Ruam Ungu Aneh Menyelimuti Sekujur Tubuh Nenek 70 Tahun

Ruam berwarna ungu aneh memenuhi seluruh tubuh seorang nenek berusia 70 tahun.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 20 Okt 2019, 16:01 WIB
Diterbitkan 20 Okt 2019, 16:01 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, New York Cuaca musim gugur yang dingin bisa membuat tubuh seorang wanita lanjut usia asal New York, Amerika Serikat, mengalami ruam aneh. Ruam-ruam berwarna ungu muncul memenuhi seluruh tubuhnya.  Rupanya suhu dingin memicu sesuatu yang jauh lebih menakutkan bagi lansia tersebut.

Pasien lansia berusia 70 tahun asal New York, yang tidak disebutkan namanya, pergi ke dokter setelah ruam berwarna ungu dan berbintik-bintik muncul di seluruh tubuhnya.

Berdasarkan US National Library of Medicine, ruam berwarna ungu sebagai pola mirip-warna dari adanya perubahan warna kulit yang biru-kemerahan.

Melansir laman The Sun, Minggu (20/10/2019), selain mengalami pusing, ia menyampaikan keluhan kepada petugas medis bahwa dua minggu sebelumnya dirinya mengalami gejala seperti flu.

Pada awalnya, dokter mengatakan, ruam aneh berwarna ungu muncul karena masalah kulit, yang disebut livedo reticularis. Kondisi itu diduga disebabkan pembuluh darah spastik atau sirkulasi abnormal tepat di bawah kulit.

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Simak Video Menarik Berikut Ini:


Kondisi Langka

[Fimela] Kulit
Penyakit agultinin dingin karena ruam. unsplash.com/@carolinehdz

Menurut laporan yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, seorang dokter dari Bassett Medical Center, New York memutuskan, memeriksa wanita itu lebih lanjut. Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil lebih banyak sampel darah.

Tes-tes tersebut mengungkapkan, sel-sel darah merah pasien, yang membawa oksigen dan memberi darah warna merahnya secara spontan saling menempel.

Petugas medis terkejut menemukan, darah pensiunan itu hampir jernih dengan gumpalan merah tua melayang di dalamnya daripada warna merah solid.

Petugas menjelaskan, sebenarnya pasien tersebut punya kondisi langka yang disebut penyakit aglutinin dingin, yang mana sistem kekebalan tubuh mulai menghancurkan sel darah merah.


Suhu Lebih Rendah

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Ruam ungu dipicu oleh suhu yang lebih rendah karena ikatan antibodi dengan sel darah merah. Padahal, seharusnya mencari dan menghancurkan virus dan bakteri.

Sel-sel yang ditangkap menumpuk dan mengalami proses yang dikenal sebagai aglutinasi, yang akhirnya membunuh sel-sel serta membuat orang kekurangan oksigen darah yang sangat dibutuhkan.

Para ahli mengungkapkan, infeksi baru-baru ini pada pasien lansia dan cuaca New York yang dingin, berada di sekitar minus 9 derajat Celcius mungkin telah memperburuk kondisinya.

Wanita itu dirawat dengan transfusi darah dan obat kanker, yang dikenal sebagai rituximab. Setelah satu minggu perawatan, rasio sel darah merah dengan total volume darah lebih dari dua kali lipat normal kembali. Anemianya telah hilang dan pusing mereda.


Disebabkan Infeksi

Ilustrasi cuaca dingin
Cuaca dingin dan penyakit agultinin. Sumber foto: unsplash.com/Matthew Henry.

Meskipun sel darah merah sudah normal, ruam ungu masih belang-belang. Itu tersisa ketika dia keluar dari rumah sakit. 

Penyakit aglutinin dingin biasanya disebabkan oleh kondisi yang mendasarinya, seperti infeksi, penyakit autoimun lain, dan kanker tertentu.

Dokter tidak tahu penyebab ruam ungu kadang-kadang terjadi pada pasien. Namun, suhu dingin dapat mengirim sistem kekebalan tubuh menjadi overdrive, yang menurut dokter dapat memicu kondisi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya