Liputan6.com, Jakarta - Dokter jantung Primaya Hospital Bekasi Barat, Fachmi Ahmad, mengatakan, terlalu sering kerja lembur dapat memicu penyakit jantung.
Menurut Fachmi, kerja lembur kemungkinan besar mengurangi waktu tidur sehingga berpotensi menyebabkan penyakit jantung.
Sebab, kerja lembur juga berkaitan erat dengan tekanan darah tinggi, stres, dan pola makan tidak sehat yang merupakan faktor risiko penyakit jantung.
Advertisement
Fachmi, menambahkan, pekerjaan yang memakan waktu panjang, menggunakan sistem bergilir atau shift, berbeban berat, terpapar karbon monoksida atau polutan lain, dan duduk dalam waktu lama juga berpotensi memicu penyakit jantung.
Baca Juga
“Demi jantung sehat, waktu kerja maksimal yang disarankan adalah delapan jam sehari selama lima hari dalam satu pekan. Sedangkan waktu lembur maksimal dua jam,” kata Fachmi dalam seminar daring Primaya Hospital belum lama ini.
Selain bekerja delapan jam per hari, pekerja harus rutin bergerak aktif di sela-sela pekerjaan agar terhindar dari penyakit jantung. Durasi aktivitas seperti berdiri dan berjalan yang disarankan adalah lima menit untuk setiap satu jam bekerja.
Adapun kudapan saat bekerja yang direkomendasikan demi jantung sehat adalah kacang-kacangan, buah, dan sayuran. Rutin menjalani pemeriksaan kesehatan atau medical check-up juga penting bagi pekerja.
Akibat Kurang Tidur
Sering kerja lembur berimbas pada pola tidur yang tidak teratur. Ini juga berpengaruh terhadap kesehatan jantung.
Banyak penelitian menunjukkan kurang tidur dan pola tidur yang terganggu memiliki dampak serius terhadap kesehatan dalam jangka panjang, termasuk penyakit jantung, lanjut Fachmi.
Tidur memberi kesempatan tubuh untuk memulihkan diri agar bisa berfungsi normal saat siang hari. Saat tidur, detak jantung menjadi pelan dan tekanan darah turun sehingga tekanan pada jantung berkurang.
Bila kurang tidur, beban kerja jantung terus bertambah dan bisa mengakibatkan kerusakan.
Dalam sehari, setidaknya seseorang harus tidur tujuh jam untuk mengurangi risiko penyakit kronis, termasuk masalah jantung. Total jam tidur tersebut bisa dicicil dalam sehari. Misalnya siang tidur dua jam dan malam dua jam.
“Tidurlah sesuai kebutuhan. Tidak ada rumus pasti untuk waktu tidur. Rekomendasinya adalah seseorang harus bisa tidur dalam 15 menit setelah merebahkan diri, lalu bangun tanpa alarm pada pagi harinya dengan segar,” ujar Fachmi.
Advertisement
Memicu Stres
Kurang tidur atau kurang istirahat juga bisa memicu stres yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung.
Tingkat stres kronis bisa menyebabkan penyakit jantung karena berbagai gejala yang menyertai seperti insomnia atau gangguan tidur dan depresi yang mengarah ke gaya hidup tidak sehat.
Berbagai studi juga menemukan stres dalam jangka panjang bisa meningkatkan kadar kolesterol, gula darah, dan tekanan darah.
“Untuk menyehatkan jantung, olahraga apapun pada dasarnya baik untuk kesehatan jantung asalkan dilakukan dengan tepat dan sesuai kemampuan," katanya.
“Jenis olahraga terbaik adalah yang berupa aerobik, seperti jogging, berenang, jalan cepat, dan bersepeda. Lakukan olahraga tersebut rata-rata 40 menit sehari selama tiga atau empat kali dalam satu pekan,” Fachmi menekankan.