Makan Telur dan Ikan Lele, BKKBN Gencarkan Pangan Lokal untuk Cegah Stunting

Kandungan protein hewani pada telur dan lele tinggi sehingga dapat memenuhi gizi anak dan mencegah stunting.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 22 Sep 2023, 10:03 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2023, 10:03 WIB
Mimpi Telur Pecah
Bahan pangan lokal seperti telur dan lele bisa membantu pencegahan stunting pada anak. Credit: pexels.com/Klaus

Liputan6.com, Jakarta - Bahan pangan lokal seperti telur dan lele bisa membantu pencegahan stunting pada anak. Disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo, kandungan protein hewani pada telur dan lele tinggi sehingga dapat memenuhi gizi anak.

"Yang harus kita lakukan secara serius adalah mengubah pola pikir, bagaimana agar masyarakat mau mengonsumsi makanan yang bisa betul-betul signifikan bisa mengatasi stunting, telur mengandung DHA dan Omega 3, ikan lele jug akaya protein," kata Hasto Wardoyo di Jakarta, Kamis (21/9), dilansir Antara.

Konsumsi telur dan ikan lele, kata Hasto, menjadi bagian yang terus dikampanyekan BKKBN karena kedua sumber protein itu mudah didapat. Hal ini mengingat tidak semua masyarakat tinggal di dekat laut dan mudah mendapat protein hewani dari ikan laut.

"Meskipun kandungan telur kalah dengan ikan tuna, itu menjadi bagian yang terus kita sosialisasikan karena mudah diakses, begitu juga ikan lele karena memang disediakan di lokal dan memang mengandung protein hewani, itu yang kemudian kita kampanyekan terus-menerus," jelasnya.

Selain memiliki kandungan protein tinggi, harga telur dan lele pun terjangkau. Hal ini selaras dengan misi BKKBN untuk terus mendorong perubahan pola konsumsi masyarakat untuk mengutamakan produk lokal ketimbang impor.

Daun kelor yang mengandung protein esensial asam amino juga turut dikampanyekan BKKBN.

 

BKKBN Ubah Pola Pikir tentang Makanan Tinggi Gizi

BKKBN, kata Hasto, terbuka untuk bekerja sama dengan para mitra guna mengubah pola pikir masyarakat tentang makanan tinggi gizi itu.

"Memang BKKBN fungsinya sebagai lembaga user, bahwa itu bagus dan kemudian kita kampanyekan. BKKBN juga perlu mengubah pola pikir masyarakat terkait dengan makanan, reproduksi, dan lingkungan," jelas Hasto.

 

Tak Perlu Impor Ikan Tuna

Dalam kesempatan yang sama, Direktur PT Jaring Amanah Sinergy Sonny Prasodjo mengatakan, ikan tuna juga banyak tersedia di Indonesia tanpa harus impor.

Dalam audiensi terkait pemanfaatan pangan lokal untuk cegah stunting itu, Sonny menyatakan pihaknya siap mendukung BKKBN mengubah pola pikir masyarakat bahwa makanan bergizi tak perlu mahal dan impor. Makanan lokal yang mudah didapat di sekitar bergizi tinggi dan cukup untuk mengatasi stunting.

"Semua itu ada di sekitar kita tanpa harus impor, ikannya ada dan untuk memproses kita bisa, pengemasan dan penyebarannya pun kami bisa. Tidak ada satu komponen pun yang kita impor. Ikan tuna itu tidak mengenal musim, di semua wilayah laut hampir ada ikan tuna," kata Sonny.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya