Studi: Pandemi COVID-19 Sebabkan Angka Harapan Hidup di Amerika Serikat Merosot

Studi melaporkan bahwa proyeksi angka harapan hidup di AS menurun akibat tingginya jumlah kematian akibat COVID-19

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 18 Jan 2021, 13:00 WIB
Diterbitkan 18 Jan 2021, 13:00 WIB
Lautan Bendera Putih Simbol Kematian Akibat COVID-19 di AS yang Mengejutkan
Sebuah bendera putih dengan pesan ditanam untuk mengenang warga Amerika yang meninggal karena COVID-19 di dekat Stadion RFK di Washington, Selasa (27/10/2020). Instalasi seni Suzanne Brennan Firstenberg itu disebut "In America, How Could This Happen.” (AP/Patrick Semansky)

Liputan6.com, Jakarta - Angka harapan hidup di Amerika Serikat (AS) menurun lebih dari setahun akibat banyaknya kematian dari kasus COVID-19. Sebuah studi terbaru menyebut bahwa penurunan ini terbesar dalam beberapa dekade.

Mengutip Live Science pada Minggu (17/1/2021), para peneliti memproyeksikan bahwa pandemi COVID-19 membuat harapan hidup rata-rata di AS pada 2020 merosot 1,13 tahun dan membuatnya turun ke angka 77,48 tahun.

Dalam studi yang dimuat di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences pada 14 Januari lalu, penurunan ini menjadi yang terbesar setidaknya dalam 40 tahun.

Pada 2015 hingga 2017, penurunan harapan hidup di negeri Paman Sam sempat menurun 0,1 tahun. Angka ini dikaitkan dengan tren peningkatan kematian akibat keputus asaan seperti overdosis obat dan bunuh diri. Namun, estimasi terbaru menyebut bahwa jumlah penurunan karena COVID-19 10 kali lebih besar.

Mengutip aman University of Southern California, potensi penurunan harapan hidup lebih besar di antara komunitas masyarakat kulit hitam dan latin.

Pada kulit hitam, para peneliti memproyeksikan harapan hidup terpangkas 2,10 tahun menjadi 72,78 tahun, sementara bagi masyarakat Latin, angkanya berkurang 3,05 tahun menjadi 78,77 tahun.

Masyarakat kulit putih pun terdampak. Namun proyeksi penurunan harapan hidupnya hanya 0,68 tahun menjadi 77,84 tahun.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini


Kulit Hitam dan Latin Paling Terdampak

FOTO: 6 Negara dengan Kasus Corona COVID-19 Tertinggi di Dunia
Pekerja rumah sakit memakai masker untuk mencegah terpapar virus corona COVID-19 saat memindahkan jenazah di Brooklyn, New York, AS, Kamis (9/4/2020). Berdasarkan data Worldmeters per Minggu (12/4/2020), jumlah kasus COVID-19 di AS 532.879 terinfeksi dan 20.577 meninggal. (AP Photo/John Minchillo)

Secara keseluruhan, kesenjangan harapan hidup antara masyarakat kulit hitam dan kulit putih juga diproyeksikan melebar sebesar 40 persen dari 3,6 menjadi 5 tahun.

Penulis studi Theresa Andrasfay dari USC Leonard Davis School of Gerontology mengatakan, studinya menganalisis efek dari jumlah kematian yang luar biasa terhadap harapan hidup bagi seluruh negara, serta konsekuensi bagi kelompok yang terpinggirkan."

"Efek pandemi COVID-19 yang tidak proporsional pada harapan hidup orang Amerika kulit hitam dan Latin kemungkinan besar terkait keterpaparan mereka yang lebih besar lewat tempat kerja atau kontak keluarga besar," ujarnya.

"Selain perawatan kesehatan yang lebih buruk, menyebabkan lebih banyak infeksi dan hasil yang lebih buruk," Andrasfay menambahkan.

 


Belum akan Pulih di 2021

FOTO: Amerika Serikat Mulai Vaksinasi Virus Corona COVID-19
Sandra Lindsay (kiri), perawat unit perawatan intensif di Long Island Jewish Medical Center, menerima suntikan vaksin COVID-19 di New York, AS, 14 Desember 2020. AS mulai memberikan vaksin COVID-19 pertamanya pada (14/12). (Xinhua/Kantor Gubernur Andrew M. Cuomo/Scott Heins)

Menurut Noreen Goldman, salah satu penulis studi dan professor of demography and public affairs di Princeton University, penurunan yang lebih besar dalam kelompok ini sebagian disebabkan oleh jumlah kematian yang tidak proporsional pada usia yang lebih muda.

"Penemuan ini menggarisbawahi perlunya perilaku protektif dan program untuk mengurangi potensi pajanan virus di antara individu yang lebih muda yang mungkin tidak menganggap dirinya berisiko tinggi," kata Goldman.

Andrasfay menambahkan, meski kehadiran vaksin dapat mengurangi penularan secara signifikan pada tahun ini, para peneliti tidak memprediksi bahwa harapan hidup akan segera pulih di tahun 2021.

Dia mengatakan bahwa saat ini AS mengalami lebih banyak kematian akibat virus corona dibandingkan titik lain selama pandemi.

"Karena kami memperkirakan akan ada efek kesehatan dan ekonomi jangka panjang yang dapat mengakibatkan kematian yang lebih buruk di tahun-tahun mendatang, kami memperkirakan akan ada efek yang tersisa pada harapan hidup tahun 2021.


Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah

Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Tips Isolasi Mandiri di Rumah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya