Kasus Omicron Tambah Lagi: Total 506 Orang, 84 Diantaranya Transmisi Lokal

Pada Senin 10 Januari 2022 Kementerian Kesehatan mencatat ada penambahan 92 kasus konfirmasi Omicron. Dengan demikian, kasus konfirmasi Omicron hingga tanggal tersebut adalah 506 kasus.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 12 Jan 2022, 10:13 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2022, 10:13 WIB
Suasana Wisma Atlet Kemayoran Pasca Temuan Kasus Covid-19 Varian Omicron
Sejumlah pasien Covid-19 saat menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (16/12/2021). Menkes Budi Gunadi Sadikin mengumumkan temuan kasus Covid-19 varian Omicron dari pekerja kebersihan di RSDC Wisma Atlet Kemayoran. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Pada Senin 10 Januari 2022 Kementerian Kesehatan mencatat ada penambahan 92 kasus konfirmasi Omicron. Dengan demikian, kasus konfirmasi Omicron hingga tanggal tersebut adalah 506 kasus.

Dari jumlah tersebut, 84 kasus merupakan transmisi lokal. Sisanya berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Selain kasus konfirmasi, angka probable juga terus mengalami peningkatan. Hingga Senin terdeteksi sebanyak 1.384 kasus probable yang didapatkan dari S-Gene Target Failure (SGTF).

Terkait situasu ini, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyampaikan bahwa hasil Whole Genome Sequencing (WGS) menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi.

“Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi Omicron cenderung mengalami peningkatan, dari pemeriksaan SGTF, kasus probable Omicron pada PPLN cenderung meningkat, hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi,” kata Nadia dalam keterangan pers Rabu (12/1/2021).

Simak Video Berikut Ini

Peningkatan Kasus Harian

Peningkatan kasus Omicron berpengaruh pula pada peningkatan kasus harian yang tercatat naik hingga dua kali lipat.

“Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan dari angka kasus harian di mana dari jumlah 454 menjadi 802, naik hampir dua kali lipat,” kata Nadia.

Ia juga mengimbau masyarakat untuk bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

Namun, dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit.

Untuk itu, lanjut Nadia, pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah.

“Kami bekerja sama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien COVID-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah, agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin” ucap Nadia.

Dari Sisi Pengobatan

Selain itu dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien COVID-19 dengan gejala ringan.

Dari sisi Tracing, tambah Nadia, akan dilakukan penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. Selain itu, akan dilakukan pemeriksaan WGS pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulannya.

Pemerintah juga memulai vaksinasi booster COVID-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas, untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari COVID-19 termasuk Omicron, tutup Nadia.

Infografis Jurus Kemenkes Cegah Laju Omicron

Infografis Jurus Kemenkes Cegah Laju Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Kemenkes Cegah Laju Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya