."
4. Kanker
Goldberg mengatakan, terapi kanker tertentu seperti radiasi di dada (khususnya yang kiri) meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Ini terjadi karena penumpukan kolesterol di dinding arteri yang memasok darah ke otot jantung. Beberapa obat seperti Adriamycin dan Herceptin juga meningkatkan risiko masalah itu.
Â
Advertisement
Udara dan kram kaki
5. Kualitas udara yang buruk
Paparan terhadap polusi udara memiliki banyak dampak negatif pada kesehatan termasuk risiko serangan jantung. Patel mengatakan, paparan jangka panjang bisa menyebabkan peradangan.
Ketika paru-paru mengalami iritasi, tubuh menjadi bekerja lebih keras dan berisiko terkena serangan jantung atau stroke. Selain itu, karena lingkungan yang buruk, orang menjadi malas bergerak atau keluar rumah.
6. Sering mengalami kram kaki
Kram kaki bisa sering terjadi pada siapa saja. Walaupun begitu, jika Anda mengalmainya hampir setiap kali, bahkan setelah berjalan kaki jarak pendek, ini bisa jadi pertanda peripheral arterial disease (PAD). Jika ini masalahnya, kram bisa terjadi karena aterosklerosis atau penyempitan dan penyumbatan arteri perifer.
Goldberg menambahkan, selain enam tanda di atas, Anda juga harus memperhatikan kondisi-kondisi serangan jantung yang umum. Misalnya sesak napas, detak jantung yang cepat, hingga pingsan. Jika mengalami kondisi-kondisi tersebut, segeralah mencari bantuan medis.