Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengingatkan masyarakat pentingnya protokol kesehatan (prokes) COVID-19 yang masih perlu dijalankan. Masyarakat diharapkan berupaya menjaga kesehatan supaya tidak dilanda sakit.
Pentingnya prokes juga menjadi salah satu strategi yang harus dibangun dalam masa transisi pandemi menuju endemi COVID-19. Kondisi ini juga seiring pencabutan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
Baca Juga
"Prokes itu penting. Menjaga agar jangan sampai jatuh sakit lebih penting daripada mengobati yang sakit. Prokesnya kita kan cuma 3M itu, ya pakai masker, cuci tangan, jaga jarak saja yang dijalani," pesan Budi Gunadi di Istana Negara Jakarta baru-baru ini.
Advertisement
"Teman-teman jangan lupa rajin cuci tangan. Kemudian kalau lihat kerumunan banyak ya pakai masker, Kalau kelihatan cuma sedikit ya enggak apa-apa, kalau di luar (ruangan terbuka) itu enggak apa-apa (tidak memakai masker)."
Penggunaan masker setelah PPKM dicabut juga dianjurkan terutama di ruang tertutup dan kerumunan. Apabila merasa sehat di ruang terbuka, maka individu dibebaskan, boleh saja lepas masker.
"Tapi kalau masuk rumah sakit yang kemudian banyak orangnya, ya pakai masker. Nah, itu prokes normal yang harus tetap dijalankan. Dan saya rasa bukan cuma untuk kali ini, tapi (buat) ke depannya (nanti)," imbuh Budi Gunadi.
Protokol Kesehatan dan Perilaku Hidup Bersih
Pada konferensi pers Juni 2022, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito mengajak seluruh masyarakat untuk mulai menerapkan dua hal penting dalam pencegahan COVID-19, yaitu protokol kesehatan yan bukan hanya 3M, melainkan 5M.
Kemudian ditambah dengan penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Beberapa contoh penerapan protokol kesehatan dan PHBS yang wajib kita laksanakan bersama, antara lain:
- Mencuci tangan menggunakan sabun
- Menjaga jarak
- Menggunakan masker
- Mengurangi mobilitas
- Menghindari kerumunan
- Makan makanan yang bergizi seperti buah dan sayur
- Beraktivitas fisik minimal 30 menit dalam sehari
Bagi pelaku perjalanan juga penting untuk menerapkan prokes, di antaranya:
- Menggunakan masker kain 3 lapis atau medis yang menutup hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna
- Mengganti masker secara berkala setiap empat jam, dan membuang pada pembuangan limbah masker yang telah disediakan
- Mencuci tangan secara berkala menggunakan sabun atau hand sanitizer setelah menyentuh benda yang disentuh oleh orang lain sebelumnya
- Menjaga jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain dan menghindari kerumunan
- Diimbau untuk tidak berbicara satu arah maupun dua arah melalui telepon ataupun secara langsung sepanjang perjalanan
Advertisement
Vaksinasi Booster Tetap Berjalan
Selain protokol kesehatan, Menkes Budi Gunadi Sadikin kembali mengimbau masyarakat yang belum vaksinasi COVID-19 lengkap (dosis 1 dan 2) serta booster untuk segera ke fasilitas kesehatan (faskes) terdekat.
Vaksinasi dapat memberikan perlindungan terhadap infeksi COVID-19. Pemerintah menargetkan 70 persen populasi dari 270 juta penduduk Indonesia menerima vaksinasi COVID-19.
"Vaksinasi booster tetap dijalankan terutama yang belum. Yang masuk rumah sakit dan meninggal itu kebanyakan belum divaksin, kan kita (target vaksinasi) 70 persen," lanjut Budi Gunadi.
"Tapi kan masih banyak (yang belum divaksin), itu yang harus divaksin terutama orangtua."
Berdasarkan data Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 3 Januari 2023 pukul 12.00 WIB, persentase cakupan vaksinasi nasional, sebagai berikut:
- Vaksinasi dosis 1 86,95 persen
- Vaksinasi dosis 2 74,49 persen
- Vaksinasi dosis 3 atau booster pertama 29,23 persen
- Vaksinasi dosis 4 atau booster kedua 5,11 persen
Bantu Tingkatkan Imunitas
Pada konferensi pers PPKM, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengimbau masyarakat untuk meningkatkan imunitas dengan menggencarkan vaksinasi COVID-19. Perlu kesadaran bagi masyarakat untuk vaksinasi sendiri.
"Kesadaran vaksinasi harus terus digalakkan karena ini akan membantu meningkatkan imunitas dan masyarakat harus semakin mandiri dalam mencegah penularan, mendeteksi gejala, dan mencari pengobatan," ucapnya di Istana Negara Jakarta, Jumat (30/12/2022).
Tak hanya itu saja, mekanisme untuk vaksinasi booster harus terus berjalan.
"Aparat dan lembaga pemerintah tetap harus siaga. Fasilitas kesehatan di semua wilayah harus siap siaga dengan fasilitas dan tenaga kesehatan, pastikan mekanisme vaksinasi di lapangan tetap berjalan, utamanya vaksinasi booster," sambung Jokowi.
Perihal pencabutan PPKM, Jokowi menyebut Pemerintah sudah mempertimbangkan matang yang dilandasi cakupan imunitas penduduk tinggi. Hasil ini dari sero survei antibodi yang dilakukan Kemenkes.
"Kemudian ini yang juga penting, pencabutan PPKM ini juga dilandasi oleh tingginya cakupan imunitas penduduk. Jadi dari sero survei, ini kalau kita lihat angkanya di Desember 2021 itu berada di 87,8 persen, 87,8 persen, di Juli 2022 ini berada di atas 98,5 persen," paparnya.
"Artinya, kekebalan kita ini secara komunitas berada di angka yang sangat tinggi. Dan jumlah vaksinasi sampai hari ini berada di angka 448.525.478 dosis. Ini juga sebuah angka yang tidak sedikit."
Advertisement