India Jadi Negara Ketiga dengan Kasus COVID-19 Tertinggi di Dunia

India telah mencatat lebih dari 24.000 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 06 Jul 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2020, 15:00 WIB
Pemeriksaan Covid-19 di Permukiman Kumuh India
Petugas kesehatan India yang mengenakan alat pelindung diri melakukan pemeriksaan COVID-19 di kawasaan permukiman kumuh di tengah penyebaran wabah tersebut di Mumbai, India (17/6/2020). (Xinhua/Stringer)

Liputan6.com, New Delhi - India telah mencatat lebih dari 24.000 kasus baru COVID-19 dalam 24 jam terakhir. Jumlah ini menjadikan total kasus India melebihi kasus di Rusia. Dengan demikian, negara ini sekarang memiliki jumlah kasus terkonfirmasi ketiga terbesar di dunia dengan 697.413 kasus dan 19.693 kematian.

Peningkatan jumlah terbaru juga telah didukung oleh kenaikan kasus dari beberapa negara bagian selatan, termasuk Telangana, Tamil Nadu, dan Karnataka.

India membuka kembali pusat perbelanjaan, tempat ibadah dan kantor sebulan yang lalu. Selama tiga hari terakhir, beban kasus India telah melaju dengan kecepatan yang mengkhawatirkan dengan lebih dari 20.000 infeksi baru per hari.

Meskipun India memiliki jumlah kasus tertinggi ketiga, namun tingkat kematiannya menduduki peringkat kedelapan, menurut statistik dari Universitas Johns Hopkins melansir BBC.

Negara-negara bagian India Selatan sebelumnya berhasil mencegah infeksi. Tetapi kondisi berubah karena infeksi yang dilaporkan di Karnataka, Telangana, Andhra Pradesh dan Tamil Nadu tumbuh lebih cepat daripada tingkat pertumbuhan kasus nasional, lapor surat kabar The Indian Express.

India melakukan karantina wilayah yang ketat pada Maret dalam upaya untuk mengurangi penyebaran virus COVID-19, yang pada saat itu jumlahnya hanya ratusan.

Kondisi berubah secara bertahap pada Juni karena kembali aktif berkegiatan ekonomi, bahkan ketika kasus terus meningkat.

Tetapi para ahli melihat tingkat fatalitas yang rendah di India yaitu 2,4% dibandingkan dengan rata-rata global yang sebesar 4,7%. Tingkat pemulihan kasus negara sekitar 60% dari semua kasus yang dikonfirmasi adalah tanda lain yang melegakan.

Infeksi aktif India adalah 36% dari total beban kasus disebut signifikan karena kasus-kasus ini yang berdampak langsung pada sistem perawatan kesehatan negara yang rapuh.

Banyaknya laporan tentang pasien yang ditolak untuk mendapat perawatan di berbagai rumah sakit di kota-kota seperti Delhi, Mumbai dan Bangalore telah memicu kemarahan warga, hal ini bahkan telah menyebabkan kematian dalam beberapa kasus.

Neelam Singh, seorang ibu yang tengah hamil 8 bulan meninggal dunia setelah terjangkit COVID-19 dan ditolak oleh rumah sakit. Kebanyakan rumah sakit memberi alasan terlalu penuh.

"Saya pergi ke 9 rumah sakit tapi tidak ada satupun yang membiarkannya masuk,” ujar Vijender Singh, suami Neelam kepada BBC.   

Simak Video Berikut Ini:

Penyebab Lonjakan

Peningkatan jumlah kasus sebagian merupakan cerminan dari peningkatan pengujian. Kota-kota di seluruh India telah menggenjot pengujian dalam beberapa pekan terakhir.

Jumlah tes harian yang dilakukan telah meningkat menjadi sekitar 250.000. Berbagai negara bagian dan kota telah meningkatkan fasilitas pengujian dan Delhi dan baru-baru ini telah sangat fokus pada pengujian antigen.

Angka-angka kasus terbaru juga merupakan hasil dari pelonggaran karantina wilayah. Ini merupakan cerminan dari meningkatnya aktivitas di luar ruangan, dengan restoran dibuka dan karyawan kembali ke kantor.

Meningkatnya angka juga bisa menjadi indikasi bahwa India sedang mendekati puncak wabah, dengan banyak ahli sebelumnya mengatakan kasus akan kembali meningkat ketika musim hujan dimulai antara Juli dan Agustus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya