Liputan6.com, Jakarta Bekas luka cacar air yang dimiliki seorang wanita di Inggris menjadi sebuah kanker kulit yang nyaris merenggut nyawanya.
Louise Thorell tidak menyangka bahwa kanker kulit tersebut muncul dari bekas cacar air meski penyakit itu sudah sembuh selama 30 tahun. Wanita itu sempat terkena virus tersebut ketika usianya masih kecil.
Baca Juga
Tahun 2018, bekas luka di wajah wanita 32 tahun itu mulai berubah. Dia merasakan kulitnya menjadi lebih keras dan licin seperti lilin.
Advertisement
"Waktu itu, saya tidak sengaja menggaruk bekas luka dan setelah itu saya mengalami masalah. Itu sembuh, keropeng akan terbentuk, lepas, dan membuat luka terbuka hingga keropeng baru terbentuk," kata Thorell seperti dilansir dari New York Post pada Rabu (8/1/2020).
Beberapa bulan kemudian, Thorell terkena infeksi. Matanya membengkak dan lukanya bertambah besar setiap itu terbuka dan sembuh.
"Saya mendapat dua infeksi di situ dan infeksi di hidung serta bagian atas bibir saya. Setelah infeksi pertama, saya melihat ada perubahan penampilan. Ada pembuluh darah kecil di sekitarnya," kata Thorell.
Simak juga Video Menarik Berikut Ini
Bekas Luka Usai Mengangkat Sel Kanker
Karena tahu bahwa memiliki riwayat kanker di keluarganya, dia segera mencari kondisi yang dialaminya di internet. Kemudian, ia membawanya untuk diperiksa ke dokter.
Dokter mengatakan bahwa Thorell terkena kanker kulit jenis karsinoma sel basal (basal cell carcinoma/BCC). Kondisi yang dialaminya terbilang jarang karena Thorell selalu menghindari sinar matahari secara langsung. Namun, bekas luka cacar air itu menjadi pertanda bahwa kanker itu sudah dialaminya selama bertahun-tahun tanpa ia sadari.
"Saya diberitahu bahwa jarang orang seusia saya mendapatkan BCC karena biasanya orang tua yang mendapatkannya di wajah atau kulit kepala mereka dari paparan sinar matahari yang berkepanjangan."
Dia pun mendapatkan beberapa perawatan untuk mengangkat sel-sel tersebut selama tiga kali. Namun, hal itu membuat bekas luka memanjang di bawah mata kanannya. Thorell akhirnya melakukan operasi korektif untuk mengurangi kerusakannya.
"Saya hanya merasa beruntung dan diberkati bahwa itu tidak menjadi lebih buruk. Wajah saya selamanya berubah tetapi saya bebas kanker kulit," katanya.
Advertisement