COVID-19 Varian B117 Masuk Indonesia, Cegah Penularannya dengan Upgrade Masker dan 5M

Kasus COVID-19 varian B117 telah ditemukan di Indonesia pada Selasa 2 Maret 2021. Varian yang pertama kali ditemukan di Inggris ini dilaporkan lebih menular dari varian COVID-19 pertama yaitu D614G.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Mar 2021, 17:03 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2021, 17:03 WIB
Berusaha Menghindari Percikan Air Liur
Ilustrasi Memakai Masker Credit: pexels.com/Polina

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 varian B117 telah ditemukan di Indonesia pada Selasa 2 Maret 2021. Varian yang pertama kali terdeteksi di  Inggris ini dilaporkan lebih menular dari varian COVID-19 pertama yaitu D614G.

Menurut peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia Riza Arief Putranto, PhD. mutasi B117 berkorelasi dengan kenaikan kasus bergejala dan kenaikan kasus kematian sebesar 1.3 kali atau 30 persen pada kasus harian COVID-19 di Inggris.

“Data ini masih sebatas menunjukkan hubungan saja tapi belum bisa diketahui pasti hubungan sebab akibat dan keganasan, ini belum teridentifikasi dengan jelas misalnya kerusakan tubuh, sembuh lama dan lain-lain,” tulis Riza dalam unggahan Instagramnya (@rizaputranto) dikutip Rabu (3/3/2021).

Ia juga menjelaskan tentang pencegahan yang bisa dilakukan untuk melindungi diri dari varian B117 tersebut. Menurutnya, pencegahan yang utama adalah konsisten menerapkan protokol kesehatan.

“Lakukan 5M yaitu memakai masker, upgrade masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, membatasi mobilitas, kemudian jaga kesehatan imun, berdoa, dan tidak perlu panik.”

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut Ini


Perihal Upgrade Masker

Salah satu upaya pencegahan penularan yang disebutkan oleh Riza adalah upgrade masker. Lebih jelas, dokter spesialis penyakit dalam RA Adaninggar mengatakan bahwa upgrade masker merujuk dari rekomendasi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC).

Yakni, masker dobel dengan bagian luar masker kain minimal 3 lapis dan bagian dalam masker medis sebagai tambahan filter.

“Efektivitas filtrasinya lebih dari 90 persen untuk aerosol,” ujarnya kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Rabu (3/3/2021).

Ia juga menambahkan, penggunaan masker yang benar adalah menutup hidung dan mulut dengan pengaplikasian yang pas di wajah. Tidak boleh ada jarak antara wajah dan masker, katanya.


Di Mana Saja Masker Harus Digunakan?

Menurut dokter yang akrab disapa ning itu, masker dapat digunakan di berbagai tempat termasuk:

-Di semua tempat tertutup yang berventilasi buruk.

-Di semua tempat berventilasi baik yang tidak memungkinkan jaga jarak.

-Di semua lingkungan fasilitas kesehatan.

-Di rumah bila sedang ada keluarga yang isolasi mandiri, ada tamu yang datang, digunakan sehari-hari pada pekerja risiko tinggi seperti tenaga kesehatan dan pekerja pelayanan publik.

-Di dekat orang-orang rentan seperti lansia, orang dengan komorbid, dan ibu hamil.


Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar COVID-19 Mati Gaya

Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya
Infografis Pakai Masker Boleh Gaya, Biar Covid-19 Mati Gaya (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya