Liputan6.com, Jakarta Capaian vaksinasi COVID-19 Indonesia berhasil masuk lima besar dunia. Indonesia menduduki peringkat ke-5 setelah Tiongkok, India, Amerika Serikat (AS), dan Brasil, sebagaimana data yang dihimpun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 4 Januari 2023 pukul 11.25 WIB.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin memaparkan, hampir 204 juta orang penduduk Indonesia yang telah mendapatkan vaksin COVID-19. Jumlah tersebut dari total akumulatif sasaran vaksinasi sebesar 234 juta orang, yang sudah mencakup kelompok anak-anak dan dewasa.
Baca Juga
"Untuk vaksinasi, kami bisa laporkan di sini bahwa Indonesia sekarang sudah masuk peringkat 5 besar dunia. Kita ada di bawah Amerika, China dan India," paparnya saat konferensi pers 'Kinerja Kementerian Kesehatan Tahun 2022 dan Program Kerja 2023' di Gedung Kemenkes RI Jakarta pada Kamis, 5 Januari 2023.
Advertisement
"Kita sudah memberikan hampir 450 juta dosis vaksin yang disuntikkan ke 204 juta orang dari 234 juta orang. Dari 204 juta orang ini khususnya yang masuk target populasi itu anak-anak dan dewasa."
Untuk sasaran usia anak-anak 6 tahun, cakupan vaksinasi COVID-19 dosis 1 di angka 86,95 persen dan dosis 2 di angka 74,49 persen. Pada sasaran usia 12 tahun, dosis 1 di angka 97,98 persen dan dosis 2 di angka 83,93 persen.
Kemajuan capaian vaksinasi COVID-19 nasional, menurut Budi Gunadi, berujung pada penurunan kasus Corona. Pencegahan penularan virus Corona berhasil dilakukan melalui upaya vaksinasi.
"Kita juga bisa lihat bahwa vaksinasi ini sudah berhasil menurunkan secara drastis kasus COVID-19 di Indonesia. Hal ini menunjukkan bahwa program vaksinasi kita ini dilakukan dengan cukup efektif," imbuhnya.
Varian Baru Tidak Membuat Lonjakan COVID-19 di RI
Adanya varian virus Corona baru terutama setelah Omicron, lanjut Menkes Budi Gunadi Sadikin, tidak membuat lonjakan kasus COVID-19 terjadi. Kenaikan kasus harian tetap ada, namun lonjakan yang drastis tidak terjadi.
"Gelombang-gelombang varian baru sesudah Omicron, yaitu varian BA.4, BA.5 dan yang terakhir ini varian BQ.1 dan XBB ternyata tidak membuat adanya lonjakan baru di Indonesia," katanya.
"Beberapa negara besar mengalami lonjakan yang berarti, tapi di Indonesia, kita tidak mengalami lonjakan yang berarti, baik dari sisi hospitalisasi maupun dan sisi (jumlah orang) yang meninggal."
Perkembangan COVID-19 nasional dalam dua pekan terakhir dari data Laporan Harian COVID-19 Kemenkes per 4 Januari 2023, terjadi penurunan di sejumlah indikator. Indikator penurunan yang dimaksud, antara lain:
- Tren kasus konfirmasi, dari 1.223 menjadi 520
- Tren kasus aktif, dari 29.060 menjadi 10.573
- Tren kasus kematian, dari 2,391 persen menjadi 2,390 persen
- Tren pasien yang dirawat, dari 3.565 menjadi 2.055
- Tren keterisian tempat tidur COVID-19 (Bed Occupancy Ratio/BOR), dari 6,33 persen menjadi 3,76 persen
- Tren positivity rate, dari 4,04 persen menjadi 2,26 persen
Advertisement
Laju Penularan Virus Menurun
Selama tiga tahun pandemi COVID-19, Indonesia mengalami dua gelombang COVID-19 yang besar, yaitu gelombang varian Delta pada Juni dan Juli 2021 dan gelombang Omicron.
"Gelombang Omicron sebenarnya paling tinggi dari jumlah kasu harian tapi relatif rendah kasusnya dan angka kematian. Itu (terjadi) di bulan Juni - Juli tahun 2022," Budi Gunadi Sadikin menambahkan.
Penanganan COVID-19 di Indonesia yang semakin terkendali juga membuat indikator angka reproduction ratio (Rt) di bawah 1.
"Indikator penularan dari virus COVID-19 kita atau kita bilang angka reproduksi itu juga sudah di bawah 1. Angka 1 adalah menunjukkan penularan masih terjadi," lanjut Menkes Budi Gunadi.
"Artinya, satu orang ke orang lain, kalau di bawah 1 artinya satu orang sudah menularkan (virus) ke kurang dari 1 orang yang lain."
Angka reproduksi virus menunjukkan laju penularan virus COVID-19. Semakin rendah angka reproduksi virus, maka laju penularan juga semakin menurun sebagai hasil dari upaya-upaya pengendalian pandemi.
Masyarakat Perlu Sadar Vaksinasi
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) turut meminta masyarakat untuk sadar vaksinasi COVID-19. Hal ini seiring dengan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dicabut.
Bahwa masyarakat harus tetap berhati-hati dan waspada lantaran risiko penularan COVID-19 masih mengancam. Protokol kesehatan seperti memakai masker dan kesadaran masyarakat untuk vaksinasi COVID-19 harus terus digalakkan, terutama vaksinasi lengkap (dosis 1 dan 2) beserta booster.
"Pertama, masyarakat harus meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan dalam menghadapi risiko COVID-19, pemakaian masker di keramaian dan ruang tertutup harus tetap dilanjutkan," terang Jokowi saat konferensi pers terkait Pencabutan PPKM di Istana Negara Jakarta pada Jumat, 30 Desember 2022.
"Kesadaran vaksinasi harus terus digalakkan, karena ini akan membantu meningkatkan imunitas dan masyarakat harus semakin mandiri dalam mencegah penularan, mendeteksi gejala dan mencari pengobatan."
Kepada fasilitas kesehatan (faskes) di tiap wilayah, Jokowi juga berpesan agar tetap siaga. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 harus tetap berjalan.Â
"Kedua, aparat dan lembaga pemerintah tetap harus siaga. Fasilitas kesehatan di semua wilayah harus siap siaga dengan fasilitas dan tenaga kesehatan," pesannya.
"Pastikan mekanisme vaksinasi di lapangan tetap berjalan, utamanya vaksinasi booster dan dalam masa transisi ini."
Advertisement