Kualitas Udara di Pekanbaru Memburuk, Bagaimana Hadapi Paparan Kabut Asap?

Apa yang bisa dilakukan bila Anda menghadapi kondisi kabut asap akibat kebakaran hutan?

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 16 Sep 2019, 11:00 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2019, 11:00 WIB
Asap Karhutla Selimuti Pekanbaru
Pengendara motor menembus kabut asap pekat yang menyelimuti Kota Pekanbaru, Riau, Selasa (10/9/2019). Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tersebut menurunkan jarak pandang dan kualitas udara turun ke status tidak sehat. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Pagi ini, kualitas udara di Palangkaraya, Kalimantan Tengah berada pada tingkat sangat tidak sehat atau berbahaya. Data itu didapat dari Air Visual.

Berdasarkan US Air Quality Index (AQI), kualitas udara di Palangkaraya ada pukul 00.00 WIB tercatat di angka 553 kategori berbahaya dengan parameter PM2,5 konsenstrasi 581 µg/m³. Kondisi udara yang tidak sehat ini disebabkan oleh kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang melanda wilayah tersebut.

Sementara, kualitas udara buruk juga terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat. Berdasarkan AQI, kualitas udara di Pontianak pada Senin (16/5) pukul 06.00 WIB berada di angka 154 kategori tidak sehat dengan parameter PM2,5 konsentrasi 61 µg/m³.

Kabut asap karena karhutla terdiri dari campuran gas dan partikel-partikel sangat kecil yang muncul ketika kayu serta benda organik lainnya terbakar. Partikel-partikel kecil serta gas itu bisa berbahaya bagi kesehatan Anda.

Mengutip laman Health milik pemerintah California, dampak jangka pendek paparan asap karhutla bagi kesehatan adalah hidung berair, tenggorokan gatal, sakit kepala, serta batuk. Kondisi itu merupakan respons tubuh melindungi diri dari asap, yakni dengan memproduksi lebih banyak air mata serta mukus.

Beberapa penyakit yang dikaitkan dengan dampak kabut asap akibat karhutla diantaranya asma dan cardio obstructive pulmonary disease (COPD), bronkhitis, pneumonia, serta masalah jantung.

 

Saksikan juga video berikut ini:

Cara hadapi paparan asap

Kabut Asap Selimuti Pekanbaru, Kualitas Udara Masih Tidak Sehat
Gambar udara menunjukkan sebuah jembatan ketika kabut asap pekat menyelimuti Pekanbaru, Riau, Minggu (15/9/2019). Kabut asap yang menyelimuti Kota Pekanbaru makin pekat akibat kebakaran hutan dan lahan di Riau, Jambi, serta Sumatera Selatan. (ADEK BERRY/AFP)

Apa yang bisa dilakukan bila Anda menghadapi kondisi kabut asap akibat kebakaran hutan?

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan, dikutip dari laman Health.gov.on.ca.

- Bila Anda merasa napas terganggu atau tidak nyaman akibat kabut asap, segeralah mengungsi ke daerah yang tidak terlalu terpapar asap. Misalnya dengan berada di dalam rumah, atau ke area terbuka dengan sirkulasi udara yang baik.

- Bila Anda mengungsi ke dalam rumah, pastikan suhu di dalam rumah tidak memberi masalah lain bagi Anda. Nyalakan AC jika memungkinkan dan minum banyak air.

- Bila kabut asap begitu tebal di luar, sebaiknya hindari beraktivitas di luar ruangan. Tinggallah di rumah dengan jendela tertutup.

- Bila Anda memiliki perangkat pembersih udara yang mampu mengurangi partikel berbahaya di dalam ruangan, gunakan untuk membersihkan udara di ruangan tempat Anda berada.

- Hindari menggunakan alat yang bisa menghasilkan asap seperti kompor kayu atau lilin.

- Jangan merokok di dalam ruangan. Merokok bisa menambah beban pada paru-paru Anda dan orang sekitar.

- Bila Anda memiliki asma atau gangguan pernapasan lainnya, sebisa mungkin hindari paparan asap dan bawa selalu obat-obatan yang diperlukan. Konsultasikan pada dokter untuk mendapat penanganan yang tepat.

 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya