Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang memiliki bau badan yang unik dan khas. Ketika ngomongin soal bau badan, ini seringkali dikaitkan dengan produksi keringat berlebih atau hiperhidrosis.
Padahal, ini tidak sepenuhnya benar. Seseorang yang tidak mengalami keringat berlebih tetap bisa memiliki bau badan atau yang dalam istilah medis dikenal dengan bromhidrosis.
Baca Juga
Sementara itu, ada juga istilah hiperhidrosis atau keringat berlebih. Namun, hiperhidrosis cenderung tidak bau.
Advertisement
Hal ini dikarenakan hiperhidrosis dan bromhidrosis dipengaruhi oleh kelenjar keringat yang berbeda. Tubuh manusia memiliki dua kelenjar keringat, yaitu kelenjar ekrin dan apokrin.
"Kelenjar ekrin pada kasus hiperhidrosis memiliki cairan yang lebih encer dan letaknya itu di area aksila atau di ketiak, di palmoplantar di tangan dan kaki dan umumnya tidak memiliki bau sama sekali," tutur salah satu tim dari Aesthetic Center RS EMC Sentul, dr. Pipim S. Bayasari, SpDV dalam Healthy Monday pada Senin (31/07/2023).
Sebaliknya, kelenjar keringat yang memengaruhi bau badan atau bromhidrosis ialah apokrin.
"Bromhidrosis yang berperan ini yaitu kelenjar apokrin yang berada di area ketiak dan area genital. Dia lebih kental dan cenderung ketika bersentuhan dengan bakteri inilah yang akan menimbulkan bau," jelas Pipim.
Ini berarti seseorang dengan hiperhidrosis primer tidak memiliki masalah bau badan. Hanya saja, jika keringatnya tidak segera dibersihkan dan dibiarkan mengendap, maka itu tidak menutup kemungkinan untuk kelenjar apokrin ini akan terangsang untuk bersentuhan dengan bakteri sehingga menimbulkan bau badan, kata Pipim.
Bawang Putih dan Penyebab Bau Badan
Bau badan yang dikeluarkan seseorang dipengaruhi oleh berbagai hal, antara lain:
1. Hormon
Perubahan hormon dapat menyebabkan bau badan. Hot flashes, keringat malam dan fluktuasi hormon yang dialami selama menopause menyebabkan keringat berlebih, yang menyebabkan perubahan bau badan.
Beberapa orang juga percaya jika bau badannya berubah ketika hamil atau menstruasi. Menurut penelitian, bau badan seseorang berubah selama periode ovulasi untuk menarik pasangan.
2. Makanan
Makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh terhadap bau badan. "Sering kali kalau bromhidrosis ini timbul karena makanan yang kita konsumsi," ucap Pipim.
Jika Anda mengonsumsi makanan yang kaya akan belerang, Anda mungkin akan mengembangkan bau badan. Belerang yang seperti telur busuk, ketika dikeluarkan dari tubuh Anda dalam bentuk keringat ini akan mengeluarkan bau yang tidak sedap.
Contoh makanan tinggi belerang adalah bawang-bawangan, kubis, brokoli, kembang kol, dan daging.
Selain itu, monosodium glutamat (MSG), kafein, rempah-rempah seperti kari atau jintan, saus pedas atau makanan pedas lainnya, dan alkohol juga dapat menyebabkan bau badan yang tidak sedap.
Selain itu, faktor-faktor lain seperti konsumsi obat-obatan, olahraga, stres dan kecemasan, cuaca panas, obesitas, serta genetik juga dapat mempengaruhi bau badan.
Advertisement
Cara Atasi Bau Badan
Yang perlu diingat, bromhidrosis ini bisa disembuhkan. Adapun cara-cara untuk mengatasi bau badan menurut Cleveland Clinic yaitu:
- Rutin menjaga kebersihan kulit Anda dengan mandi setiap hari dengan sabun antibakteri. Fokus pada area di mana Anda paling banyak berkeringat, seperti ketiak dan area genital. Membersihkan bakteri secara teratur dapat mencegah bau badan yang tidak sedap.
- Cukur bulu ketiak sehingga keringat menguap dengan cepat dan tidak memiliki banyak waktu untuk berinteraksi dengan bakteri. Rambut adalah tempat berkembang biak bagi bakteri.
- Cuci pakaian secara teratur, dan kenakan pakaian bersih setiap hari.
Selanjutnya...
- Kenakan pakaian longgar yang terbuat dari katun.
- Gunakan antiperspirant topikal yang bekerja dengan menarik keringat kembali ke kelenjar keringat Anda. Produksi keringat menurun ketika tubuh menerima sinyal bahwa kelenjar keringat penuh. Ini termasuk produk antiperspirant yang dijual bebas maupun yang didapatkan dari resep dokter.
- Kurangi konsumsi makanan tinggi belerang.
- Minum cukup air. "Konsumsi air putih dua liter per hari," kata Pipim.
- Temukan cara untuk mengurangi tingkat stres sebab stres dapat mengaktifkan kelenjar apokrin.
(Adelina Wahyu Martanti)
Advertisement