Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 di Inggris yang sedang melonjak harus menjadi peringatan masyarakat Indonesia. Bahwa masyarakat tidak boleh lengah di tengah melandainya kasus COVID-19 di Tanah Air.
Saat ini, bertambah lebih dari 50.000 orang terinfeksi COVID-19 di Inggris. Namun, Pemerintah Inggris menyatakan, jumlah pasien COVID-19 rawat inap dan kematian tetap rendah, berkat dukungan program vaksinasi yang cukup tinggi.Â
Advertisement
Baca Juga
Terkait lonjakan COVID-19 di Inggris, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G. Plate menyampaikan, Pemerintah kembali mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada dan mempertahankan disiplin protokol kesehatan, seiring dengan program vaksinasi yang terus digencarkan.
“Kita ketahui, sejumlah negara mengalami lonjakan kasus COVID-19, meski cakupan vaksinasi sudah cukup tinggi. Kali ini di Inggris, setelah sebelumnya beberapa negara Eropa lainnya, seperti Rusia," jelas Plate melalui pernyataan tertulis yang diterima Health Liputan6.com pada Jumat, 22 Oktober 2021.
"Hal ini adalah pengingat bagi kita semua, ancaman COVID-19 masih ada. Kita tidak boleh lengah walau saat ini kondisi pandemi di Indonesia tertangani baik."
Â
** #IngatPesanIbuÂ
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Bukti Pandemi COVID-19 Belum Usai
Di tengah lonjakan COVID-19, Inggris termasuk salah satu negara dengan capaian vaksinasi di atas 70 persen.
Berdasarkan Our World Data hingga 19 Oktober 2021, cakupan vaksinasi di Inggris sudah mencapai 73,7 persen untuk dosis pertama dan 67,6 persen dosis kedua.
“Lonjakan kasus COVID-19, baik di Inggris maupun Rusia adalah bukti nyata bahwa pandemi belum usai," pesan Johnny G. Plate.
"Vaksinasi terbukti menjadi faktor penting untuk menekan risiko kematian. Oleh karena itu, segerakan vaksinasi dan tetap gunakan masker, menjaga jarak juga mencuci tangan."
Advertisement