Liputan6.com, Jakarta Dalam enam hari berturut-turut angka kematian akibat COVID-19 di atas seribu kasus. Kemarin, Kamis 22 Juli 2021 merupakan tambahan kasus meninggal terbanyak selama pandemi COVID-19 menghantam Indonesia yakni 1.449 kasus.
Padahal, di saat bersamaan, Kementerian Kesehatan melaporkan adanya penurunan kasus baru COVID-19 meski juga ada penurunan spesimen yang diperiksa. Lalu, mengapa kondisi ini bisa terjadi?
Baca Juga
Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengatakan adanya angka kematian yang tinggi bersamaan dengan turunnya angka kasus berarti dari beberapa kasus yang bertahan atau tetap sakit selama menjalani perawatan meninggal.
Advertisement
Penyebabnya ada beberapa faktor, salah satunya terlambat mendapat penanganan medis.
"Selain itu maupun akibat riwayat komorbid (penyakit penyerta) yang dimiliki penderita COVID-19," kata Wiku lewat pesan teks ke Health-Liputan6.com.
Â
Gencar 3T
Guna mengendalikan kasus COVID-19 yang kini masih tinggi di banyak daerah, Wiku mengatakan pemerintah gencar melakkan test, tracing, treatment (3T). Semakin dini kasus COVID-19 terjaring maka lebih baik karenan mencegah penularan yang lebih luas.
Selain itu, Wiku mengatakan akan ada penambahan kapasitas pelayanan kesehatan sehingga pasien COVID-19 bisa mendapatkan perawatan optimal.
"Menambah kapasitas pelayanan kesehatan agar pasien yang sakit dapat pelayanan kesehatan yang baik. Sehingga peluang kesembuhan tinggi," kata Wiku.
Advertisement