Liputan6.com, Jakarta Tidak berhubungan lansung dengan lambung, namun stres karena COVID-19 juga bisa memicu penyakit asam lambung yang bernama Gastroesophageal Reflux Disease (GERD).
Seperti disampaikan dokter penyakit dalam, Rabbinu Rangga Pribadi, GERD adalah penyakit yang disebabkan oleh naiknya asam lambung ke kerongkongan yang menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi.
Baca Juga
"Pada kondisi normal, otot sphincter yang di bawah esofagus pada lambung tertutup. Namun dalam kondisi asam lambung atau GERD, sphincter terbuka sehingga asam di lambung naik sampai kerongkongan," ujarnya di sela-sela Webinar Kesehatan bertajuk Kupas Tuntas Penyakit Asam Lambung, ditulis Sabtu (20/2/2021).
Advertisement
Masalahnya, kata Rabbinu, pandemi COVID-19 membuat banyak orang stres karena sulit bertemu keluarga, kehilangan keluarga serta tidak bisa berkumpul seperti dulu dan lain sebagainya. Stres inilah yang dapat memancing GERD.
"Penelitian menunjukkan, hampir 50 persen pasien GERD melaporkan stres sebagai faktor terbesar yang memperburuk gejala. Ini karena pandemi mungkin berat buat semua orang, nggak cuma dokter," katanya,
Menurut dokter yang berpraktik di RS Cipto Mangunkusumo Jakarta ini, faktor stres bisa memperburuk gejala GERD yang khas seperti rasa terbakar di dada (heartburn) serta rasa makanan yang naik kembali atau mulut terasa asam (regurgitasi).
Simak Video Berikut Ini:
Faktor Lain Pemicu GERD
Dokter yang aktif menjadi Pengurus Besar Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia dan juga berpraktik di Omni Hospital ini pun menyebutkan, selain stres, ada beberapa faktor risiko lain yang menyebabkan GERD seperti:
- Berat badan berlebih
- Merokok
- Anxiety (kecemasan)
- Mengonsumsi makanan yang memicu kenaikan asam lambung seperti makanan pedas
- Makan dalam porsi besar
- Berbaring setelah makan
- Konsumsi obat
- Hamil
Untuk mengobati GERD, lanjut dokter Rabbinu, ada cara untuk menyembuhkan GERD dengan memperbaiki gaya hidup, seperti:
- menjaga berat badan
- olahraga teratur
- setop merokok
- setop mengonsumsi minuman beralkohol
- mengurangi makanan berlemak.
Selebihnya, bisa mengonsumsi obat yang mengandung antasida atau meminta saran dokter untuk obat-obatan seperti omeprazol, lansoprazol, pantoprazol, rabeprazol, esomeprazol.
Advertisement