Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang memiliki alasan tersendiri mengapa perlu memulai diet. Caranya pun dapat disesuaikan dengan kenyamanan masing-masing. Namun, ada beberapa saran dari pakar yang perlu diketahui saat hendak menjalankan diet.
Menurut psikolog klinis dan konselor makan intuitif di Chicago, Paula Freedman, tubuh manusia sangatlah beragam. Seringkali diet iseng, restriktif, atau ekstrem mengarah pada gagasan bahwa diet dapat mengubah ukuran tubuh Anda.
Baca Juga
Namun, jika Anda harus melakukan tindakan yang semakin drastis atau ekstrem untuk mempertahankan ukuran tubuh atau penurunan berat badan tertentu, maka bukan tidak Anda bisa terjebak dalam diet berbahaya atau toksik.
Advertisement
Sehingga, Paula menyarankan untuk sebaiknya memulai diet dengan menentukan tujuan yang realistis, mengutip laman Everyday Health pada Minggu, (5/3/2023).
Paula mengungkapkan bahwa Anda perlu berhati-hati jika diet yang dilakukan hanya berfokus pada angka tertentu pada timbangan.
Hal tersebut lantaran diet harusnya fokus pada peningkatan perilaku kesehatan. Seperti memperbaiki pilihan makanan atau melakukan lebih banyak aktivitas fisik saat diet. Bukan berfokus sekadar pada angka yang muncul dalam timbangan Anda.
"Penurunan berat badan yang diukur dengan takaran angka bukanlah cara yang bagus untuk menentukan seseorang sehat atau tidak," kata Paula.
Apalagi, kesehatan tidak akan terlihat sama untuk semua orang dan kesehatan tidak ditentukan oleh angka atau ukuran tubuh tertentu.
"Anda dapat mengejar kebiasaan sehat dan mengubah kesehatan Anda menjadi lebih baik, bahkan jika berat badan Anda tidak turun," ujar Paula.
Bisa Menurunkan Motivasi Saat Diet
Lebih lanjut ahli gizi yang berbasis di Raleigh, Carolina Utara, Christine Byrne mengungkapkan bahwa berfokus hanya pada tujuan penurunan berat badan tidak akan mempertahankan minat atau motivasi diet Anda untuk jangka waktu panjang.
"Terutama jika Anda sering berkecil hati dengan kecepatan atau jumlah penurunan berat badan, dan Anda hanya terpacu pada dua hal itu," kata Christine.
Paula menambahkan, semua alasan untuk diet yang Anda punya sebenarnya valid. Seperti misalnya Anda merasa tidak nyaman dengan berat badan saat ini.
Tetapi, menurut Paula, luangkan waktu juga untuk benar-benar menggali apa makna sehat untuk Anda. "Cobalah untuk menghormati kesehatan Anda terlebih dahulu (daripada hanya mengejar angka saat diet)," katanya.
"Misalnya, Anda ingin meningkatkan kesehatan paru atau ingin lebih berenergi setelah bangun di pagi hari," tambahnya.
Advertisement
Jangan Sampai Diet Bikin Makanan Terasa Buruk
Dalam kesempatan yang sama, Christine mengungkapkan bahwa diet seharusnya tidak membuat Anda menjadi benci atau merasa buruk pada makanan.
"Ini adalah red flag jika Anda terus-menerus harus melacak makanan, menghindari makanan tertentu, bahkan merekomendasikan makan sejumlah makanan yang sangat spesifik (seperti telur rebus) setiap harinya saat diet," ujar Christine.
Menurut Christie, diet yang sehat harus bisa dilakukan selamanya. Sehingga Anda benar-benar perlu mengevaluasi diet seperti apa yang dilakukan.
Serta, jangan sampai makanan menghalangi Anda untuk menikmati hidup dan mengganggu pekerjaan, tanggung jawab lain, atau bahkan hubungan dengan orang lain di sekitar Anda.
Konsekuensi Diet bagi Kesejahteraan dan Kesehatan
Di sisi lain, melakukan diet ekstrem atau begitu membatasi asupan makanan dapat menyebabkan konsekuensi lain bagi kesejahteraan dan kesehatan seseorang.
Konsekuensi itu sendiri pernah pernah dibahas pada studi berjudul "The Complicated Relationship between Dieting, Dietary Restraint, Caloric Restriction, and Eating Disorders: Is a Shift in Public Health Messaging Warranted?" yang dipublikasikan dalam National Library of Medicine.
"Banyak orang telah diberi pesan sejak lahir bahwa mereka harus punya tubuh yang lebih kecil atau mereka tidak boleh puas dengan tubuh mereka jika itu berukuran besar," ujar Paula.
Itulah sebabnya menurut Paula, memastikan alasan diet yang penting dilakukan.
Advertisement