Ragu Terhadap Vaksin AstraZeneca, WHO Beberkan 7 Fakta yang Perlu Diketahui

7 fakta tentang vaksin AstraZeneca yang mesti Anda ketahui.

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 10 Jun 2021, 11:26 WIB
Diterbitkan 10 Jun 2021, 11:25 WIB
Melihat Petugas Medis di Korea Selatan Latihan Suntik Vaksin COVID-19
Petugas medis menghadiri pelatihan cara memberikan suntikan vaksin virus corona di Asosiasi Perawat Korea di Seoul, Korea Selatan (17/2/2021). Korea Selatan berencana untuk memulai inokulasi virus COVID-19 dengan vaksin AstraZeneca pada 26 Februari mendatang. (AP Photo/Ahn Young-joon)

Liputan6.com, Jakarta - Mayoritas pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di Indonesia saat ini menggunakan vaksin AstraZeneca. Termasuk vaksinasi untuk warga DKI Jakarta berusia 18+.

Tidak sedikit orang yang mengaku ragu ikut vaksinasi COVID-19 lantaran masih menggunakan vaksin AstraZeneca yang diketahui merupakan produksi Universitas Oxford, Inggris.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Siti Nadia Tarmizi, yang dihubungi Health Liputan6.com melalui pesan singkat pada Rabu, 9 Juni 2021, mengingatkan bahwa semua vaksin Corona sama baiknya.

Berikut sederet fakta mengenai vaksin AstraZeneca yang perlu diketahui menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dikutip dari situs WHO Int pada Kamis, 10 Juni 2021.

 

Simak Video Berikut Ini

Serba-Serbi Vaksin AstraZeneca

Sentra Vaksinasi Covid-19 bagi PKL dan Pelaku UMKM
Tenaga kesehatan mengambil serum vaksin AstraZeneca sebelum diberikan kepada peserta di Sentra Vaksinasi Covid-19, GOR Kemayoran, Jakarta pada Kamis (3/6/2021). (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Siapa penerima vaksin AstraZeneca?

Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang Imunisasi (SAGE) mengeluarkan rekmendasi sementara terkait penggunaan vaksin AstraZeneca atau AZD1222 pada 11 Februari, yang diperbarui pada 17 Maret 2021 dan 19 April 2021.

SAGE menyebut bahwa orang dengan riwayat reaksi alergi parah terhadap komponen vaksin apa pun tidak dianjurkan vaksinasi dengan AstraZeneca.

Dan, vaksin yang tidak mengandung virus Corona yang tidak dimatikan melainkan menggunakan vektor adenovirus simpanse tidak direkomendasikan untuk populasi kurang dari 18 tahun, sambil menunggu hasil penelitian lebih lanjut.

Apa maksud dari vektor adenovirus simpanse?

Mengutip pernyataan di situs resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), para pengembang vaksin AstraZeneca mengambil virus yang biasa menginfeksi simpanse, kemudian dimodifikasi secara genetika guna memicu respons imun atau viral vector.

Pada vaksin viral vector, kata CDC, virus yang tidak berbahaya ini akan masuk ke dalam sel tubuh manusia lalu mengirim instruksi pembuatan sebagian kecil virus penyebab COVID-19.

"Bagian tersebut merupakan Spike protein yang ditemukan pada permukaan virus Corona," tulis CDC.

Selanjutnya, sel akan menampilkan protein ini, lalu sistem imun manusia akan mengenalinya sebagai benda asing.

Proses ini memicu sistem imun menghasilkan antibodi dan sel-sel imun lainnya guna melawan apa yang dianggap sebagai infeksi.

 

Berapa Dosis yang Dianjurkan?

Sama seperti vaksin COVID-19 yang lain, anjurannya adalah sebanyak dua dosis yang diberikan masing-masing 0,5 ml, dengan selang waktu delapan hingga 12 minggu.

Namun, SAGE, mengatakan, perlu adanya penelitian tambahan guna memahami potensi perlindungan jangka panjang setelah dosis tunggal.

Vaksin AstraZeneca Aman?

Ada dua versin yang telah terdaftar sebagai penggunaan darurat oleh WHO, yaitu produksi AstraZeneca-SKBio (Republik Korea) dan Serum Institute of India.

Ketika sebuah vaksin menjalani pertimbangan SAGE, menandakan bahwa vaksin tersebut, termasuk vaksin AstraZeneca telah menjalani peninjauan dari European Medicine Agency (EMA).

EMA telah menilai secara menyeluruh data mengenai kualitas, keamanan, kemanjuran, sehingga vaksin AstraZeneca direkmendasikan untuk diberikan dengan syarat untuk populasi berusia lebih dari 18.

Komite Penasihat Global untuk Keamanan Vaksin, sekelompok ahli yang memberikan panduan independen dan otoritatif kepada WHO tentang topik penggunaan vaksin yang aman, menerima dan menilai laporan tentang kejadian keamanan yang diduga berpotensi berdampak internasional.

 

Kemanjuran Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca memiliki kemanjuran 63,09 persen terhadap infeksi virus Corona bergejala.

Interval dosis yang lebih lama dalam rentang delapan hingga 12 minggu dikaitkan dengan kemanjuran vaksin yang lebih besar.

Bagaimana terhadap varian baru COVID-19?

SAGE telah meninjau semua data yang tersedia tentang kinerja vaksin dalam pengaturan varian yang menjadi perhatian.

SAGE saat ini merekomendasikan penggunaan vaksin AstraZeneca sesuai dengan Peta Jalan Prioritas WHO, meskipun varian virus Corona ada di suatu negara. Negara-negara harus menilai risiko dan manfaat dengan memertimbangkan situasi epidemiologis mereka.

Temuan awal menyoroti kebutuhan mendesak untuk pendekatan terkoordinasi guna pengawasan dan evaluasi varian dan potensi dampaknya terhadap efektivitas vaksin. Saat data baru tersedia, WHO akan memerbarui rekomendasi yang sesuai.

 

Vaksin AstraZeneca Mencegah Terjadinya Penularan Virus Corona?

 

WHO mengingatkan vaksinasi tanpa tetap menerapkan protokol kesehatan akan sia-sia. Bagaimana juga, setiap orang harus memertahankan protokol kesehatan COVID-19, yaitu;

1. Memakai masker,

2. Menjaga jarak

3. Mencuci tangan

4. Menghindari keramaian

5. Memastikan ventilasi udara di mana saja kita berada dalam keadaan baik.

 

Infografis Perbandingan Vaksin AstraZeneca dan Vaksin Sinovac

Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Perbandingan Vaksin Covid-19 Sinovac dengan AstraZeneca. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya