Jalani Ramadhan Tanpa Orang Terkasih, Psikolog Bagi Tips Cara Melewati Dukacita

COVID-19 bisa jadi telah merenggut anggota keluarga tersayang. Perpisahan untuk selama-lamanya membuat Ramadhan kali ini mungkin terasa berbeda. Namun, apa yang harus dilakukan ketika kembali ingat orang tersebut?

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 03 Apr 2022, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Apr 2022, 06:00 WIB
Ilustrasi duka cita
Ilustrasi duka cita saat menjalani Ramadhan Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Masyarakat Indonesia sudah menjalani dua kali Ramadhan di tengah pandemi COVID-19 dan kini hendak masuk kali ketiga.

Tak sedikit pula orang-orang kehilangan anggota keluarganya akibat COVID-19 dan kini harus melalui Ramadhan tanpa orang terkasih. Hal ini dapat memicu kesedihan atau duka cita.

Menanggapi kondisi ini, psikolog Oktina Burlianti menjelaskan bahwa duka cita merupakan sebuah proses yang terdiri dari lima tahap. Kelima tahap tersebut yakni penolakan, marah, menawar, depresi, dan menerima.

“Harus dipahami duka cita ini adalah sebuah proses. Jahat banget kalau ada orang yang bilang ‘Lu itu jangan sedih, udah lah cuman segini aja’ atau ‘enggak boleh nangis, saya saja dulu waktu kehilangan suami saya...’ aduh itu jahat banget karena pengalaman setiap orang pasti beda,” ujar psikolog yang akrab disapa Uli dalam Virtual Class Liputan6.com pada 30 Maret 2022.

Simak Video Berikut Ini

Ramadhan Waktu untuk Merenung

Lebih lanjut Uli menjelaskan, penolakan adalah kondisi di mana seseorang belum bisa menerima kenyataan dan seolah tak percaya dengan apa yang terjadi.

“Tapi ketika seseorang mulai masuk ke tahap kedua yaitu marah, dia pelan-pelan menerima kenyataan. Setiap tahapannya walaupun menyakitkan tapi itu menunjukkan bahwa manusia berproses untuk menerima kesedihan hingga puncaknya yaitu menemukan makna.”

Menurut Uli, bulan Ramadhan adalah bulan yang tepat untuk merenung dan menemukan makna dari kesedihan-kesedihan yang sudah dialami.

“Kesedihan ini bukan sesuatu yang harus dihindari karena enggak bisa dihindari, kita harus terima. Satu-satunya cara melewati kesedihan adalah menerima dan melewatinya. Itu bukan sesuatu yang buruk sama sekali, justru manusia juga tumbuh dari kesedihan bukan cuma kebahagiaan,” ujar Uli.

 

 

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi COVID-19

Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19
Infografis Aman Berpuasa Saat Pandemi Covid-19 (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya