Stroke Tak Hanya Serang Lansia tapi Juga Anak-Anak, Dokter Paparkan Sederet Penyebabnya

Menurut dokter spesialis anak RSAB Harapan Kita, Citra Raditha, angka kejadian stroke pada anak sangat kecil tapi tetap berbahaya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 11 Jan 2024, 09:00 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2024, 09:00 WIB
Stroke Tak Hanya Serang Lansia tapi Juga Anak-Anak, Dokter Paparkan Sederet Penyebabnya
Stroke Tak Hanya Serang Lansia tapi Juga Anak-Anak, Dokter Paparkan Sederet Penyebabnya. Photo by michael schaffler on Unsplash.

Liputan6.com, Jakarta - Penyakit stroke tak hanya dapat dialami oleh orang dewasa atau lanjut usia (lansia) tapi juga anak-anak.

Menurut dokter spesialis anak RSAB Harapan Kita, Citra Raditha, angka kejadian stroke pada anak sangat kecil tapi tetap berbahaya.

“Memang stroke bisa terjadi pada anak juga walaupun memang insidennya sangat kecil. Dikatakan dari penelitian sekitar 1 sampai 17 anak per 100 ribu per tahun. Sedikit ya, tapi ya cukup membahayakan jika terjadi,” kata Citra dalam siaran langsung Radio Sehat di Instagram Kementerian Kesehataan, Rabu (10/1/2023).

Citra menjelaskan, stroke pada anak adalah kondisi di mana terdapat tanda dan gejala dari gangguan saraf atau neurologi yang terjadi mendadak (akut). Penyebab stroke pada anak adalah kurangnya asupan oksigen pada sel-sel otak atau terjadi perdarahan pada otak yang bersifat lokal atau setempat.

“Memang prinsip stroke adalah dua hal tadi, adanya suplai oksigen yang kurang akibat tersumbatnya atau tidak lancarnya aliran darah yang kita sebut sebagai stroke iskemik. Dan ada pula stroke pendarahan atau hemoragik akibat pecahnya pembuluh darah.”

Dengan kata lain, pemicu stroke pada semua usia termasuk anak terbilang sama yakni sumbatan atau pecah pembuluh darah. Namun, penyebab spesifik pada anak jauh lebih bervariasi.

“Intinya sama, tapi yang berbeda pada anak penyebabnya sangat bervariasi karena kelainan atau penyakit pada anak juga sangat bervariasi,” jelas Citra.

Anak dengan Penyakit Jantung Bawaan Lebih Berisiko

Stroke Tak Hanya Serang Lansia tapi Juga Anak-Anak, Dokter Paparkan Sederet Penyebabnya
Stroke Tak Hanya Serang Lansia tapi Juga Anak-Anak, Dokter Paparkan Sederet Penyebabnya. Michal/Pixabay.

Untuk stroke iskemik atau sumbatan, ini bisa terjadi pada anak akibat adanya gangguan dari pembuluh darahnya.

“Misalkan pembuluh darah anak tersebut memang ada bawaan lebih sempit atau ada gangguan di ukuran dan diameternya. Bisa juga karena pernah kena infeksi di otak yang menyebabkan peradangan di pembuluh darah otak yang membuat aliran darah menjadi terganggu.”

Stroke pada anak juga dapat terjadi akibat penyakit jantung yang diidap. Anak-anak dengan penyakit jantung bawaan cenderung berisiko mengalami kekurangan aliran oksigen di otak.

Akibat Gangguan Darah

Tak henti di situ, stroke pada anak juga bisa muncul akibat gangguan hematologi atau gangguan pada darah.

“Anak-anak dengan gangguan darah bisa mengalami iskemik atau gangguan aliran darah seperti darah yang bentuknya berbeda membuat aliran darah lebih turbulen atau tidak lancar. Akhirnya, oksigen juga tidak tersalurkan dengan baik.”

Menurut penelitian, anemia juga dapat memicu stroke pada anak karena anemia memicu kekurangan oksigen pada otak.

Stroke Akibat Penyakit Sistemik dan Genetik

Beberapa penyakit sistemik seperti lupus juga dapat berkontribusi dalam memicu stroke pada anak.

“Anak lupus ada gangguan autoimun sehingga menyebabkan peradangan di seluruh tubuh salah satunya di pembuluh darah otak yang menyebabkan aliran darah juga jadi tersumbat.”

“Kemudian penyakit-penyakit genetik seperti Down syndrome dan sindrom-sindrom genetik pada anak yang membuat mereka memiliki pembuluh darah yang lebih rentan, lebih sempit, sehingga aliran darah lebih rentan tersumbat,” papar Citra.

Penyebab Stroke Perdarahan pada Anak

Sementara, stroke perdarahan pada anak salah satunya disebabkan adanya kelainan pembuluh darah yang membuat pembuluh darah lebih lebar atau aneurisma. Kondisi ini membuat pembuluh darah anak lebih rentan pecah.

“Atau pembuluh darahnya malformasi, bentuknya tidak umum. Misalnya bentuknya lebih tipis dan berkelok-kelok sehingga mudah pecah. Atau ada saluran yang tidak seharusnya ada sehingga mudah pecah dan memicu perdarahan di otak.”

Bisa pula karena adanya kelainan darah, lanjut Citra, seperti defisiensi atau kekurangan zat-zat pembekuan darah yang membuat anak gampang berdarah.

“Atau kekurangan trombosit yang kita tahu sebagai faktor pembekuan darah, nah itu juga bisa menyebabkan gampangnya perdarahan di otak,” pungkasnya.

Infografis Taman-Taman Ramah Anak di Indonesia
Infografis Taman-Taman Ramah Anak di Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya