Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan virus Corona SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 tidak akan hilang dalam waktu cepat. Mungkin butuh waktu 5-10 tahun lagi kita tetap hidup dengan virus Corona.
"Pandemi ini tidak akan hilang dengan cepat. Mungkin akan menjadi epidemi. Dan, kita harus hidup dengan mereka 5 tahun atau 10 tahun lagi," kata Budi dalam konferensi pers di YouTube Kemenkeu pada 16 Agustus 2021.
Advertisement
Baca Juga
Oleh karena itu hal yang bisa dilakukan adalah mengurangi laju penularan virus Corona. Musuh pandemi ini, kata Budi, adalah penularannya yang begitu cepat.
Jangan sampai jumlah orang yang tertular melebihi kapasitas tempat tidur di rumah sakit atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Kapasitas rumah sakit untuk COVID-19 saat ini adalah 120 ribu tempat tidur.
"Jadi, fokus kita tidak menghapus pandemi tapi bagaimana bisa mengendalikan penularan selalu di bawah kapasitas dari layanan kesehatan kita," kata Budi.
Tiga Langkah Tekan Laju Penularan COVID-19
Dalam menekan laju penularan, ada tiga cara yang dilakukan pemerintah. Yakni perubahan perilaku atau dikenal dengan 3M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun, menjaga jarak). Kedua, melakukan testing, lacak dan isolasi dengan baik. Ketiga yakni lewat imunisasi.
"Kita harus mengurangi laju penularan. Memakai masker misalnya bisa menurunkan risiko penularan 95 persen,"katanya.
Lalu, di poin ketiga yagn dilakukan adalah vaksinasi. Hingga saat ini sudah ada 83 juta dosis vaksin COVID-18 yang sudah disuntikkan. Presiden Joko Widodo menargetkan agar 50 juta orang bisa divaksin dalam waktu 7 minggu.
Budi mengatakan bahwa vaksinasi akan diprioritaskan pada daerah dengan kasus kematian tinggi dan kasus konfirmasi tinggi. Dari sekian banyak wilayah, DKI Jakarta dan Bali sudah mencapai penetrasi vaksinasi COVID-19 yang tinggi.
"Tiga strategi kesehatan ini yakni perubahan perilaku, deteksi dan vaksinasi ini akan terus berjalan selama pandemi berubah menjadi epidemi. Jadi, jangan kendorkan, ini menjadi bagian dari new normalnya kita," tutup Budi.
Advertisement