Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin memastikan fasilitas karantina sudah siap menerima banyaknya Warga Negara Indonesia (WNI) yang pulang dari luar negeri, terutama para Pekerja Migran Indonesia (PMI). PMI yang pulang mendapat fasilitas karantina terpusat dengan biaya ditanggung pemerintah.
"Jadi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah mempersiapkan semua fasilitas karantina (terpusat) yang dulu kita pakai, seperti Wisma Atlet, Rusun Nagrak, kemudian juga penjajakan di Wisma Haji," kata Budi Gunadi saat Konferensi Pers Mingguan Update Penanganan Pandemi COVID-19 pada Senin, 27 Desember 2021.
Advertisement
Baca Juga
Fasilitas karantina terpusat tak hanya disiapkan di area Jakarta saja, melainkan di sejumlah daerah lain, yang dekat dengan lalu lintas dari pintu kedatangan pelaku perjalanan luar negeri, baik di darat maupun laut.
Estimasi jumlah WNI yang akan pulang ke Indonesia, lanjut Budi Gunadi, juga sudah diperhitungkan. Hal ini menyangkut kapasitas fasilitas karantina terpusat yang tersedia.
"Demikian juga (fasilitas karantina) sudah kita persiapkan di Surabaya juga di daerah-daerah kedatangan luar negeri, misal di pelabuhan (laut) di Batam dan darat, yang ada di Entikong," katanya.
"Kita sudah menghitung juga berapa orang yang pulang ke Indonesia, selain yang libur. Ini juga digunakan oleh para PMI. Kita lihat banyak yang datang dari Malaysia dan itu sudah kita hitung jumlahnya."
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua
Fasilitas Karantina Terpusat Masih Cukup
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menambahkan, fasilitas karantina terpusat sudah cukup tersedia menerima PMI yang pulang dari luar negeri. Adapun WNI yang bertujuan wisata, fasilitas karantina mandiri di hotel/penginapan dengan biaya sendiri juga sudah disiapkan.
"Sampai hari ini, (ketersediaan fasilitas karantina) masih cukup. Kita sudah membuat persiapan-persiapan manakala keadaan ini memburuk," tambahnya.
Dalam upaya surveilans di dalam negeri, Indonesia mengetatkan pintu masuk kedatangan luar negeri. Tes PCR dengan metode tes PCR metode S-Gene Target Failure (SGTF) untuk mendeteksi kemungkinan Omicron sudah dipasang di pintu masuk Indonesia.
"Di Amerika, sudah sangat menjalar varian Omicron, barusan saya dapat berita. Itu sebabnya, sekali lagi yang paling penting buat kita adalah menahan dan menyaring sebanyak mungkin orang yang datang dari luar negeri," pungkas Luhut.
Advertisement