Liputan6.com, Jakarta - Beredarnya kasus penggunaan kembali alat swab, mengharuskan masyarakat mengetahui bagaimana cara mengidentifikasi penggunaan alat swab yang masih baru dengan yang telah digunakan. Memang sulit diidentifikasi secara kasat mata, tetapi Ahli Patologi Klinik Laboratorium Primaya Hospital Karawang, dr. Hadian Widyarmojo, Sp.PK, menyarankan agar sebelum melakukan swab, baik antigen maupun PCR, masyarakat perlu memastikan bahwa alat swab yang digunakan masih berada di dalam kemasan dan tersegel, katanya, dilansir dari Antara.
Sebagai antisipasi masyarakat dapat meminta petugas swab untuk memperlihatkan bahwa alat swab masih baru di dalam kemasan dan dibuka dihadapan pasien. Setelah itu, barulah petugas menanyakan kembali nama pasien sebelum melakukan pemerikasaan, agar terhindar dari kesalahan identitas.
Baca Juga
Olahraga Apa yang Cepat Menurunkan Kolesterol Tinggi? Tiru Kebiasaan Fanny Ghassani untuk Cegah Kematian Dini
Kolesterol Dilarang Makan Apa? Wamenkes Dante Saksono Ungkap Makanan yang Harus Dihindari untuk Jantung Sehat
Ikuti Kebiasaan Prilly Latuconsina Minum Kopi Hitam, Bantu Turun 10 Kg dan Jaga Kolesterol, Asam Urat, serta Gula Darah
“Anda bisa mencurigai jika tidak melihat alat swab tersebut dibuka dari tempatnya di depan Anda,” ujar Hadian, Sabtu (1/5/2021).
Advertisement
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Bekasi Barat, dr. Dwi Faharyani, Sp.PK, sebelum dilakukan pemeriksaan, petugas perlu menunjukkan kepada pasien bahwa alat masih dalam kemasan belum dipakai.
“Petugas akan membuka bungkus plastiknya sesaat sebelum tindakan swab untuk menjaga agar alat tersebut tetap steril dan mencegah kontaminan,” ujar Dwi.
Selain itu, masyarakat juga tidak diperkenankan untuk membeli alat swab sendiri karena penggunaan alat swab harus dilakukan dalam pengawasan tenaga medis ahli.
Simak Juga Video Berikut Ini
Sekali Pakai
Seluruh alat swab tidak dapat digunakan kembali, karena alat tersebut merupakan alat sekali pakai dan akan dibuang setelah digunakan. Penggunaan kembali alat swab juga memiliki risiko tinggi terhadap penyebaran inveksi virus COVID-19.
“Penggunaan reusable alat swab berisiko tinggi pada kesehatan dn penyebaran infeksi virus COVID-19 kepada pasien lainnya. Perhatikan alat swab tersebut masih baru dan perhatikan perlekatan kemasannya harus dalam keadaan sempurna seperti dari pabrik (bukan memakai lem atau double tape),” kata dr. Selvi Josten, Sp.PK, Dokter Spesialis Patologi Klinik Primaya Hospital Makassar.
Selain segel kemasan, masyarakat juga dapat memerhatikan ciri lain untuk mendeteksi alat swab apakah masih baru atau lama seperti warna pemukaan stik swab yang putih bersih, mulus, tidak terlihat bergerigi, dan tidak beraroma.
Penulis: Rissa Sugiarti
Advertisement