Perubahan Iklim Ternyata Pengaruhi Kualitas Tidur

Peningkatan suhu ini berpengaruh pada kesehatan manusia, termasuk kualitas tidur.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Okt 2019, 21:00 WIB
Diterbitkan 14 Okt 2019, 21:00 WIB
Tidur Nyenyak Tidur Pulas
Ilustrasi Foto Tidur (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Peningkatan suhu memengaruhi kualitas tidur seseorang. Perubahan iklim memiliki keterkaitan signifikan antara suhu planet dan kualitas tidur, khususnya bagi masyarakat yang rentan.

“Pakar tidur tahu bahwa suhu tubuh bagian dalam seseorang terhubung langsung dengan kemampuan mereka untuk tidur sepanjang malam dan biasanya, semakin hangat, semakin buruk tidur Anda,” kata Dr. Sanam Hafeez, ahli saraf dan anggota fakultas di Columbia University, Amerika Serikat, kepada Bustle.

Menurut prakarsa NASA Global Climate Change, suhu di bumi meningkat dua derajat Fahrenheit di abad ke-20. Mungkin terkesan sedikit.

Namun ternyata sangat berpengaruh. Catatan NASA menulis hal itu dan kenaikan suhulah yang menyebabkan orang tidak bisa tidur malam.

Menurut Dr. Caroline Wellbery, dokter keluarga dan profesor di Georgetown University Department of Family Medicine, Amerika Serikat, perubahan iklim merupakan masalah bagi semua orang, kekurangan tidur dan konsekuensinya menyebabkan perubahan besar bagi orang-orang kalangan bawah. 

 

Soal Kualitas Tidur

20160303-Ilustrasi Insomnia-iStockphoto
Ilustrasi Insomnia atau Susah Tidur (iStockphoto)

Menurut Caroline, orang -orang yang memiliki status lebih rendah, memiliki sejarah ditelantarkan di daerah yang kurang mendukung secara ekonomis. Daerah yang tidak ada pepohonan, di mana hanya terdapat jalan raya, pembangkit listrik dan pabrik.

Alhasil tempat tinggal mereka menjadi daerah yang sangat panas, tidak adanya tempat berteduh alami (pohon dan taman), serta rentan terhadap kontaminasi kimiawi dalam musibah iklim.

Menurut United States Environmental Protection Agency, Amerika Serikat, tempat yang dulunya dipenuhi dengan alam akan menjadi area panas saat digantikan dengan bangunan dan jalanan. Di hari yang terik, matahari bisa memanaskan permukaan dari 50-90 derajat Fahrenheit. Sehingga suhu di udara bisa naik 22 derajat dibanding lokasi yang belum dibangun.

Sanam menekankan bahwa orang-orang yang tinggal di pelosok kota biasanya tidak mendapat pendingin udara. Dampaknya bisa menjadi parah, khususnya bagi populasi yang lebih rentan seperti anak - anak dan orang tua, yang lebih rentan terkena penyakit karena terpapar suhu tinggi.

 

Gangguan Tidur

Tidur dengan Kipas Angin
Tidur dengan Kipas Angin / Sumber: iStockphoto

Kebanyakan gangguan tidur disebabkan oleh adanya kenaikan suhu. Beberapa malam tanpa tidur mungkin disebabkan oleh kecemasan akan kiamat yang disebabkan oleh perubahan iklim. Hal ini dikenal sebagai eco-anxiety (kecemasan lingkungan).

Peneliti lingkungan dari University of Helsinki, Finlandia, Panu Pihkala mengatakan bahwa kecemasan ini bisa menyebabkan perasaan syok dan ketakutan, yang seringkali berujung pada manifestasi psikofisik, termasuk gangguan tidur dan ketidaknyamanan fisik.”

“Kesehatan mental juga terkena dampak melalui kombinasi stres pasca-trauma terkait bencana, kecemasan tentang masa depan, dan hilangnya 'habitat' manusia, misalkan perusakan alam,”kata Caroline dan studi membuktikan bahwa masalah ini besar.

Tercatat dalam jurnal Sleep Medicine Reviews, kebanyakan dampak perubahan iklim akan berpengaruh pada lazimnya kurang tidur dan gangguan tidur. Perubahan cuaca yang ekstrim disebabkan oleh peningkatan suhu bisa menyebabkan stres dan trauma, baik fisik maupun psikologis.

Penurunan kualitas dan kuantitas tidur bisa menimbulkan masalah kesehatan jangka panjang yang signifikan.

“Malam yang semakin panas berarti orang - orang tidak mendapat tidur yang cukup. Sehingga menjadi letih dan lesu,” kata Sanam. 

“Memburuknya iklim bisa menyebabkan banyak masalah lainnya seperti tidak lagi bisa fokus saat kerja, masalah ingatan, peningkatan tekanan darah, pelemahan sistem imun dan isu berpikir,” tambah ahli saraf itu.

Sayangnya, perubahan iklim bukanlah hal yang bisa dibalik semalaman. Anda hanya bisa mengurangi dampaknya.

Sanam menganjurkan melakukan tindakan ramah lingkungan seperti menaruh tanaman dalam rumah. Tanaman bisa menyerap panas dan sinar matahari, guna memproduksi makanan mereka sendiri.

Dr. Leonard Perry, profesor hortikultura emeritus di University of Vermont, Amerika Serikat, mengatakan bahwa penggunaan tanaman yang tepat bisa mengurangi suhu dalam ruangan sebanyak 10 derajat Fahrenheit.

 

Sulit Tidur

Ilustrasi gawai sebelum tidur (iStockphoto)
Ilustrasi gawai sebelum tidur (iStockphoto)

Jika Anda mengalami insomnia karena cemas, Harvard Medical School, Amerika Serikat menyarankan untuk mencari bantuan dan melakukan relaksasi. Seperti meditasi, latihan pernapasan dalam.

Sementara metode ini bisa membantu mengurangi kekurangan tidur, perubahan iklim bukanlah hal yang sepele. Sanam mengatakan bahwa tempat yang panas tidaklah layak huni.

World Wildlife Fund (WWF), Amerika Serikat atau dikenal sebagai World Wide Fund for Nature merekomendasikan pengurangan penggunaan kantong plastik, mengurangi kendaraan yang menghasilkan polusi, daur ulang dan hemat listrik.

Hal ini mungkin terkesan sepele. Namun jika semua orang melakukannya, hal kecil ini bisa berdampak besar.

Penulis : Selma Vandika

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya