Usul Menkes Budi, Lobi China untuk Pinjam Mobil Pendeteksi Polutan Polusi Udara

Muncul usulan untuk melobi China agar meminjamkan mobil pendeteksi polutan polusi udara.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 01 Sep 2023, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Sep 2023, 18:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan usulan melobi China untuk  pinjam mobil pendeteksi polutan polusi udara. (Dok Kementerian Kesehatan RI)
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menyampaikan usulan melobi China untuk pinjam mobil pendeteksi polutan polusi udara. (Dok Kementerian Kesehatan RI)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan usulan melobi China untuk meminjam mobil pendeteksi sumber polutan polusi udara. Mobil yang sekaligus berfungsi sebagai pemantau kualitas dari China ini dapat mendeteksi penyebab polusi udara.

"Kami malah mengusulkan lagi ngelobi ke China, kalau bisa mobil (pemantau kualitas udara) dipinjamkan ke kita," kata Budi Gunadi saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI di Gedung DPR RI, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (30/8/2023).

Mobil Bisa Mengecek Sumber Polutan

Mobil yang bernama mobile reference monitor ini dapat diterjunkan ke lokasi yang terpantau kualitas udaranya buruk. Tujuannya, untuk menganalisis dan mendalami sumber polutan di lokasi tersebut dari mana.

Terlebih lagi, sumber polutan dapat bermacam-macam, bisa dari kendaraan maupun pabrik Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

"Ini untuk memantau. Kita tinggal kirim mobilnya ke lokasi mana gitu, nanti bisa ngecek sumbernya (polutan) dari mana? Apakah sumbernya dari PLTU, oh bukan ternyata dari pembakaran dan sumbernya ketahuan, oh dari transportasi atau sampah," papar Budi Gunadi.

"Misalnya, di Menteng Jakarta lagi jelek nih kualitas udara, ya udah tinggal kirim mobil yang dari China ini buat tahu penyebabnya (polutan) dari mana."

Agar Cepat Tahu Sumber Polutan

Dengan adanya mobil pendeteksi polusi atau mobile reference monitor dari China, Menkes Budi Gunadi Sadikin berharap penyebab polusi di masing-masing daerah, khususnya di Jakarta dan sekitarnya dapat diketahui dengan pasti.

"Sehingga kita bisa membuat intervensi yang lebih cepat karena berbasis dengan saintifik," terangnya.

"Kita bisa dengan cepat tahu tuh emisi yang disebabkan lokal atau enggak, apakah dari kendaraan bermotor, industri, batubara dan lainnya."

Intervensi Penanganan Harus Jelas

Ketika sudah mengetahui sumber polusi udaranya apa saja, intervensi penanganan dapat terbantu.

"Intervensi kita ya pengennya jelas untuk masing-masing region. Secara garis besar kalau kita lihat China itu intervensinya ada pengendalian emisi di industri, pengendalian emisi kendaraan motor, pengendalian debu, pemantauan risiko dan dampak kesehatan," imbuh Budi Gunadi.

Sulit Identifikasi Sumber PM2.5

Polusi Udara Pakai Masker
Kadar PM2.5 menjadi salah satu polutan yang berdampak kesehatan sangat besar karena dapat mengakibatkan seseorang mengalami pneumonia. (merdeka.com/imam buhori)

Kadar PM2.5 menjadi salah satu polutan yang berdampak kesehatan sangat besar karena dapat mengakibatkan seseorang mengalami pneumonia. Partikel PM2.5 dapat masuk ke pembuluh darah paru.

Polutan ini pun yang dipantau Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Menilik bahaya PM2.5, maka penting untuk mengetahui sumbernya. Sayangnya, untuk mengetahui sumber PM2.5 tidaklah mudah.

Sebab, PM2.5 bisa datang dari berbagai macam sumber, biasanya dari pembakaran karbon. Bisa dari pembakaran sampah, bensin, solar, dan pembakaran lainnya.

Sulitnya Intervensi

Perbedaan sumber ini menjadi penyebab sulitnya intervensi. Dalam melakukan intervensi yang tepat, maka perlu diketahui terlebih dulu sumber masalahnya.

“Kalau satu daerah tinggi PM2.5-nya, kadang-kadang kita sulit mengidentifikasi penyebabnya yang mana. Apa mobil, pabrik, pembangkit listrik. Itu kan susah dan kadang-kadang saling menyalahkan," jelas Menkes Budi Gunadi Sadikin usai 'Launching Nasional Integrasi Layanan Primer dan Penguatan Perencanaan Pembangunan Kesehatan' di JIEXPO Kemayoran Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Imbau Tidak Bakar Sampah dan Wajib Uji Emisi

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meminta pemerintah kota administrasi mengimbau masyarakat tidak membakar sampah yang disebut dapat memperparah polusi udara.

"Saya minta wali kota, camat, lurah untuk menyadarkan masyarakat untuk tidak bakar sampah di lingkungannya," kata Heru kepada wartawan, Kamis (31/8/2023).

Heru menyampaikan, saat ini pihaknya bersama Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tengah menindak industri yang menyumbang polusi udara di Ibu Kota.

Ia menyebut, langkah lain penanganan polusi udara pun tengah dilakukan. Heru akan memanggil pemilik gedung-gedung tinggi di Jakarta untuk membahas soal water mist generator atau penyemprotan air dari atas gedung.

"Jadi ada tiga tahap nanti yang dilakukan, untuk melakukan komunikasi, sosialisasi, dan juga dinas lingkungan hidup, BMKG, bersama dengan KLHK untuk menyosialisasikan ini," lanjut Heru.

Upaya mengurangi polusi udara, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga mewajibkan kendaraan bermotor di Ibu Kota melakukan uji emisi. Ini karena kendaraan bermotor menjadi salah satu sumber polusi terbesar yang mencemari udara Jakarta.

Infografis Menko Luhut Urus Polusi Udara di Jabodetabek. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Menko Luhut Urus Polusi Udara di Jabodetabek. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya