Anak Batuk Pilek di Tengah Kasus Omicron Tinggi, Kapan Perlu Tes PCR?

Bila anak sering bepergian keluar rumah seperti sekolah atau main bersama tetangga, serta di rumah ada orang yang memiliki risiko besar bila terpapar COVID-19 sebaiknya segera swab tes PCR.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 28 Feb 2022, 10:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 10:00 WIB
Bacaan Doa untuk Kesembuhan Anak Ketika Sakit Batuk dan Pilek
Ilustrasi Anak Batuk Pilek Credit: pexels.com/Moana

Liputan6.com, Jakarta Batuk pilek pada anak adalah hal biasa. Namun, bila batuk pilek di tengah pandemi apalagi di saat kasus COVID-19 gelombang Omicron sedang tinggi tentu bikin orangtua bertanya-tanya apakah sakit biasa atau terinfeksi COVID-19.

Untuk menegakkan status COVID-19 tentu perlu dengan tes PCR yang merupakan golden standard. Bila anak sering bepergian keluar rumah seperti sekolah atau main bersama tetangga, serta di rumah ada orang yang memiliki risiko besar bila terpapar COVID-19 sebaiknya segera swab.

"Dalam situasi pandemi, apalagi anak banyak berinteraksi dengan banyak orang, termasuk ada orang berisiko tinggi (lansia, punya komorbid, dan belum divaksinasi) bila batuk pilek maka harus tes PCR," kata Anggota Satgas COVID-19 UKK Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Nastiti Kaswandani.

Ada banyak pemicu seseorang alami batuk pilek yang merupakan respons tubuh yang muncul bila ada bakteri dan virus yang menyebabkan gejala infeksi saluran pernapasan akut (ISPA). Maka dari itu, penegakkan diagnosis diperlukan juga karena spektrum gejala COVID-19 varian Omicron bervariasi dari yang bergejala sampai yang alami sesak napas karena radang paru akut.

"Sehingga ya paling baik dengan pemeriksaan tes PCR untuk menyingkirkan kemungkinan bahwa batuk pilek itu bukan karena COVID-19," kata Nastiti dalam Instagram Live di akun IDAI ditulis Minggu, 27 Februari 2022.

 

Bila Tak Mau Swab: Segera Isolasi Mandiri

Bila anak tidak jalani swab PCR serta sebelum batuk pilek anak sekolah atau bermain dengan tetangga-tetangga serta di rumah ada orang yang berisiko maka lebih baik anak menjalani isolasi mandiri agar tidak membahayakan orang yang berisiko tinggi di rumah seperti kakek atau nenek yang sudah punya riwayat diabetes.

"Kalau tidak mau periksa, isolasi diri agar tidak membahayakan yang lain apalagi ada yang berisiko tinggi," kata Nasititi.

Meski hanya gejala ringan seperti batuk pilek, bila memang itu terpapar COVID-19 maka anak tetap bisa menularkan ke orang lain yang ada di dalam rumah.

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak.

Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 5 Tips Pakai Masker Cegah Covid-19 untuk Anak. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya