Kasus COVID-19 Global Kembali Meningkat untuk Pertama Kalinya dalam Dua Bulan Terakhir

Waspada terhadap meningkatnya kasus COVID-19 di dunia

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 29 Okt 2021, 10:16 WIB
Diterbitkan 29 Okt 2021, 10:16 WIB
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.
Tedros Adhanom Ghebreyesus (tengah), direktur jenderal Organisasi Kesehatan Dunia, berbicara pada konferensi pers tentang pembaruan COVID-19, di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss.(Salvatore Di Nolfi/Keystone via AP)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus melaporkan jumlah kasus dan kematian global akibat COVID-19 sekarang meningkat untuk pertama kalinya dalam dua bulan.

Hal ini berkaitan dengan peningkatan kasus COVID-19 berkelanjutan di Eropa yang melebihi jumlah penurunan di wilayah lain.

“Ini adalah pengingat lain bahwa pandemi COVID-19 masih jauh dari selesai. Pandemi tetap ada salah satunya karena akses yang tidak adil terhadap alat kesehatan,” ujar Tedros dalam keterangan pers pada Kamis, 28 Oktober 2021.

Tes 80 kali lebih banyak dan vaksin 30 kali lebih banyak telah diberikan di negara-negara berpenghasilan tinggi ketimbang negara-negara berpenghasilan rendah, lanjutnya.

Jika 6,8 miliar dosis vaksin yang diberikan secara global sejauh ini telah didistribusikan secara adil, WHO sudah mencapai target 40 persen di setiap negara sekarang.

“Petugas kesehatan dan orang-orang yang rentan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah tetap tidak terlindungi, oksigen tidak sampai ke mereka yang membutuhkannya, dan kurangnya pengujian membuat banyak negara buta tentang bagaimana virus itu beredar," katanya.

Upaya WHO

Tedros menambahkan, ini adalah skenario yang harus dicegah oleh Access to COVID-19 Tools (ACT) Accelerator tahun lalu.

Sejauh ini, WHO dan mitranya telah mengirimkan 425 juta dosis vaksin ke 144 negara melalui COVAX, termasuk 300 juta dosis hanya dalam empat bulan terakhir.

“Kami telah mengirimkan lebih dari 128 juta tes dan kami telah meningkatkan pasokan oksigen, peralatan pelindung diri, dan perawatan, termasuk hampir 3 juta dosis deksametason.”

“Tetapi Akselerator ACT sejauh ini telah dicegah untuk memenuhi potensinya oleh kendala pasokan dan pembiayaan yang parah.”

Semua Negara Masih Berisiko Terpapar Varian Baru

Semua negara, termasuk negara-negara berpenghasilan tinggi, terus berisiko tinggi terpapar varian baru COVID-19, lanjutnya.

Paparan varian baru dapat menginfeksi mereka yang telah divaksinasi penuh, mempertaruhkan efektivitas alat yang dimiliki, dan mempertaruhkan pengenalan kembali langkah-langkah kesehatan masyarakat yang lebih ketat.

“Penularan varian Delta yang tinggi telah memperkuat apa yang telah kami katakan sejak kami menyiapkan Akselerator ACT: vaksin saja tidak akan mengakhiri pandemi. Kami membutuhkan semua alat, vaksin, tes, perawatan, APD, dan tindakan kesehatan masyarakat untuk melawan COVID-19 dan menyelamatkan nyawa serta mata pencaharian,” pungkasnya.

Infografis Tekan Mobilitas Warga Demi Cegah Lonjakan Kasus COVID-19

Infografis Tekan Mobilitas Warga Demi Cegah Lonjakan Kasus Covid-19
Infografis Tekan Mobilitas Warga Demi Cegah Lonjakan Kasus Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya