Liputan6.com, Jakarta Vaksin COVID-19 dalam negeri Inavac dan Indovac yang sedang dipersiapkan mendapatkan izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization/EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, tidak kalah bagus dari vaksin luar negeri seperti Pfizer atau Moderna.
Menurut epidemiolog dan pengajar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan Universitas Gadjah Mada (UGM), Bayu Satria Wiratama, penggunaan Inavac dan Indovac nanti punya kemampuan perlindungan sama saja dengan vaksin Pfizer atau Moderna.
Baca Juga
Apabila kedua vaksin COVID-19 tersebut sudah mendapatkan izin EUA dan siap digunakan, maka masyarakat tidak perlu cemas dengan produk vaksin dalam negeri. Laporan sementara, vaksin Inavac dan Indovac memiliki efikasi baik membentuk antibodi di atas 50 persen.
Advertisement
"Selama vaksin COVID-19 dalam negeri sudah melalui uji klinik fase 3, tentu direkomendasikan untuk digunakan di Indonesia dan tidak ada bedanya -- dengan vaksin luar negeri. Jadi, masyarakat enggak perlu takut," terang Bayu saat sesi Talkshow: Bebas Bepergian Asal Sudah Booster? di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Jumat, 2 September 2022.
"Enggak perlu lagi milih-milih, 'Oh saya mau Pfizer, mau Moderna.' Kalau vaksin buatan Indonesia ini sudah lulus uji klinik fase 2, sudah bisa digunakan, tentu sama bagusnya dengan Moderna dan Pfizer, sehingga enggak perlu khawatir vaksin produksi dalam negeri hasilnya tidak bagus. Ya enggak gitu, karena vaksinnya pasti melewati hasil uji klinik, dinilai efikasi, dan direkomendasikan buat vaksinasi."
Efikasi Cukup Menjanjikan
Guru Besar Mikrobiologi Fakulas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Amin Soebandrio merespons baik kehadiran Inavac dan Indovac. Seperti diketahui, Inavac adalah nama baru Vaksin Merah Putih yang dikembangkan Universitas Airlangga (Unair) Surabaya dan PT Biotis Pharmaceutical Indonesia.
Sementara itu, Indovac adalah nama baru Vaksin COVID-19 BUMN hasil kerja sama BUMN Farmasi, PT Bio Farma dengan Baylor College of Medicine, Amerika Serikat (AS). Nama baru ini diberikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ini merupakan satu kemajuan yang luar biasa bahwa kita bisa menyediakan vaksin sendiri ya walaupun saat keduanya memang sedang fase ketiga uji klinik. Tapi diharapkan dalam waktu, tidak terlalu lama sudah bisa mendapatkan izin edar EUA, sehingga bisa dipakai," jelas Amin.
"Dari hasil uji klinik sementara, hasilnya cukup cukup menjanjikan. Artinya, sesuai dengan kriteria Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni efikasi di atas 50 persen itu sudah bisa dipergunakan. Sejauh ini, menunjukkan keamanan dan efikasi yang baik seingga bisa dipakai."
Saat ini, Inavac dan Indovac masih dalam tahapan uji klinik fase 3. Kelengkapan data interm uji klinik terus dilakukan demi mendapatkan izin EUA sehingga bisa segera digunakan untuk vaksinasi COVID-19 masyarakat.
Advertisement
Sasaran Penggunaan Lebih Luas
Jika sudah mendapatkan izin EUA dari BPOM, Amin Soebandrio menambahkan, perluasan penggunaan sasaran yang akan mendapatkan vaksin Inavac dan Indovac perlu dimatangkan kembali. Hal tersebut juga harus diiringi dengan kajian lebih lanjut, termasuk untuk booster dan vaksinasi anak.
"Kalau sudah ada EUA, itu (Inavac dan Indovac) akan dipakai untuk vaksinasi primernya, yakni vaksinasi dosis 1 dan 2," tambahnya.
" Nanti harus diikuti dengan kajian lebih lanjut, apakah bisa dipakai untuk booster dan selanjutnya termasuk rentang usia, apakah bisa dipergunakan pada usia produktif ya sampai 49 tahun, 50 tahun atau sampai usia lanjut atau untuk anak-anak maupun bayi. Nah, itu terus masih terus dikaji. Tapi sekarang produknya sudah ada gitu ya, sedang melalui uji klinik fase 3."
Pengembangan vaksin Inavac menggunakan platform inactivated virus yang direncanakan merekrut 4.005 subjek. Vaksin ini dikembangkan dari hulu atau awal tahapan pengembangan vaksin baru dengan menggunakan Virus SARS-CoV-2 yang diisolasi dari pasien COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur.
Vaksin Indovac menggunakan platform berbasis rekombinan. Pengembangan vaksin COVID-19 sendiri merupakan hasil kerja sama dengan Baylor University College of Medicine dalam penyediaan seed (15 persen) dan dikembangkan di Bio Farma (85 persen).
Pengajuan Proses Booster
Adapun strategi BPOM untuk mendukung vaksin COVID-19 dalam negeri, khususnya Vaksin Merah Putih Inavac dan Vaksin BUMN Indovac, antara lain:
Vaksin Merah Putih Inavac
- Penyiapan dokumen mutu paralel dengan proses uji klinik dan registrasi
- Uji klinik Fase 1 dan 2 sudah sampai follow up 3 bulan sedangkan uji klinik Fase 3 memasuki penyelesaian penyuntikan dosis kedua dan follow up study
Sedang proses pengajuan protokol uji klinik vaksinasi primer anak dan booster dewasa
Vaksin BUMN Indovac
Formula vaksin dengan Ajuvan CpG + Alum:
- Penyiapan dokumen mutu paralel dengan proses uji klinik dan registrasi
- Uji klinik Fase 1 sudah sampai follow up 5 bulan, Fase 2 follow up 3 bulan, sedangkan uji klinik Fase 3 memasuki follow up 48 hari
Sedang proses pengajuan protokol uji klinik vaksinasi primer anak dan booster dewasa
Advertisement