Survei BKKBN: 71,5 Persen Pasutri Mengasuh Anak Bersama Selama COVID-19

Survei BKKBN terbaru, 71,5 persen pasutri mengasuh anak bersama-sama selama pandemi COVID-19.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 10 Jun 2020, 22:00 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2020, 22:00 WIB
Liputan 6 default 4
Ilustraasi foto Liputan 6

Liputan6.com, Jakarta Selama pandemi COVID-19, 71,5 persen pasangan suami istri ternyata mengasuh anak bersama-sama. Imbauan untuk bekerja dan beraktivitas di rumah selama Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) menjadikan suami istri dapat lebih banyak waktu untuk memberikan perhatian kepada buah hati.

Temuan mengasuh anak di atas berdasarkan hasil survei virtual Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang dilakukan baru-baru ini. Survei menyasar 20.600 keluarga Indonesia, baik di perkotaan dan pedesaan.

"Hasil survei menunjukkan suami dan istri melakukan pekerjaan rumah bersama-sama secara seimbang (49,1 persen) dan suami istri mengasuh anak bersama-sama sebanyak 71,5 persen," papar Kepala BKKBN Hasto Wardoyo dalam webinar New Healthy Family ft New Normal Life, ditulis Senin (8/9/2020).

Dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.com, Hasto berharap hasil survei BKKBN terhadap keluarga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam membuat protokol New Normal nantinya.

“Protokol (New Normal) juga mencirikan kerja gotong royong tentu protokol ini dengan New Normal juga dibuat dengan sederhana mampu dikerjakan tanpa tergantung bangsa lain. Kita bukan benci asing tapi kita cinta dengan kemandirian. Kemudian berdayakanlah SDM dan SDA kita sendiri untuk mandiri dan protokol New Normal harus bisa merakyat dan bisa untuk semua," tambahnya.

Suami Istri Bekerja Cukup Bagus

ilustrasi masak bareng keluarga saat puasa/pexels
Selama COVID-19, suami istri bekerja cukup bagus. ilustrasi masak bareng keluarga saat puasa/pexels

Dalam paparan survei Pembagian Peran Suami Istri dalam Mempertahankan Keharmonisan Keluarga pada Masa Pandemi COVID-19, peran suami istri seimbang dalam hal melakukan pekerjaan (49,1 persen), dan mengasuh anak (71,5 persen).

Kemudian suami istri membeli kebutuhan rumah tangga (53,8 persen), mengingatkan hidup sehat (82,5 persen), mengingatkan beribadah (86 persen), dan mengingatkan berpikir (87,9 persen).

"Ini fakta yang luar biasa. Bahwa sebagian besar suami dan istri mampu bekerja sama dengan cukup bagus di rumah tangga selama pandemi COVID-19 ini," Hasto melanjutkan.

Di sisi lain, anggota Badan Pengurus Yayasan Kemitraan Indonesia Sehat (YKIS) sekaligus Ketua Umum Ikatan Praktisi Ahli Demografi Indonesia Sudibyo Alimoeso menyebut, beberapa upaya dapat dilakukan keluarga dalam meningkatkan ketahanan keluarga di masa pandemi COVID-19.

Pertama, menguatkan spiritualitas dan religiusitas (keimanan) terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kedua, menilai ulang kapasitas ekonomi keluarga untuk dapat bertahan di tengah situasi yang tidak menentu. Ketiga, memperluas ruang komunikasi dan mendorong komunikasi yang efektif antar anggota keluarga.

Seorang Ayah Milenial

ayah dan anak
Peran seorang ayah milenial. ilustrasi/copyright pexels.com/Edwin Ariel Valladares

Adapun upaya keempat, memperbaiki serta menguatkan fungsi-fungsi keluarga agar mampu menghadapi situasi yang tidak diinginkan.

Kelima, menyampaikan gagasan potensi krisis (akibat COVID-19), pastikan keluarga merespon secara memadai terhadap perubahan-perubahan yang diperlukan.

Menurut Sudibyo, dalam situasi pandemic COVID-19, seorang ayah juga dituntut menjadikan dirinya sumber pendidikan anak-anaknya. Tidak meletakkan fungsi keluarga sepenuhnya pada ibu.

"Peran orangtua mencakup pada pengasuhan serta tumbuh kembang anak dan kepribadian remaja. Ayah milenial adalah ayah yang terbuka terhadap perubahan (open to change), memahami pengasuhan bersama," tutupnya.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya