Lanjutkan Misi, Tim Peneliti WHO Kunjungi Pusat Pengendalian Penyakit di Wuhan

Setelah berkunjung ke pasar, tim peneliti dari WHO segera kunjungi Pusat Pengendalian Penyakit di Wuhan

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Feb 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2021, 06:00 WIB
Salah satu anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia yang menyelidiki asal-usul gelombang pandemi COVID-19 saat ia meninggalkan The Jade Hotel setelah menyelesaikan karantina di Wuhan, provinsi Hubei tengah Tiongkok pada 28 Januari 2021.
Salah satu anggota tim Organisasi Kesehatan Dunia yang menyelidiki asal-usul gelombang pandemi COVID-19 saat ia meninggalkan The Jade Hotel setelah menyelesaikan karantina di Wuhan, provinsi Hubei tengah Tiongkok pada 28 Januari 2021. (Foto: AFP / Hector Retamal)

Liputan6.com, Jakarta Tim peneliti asal-usul virus SARS-CoV-2 penyebab penyakit COVID-19 dari Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, kembali melanjutkan misinya.

Kali ini, mereka mengunjungi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Provinsi Hubei di Wuhan, Provinsi Hubei, China.

Sebelumnya, tim peneliti yang beranggotakan 10 pakar dari seluruh dunia tersebut, telah berkunjung ke pasar, rumah sakit, dan pameran yang dibuat Wuhan tentang pertempurannya melawan wabah tersebut.

Tim yang dipimpin oleh ahli penyakit lintas spesies WHO, Peter Ben Embarek tersebut, terpantau menghabiskan sekitar empat setengah jam di CDC Wuhan.

Tim ini juga telah menyelesaikan karantina selama dua minggu sejak kedatangannya pada Kamis (28/01/2021). WHO mengatakan, tim tersebut dibatasi oleh otoritas China dalam program kunjungan lapangan itu.

China disebut tidak mengizinkan para anggota tim bertatap muka dengan anggota masyarakat Wuhan. Alasan mereka, adalah untuk penegakan protokol kesehatan.

Selain itu, tidak ada jadwal lengkap yang dibagikan dalam kunjungan lapangan yang akan berlangsung selama dua minggu itu. Para jurnalis yang meliput kunjungan itu juga dikontrol ketat oleh otoritas setempat dengan dijaga jaraknya.

Para peneliti juga tidak memberikan komentar apapun pada wartawan yang menunggu.

Simak Video Berikut Ini:

Waktu 2 minggu dinilai tidak cukup

Sementara itu, Yanzhong Huang, peneliti senior untuk kesehatan global di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York, Amerika Serikat mengatakan, dua minggu di lapangan bukanlah waktu yang banyak bagi tim peneliti.

"Saya tidak berpikir mereka punya waktu untuk mendapatkan hasil yang konklusif. Ini lebih seperti komunikasi dan pertukaran informasi," ujar Huang diwartakan Reuters dan dikutip laman Channel News Asia.

"Itu tergantung seberapa rajin mereka dalam menggali informasi baru, tetapi juga tentang seberapa kooperatif dan akomodatif pihak China nantinya," tambahnya.

Sebelumnya, China berusaha menangkal anggapan bahwa virus Corona berasal dari negaranya, merujuk pada makanan beku yang diimpor sebagai media penularan.

China awalnya juga menolak tuntutan untuk penyelidikan internasional setelah pemerintahan Trump menyalahkan Beijing atas virus tersebut. Namun, akhirnya China setuju setelah mendapat banyak tekanan dari negara lainnya.

Kedatangan tim peneliti dari WHO ini, telah menghidupkan kembali kontroversi mengenai apakah China membiarkan virus itu menyebar secara global, dengan bereaksi terlalu lambat pada hari-hari awal penyebarannya.

Sementara WHO mengatakan, kunjungannya ke China adalah misi ilmiah untuk menyelidiki asal-usul virus, bukan upaya untuk menyalahkan salah satu pihak.

 

(Penulis: Rizki Febianto)

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19.

Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Hal Positif untuk Kesembuhan Pasien Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya