Kenaikan Kasus COVID-19 Usai Pemilu Tak Signifikan Terjadi di Korea Selatan hingga Kroasia

Tidak terlihat terjadinya lonjakan kasus positif COVID-19 yang signifikan usai pemilu di Korea Selatan dan Kroasia

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 05 Des 2020, 17:00 WIB
Diterbitkan 05 Des 2020, 17:00 WIB
FOTO: Korea Selatan Tetap Gelar Pemilu Parlemen di Tengah Pandemi
Pemilu Korsel di Tengah Pandemi: Petugas menghitung surat suara di sebuah tempat pemungutan suara (TPS) di Seoul, Korea Selatan, Rabu (15/4/2020). Korea Selatan tetap menggelar Pemilu Parlemen di tengah pandemi virus corona COVID-19. (Xinhua/Lee Sang-ho)

Liputan6.com, Jakarta - Kenaikan kasus COVID-19 setelah pemilu rupanya tidak signifikan terjadi di sejumlah negara, seperti Korea Selatan hingga Kroasia.

Data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Indonesia per 3 Desember 2020 menunjukkan bahwa terlihat grafik negara dengan tren kasus Corona stagnan setelah pemilu.

Pada konferensi pers, Kamis (3/12/2020), Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito mengutip data Our World in Data dan penelitian oleh Council of Foreign Relation pada September 2020 mengenai negara yang menyelenggarakan pemilu di tengah pandemi Corona.

"Hasil penelitiannya, beberapa negara yang menyelenggarakan pemilu, tidak menunjukkan dampak yang signifikan terhadap kenaikan kasus positif COVID-19," kata Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, Kamis (3/12/2020).

Negara-negara yang tak menunjukkan terjadinya lonjakan kasus COVID-19 usai pemilu adalah Kroasia, Republik Dominika, Malawi, Maladonia Utara, Korea Selatan, Trinidad, Tobago di wilayah Kepulauan Karibia.

 

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut Ini:

Negara Lain dengan Kenaikan Kasus COVID-19 Usai Pemilu

Bebek Raksasa Ikut Aksi Protes di Serbia-AP-20170426
Bebek karet dibawa saat aksi mengkritik rencana tepi laut Belgrade di Beograd, Serbia, Selasa (25/4). Demo dilakukan satu tahun setelah pembongkaran misterius di daerah yang ditandai untuk proyek real estat yang didanai UEA. (AP Photo / Darko Vojinovic)

Meski beberapa negara tidak menunjukkan dampak yang signifikan dari pelaksanaan Pemilu terhadap kenaikan kasus positif COVID-19, Wiku tak menampik ada negara lain yang terdampak kenaikan kasus COVID-19.

"Di beberapa negara, misal Belarusia, Polandia, Serbia, dan Singapura terjadi tren peningkatan kasus COVID-19 setelah pemilu. Ini juga disebabkan oleh faktor lain, yakni terjadinya demonstrasi lanjutan pasca pemilu di Belarusia, tambahnya.

"Lalu adanya pelanggaran aktivitas sosial ekonomi di Singapura dan Polandia serta ditemukannya kasus COVID-19 yang tidak dilaporkan di Serbia setelah Pemilu. Sehingga terjadi peningkatan setelah proses perbaikan, pencatatan, dan pelaporan data."

Menurut Council of Foreign Relation, pemantauan data kasus COVID-19 di negara-negara di atas sebelumnya atau saat serta pasca pemilu diketahui. Bahwa resiko penularan COVID-19 di tempat pemungutan suara menurun jika penegakan disiplin protokol kesehatan 3M dilakukan.

"Dengan mengatur sirkulasi udara dan disinfektan dengan rutin. Ini untuk mengantisipasi terkait lonjakan kasus COVID-19," pungkas Wiku.

Infografis Gerakan 3T dan Jurus Jitu Landaikan Kasus Covid-19

Infografis Gerakan 3T dan Jurus Jitu Landaikan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Gerakan 3T dan Jurus Jitu Landaikan Kasus Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya