Indonesia Bangun Fasilitas Produksi Radiofarmaka, Perluas Akses Pasien Kanker untuk Jalani Terapi

Kalbe Farma Bangun Fasilitas Produksi Radiofarmaka untuk Deteksi Dini Kanker

oleh Tim Health diperbarui 04 Feb 2024, 06:50 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2024, 06:31 WIB
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Saat Menyampaikan Pidatonya di Acara Groundbreaking Fasilitas Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka untuk Penanganan Kanker di Indonesia (Foto: Kalbe)
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Saat Menyampaikan Pidatonya di Acara Groundbreaking Fasilitas Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka untuk Penanganan Kanker di Indonesia (Foto: Kalbe)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) melalui anak usaha PT Global Onkolab Farma (GOF) meresmikan pembangunan fasilitas produksi radioisotop dan radiofarmaka, terutama Fluorodeoxyglucose (FGD), untuk deteksi dini penyakit kanker. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin; Plt Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, L Rizka Andalucia; Plt Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Sugeng Sumbarjo; bersama Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius, hadir dalam groundbreaking fasilitas tersebut.

Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk Vidjongtius, menyatakan,"Pembangunan fasilitas produksi radiofarmaka dalam negeri merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk meningkatkan akses kesehatan yang terjangkau, terutama dalam deteksi penyakit kanker." Vidjongtius menekankan kesesuaian pembangunan ini dengan amanat Undang-Undang Nomor 17 tahun 2023 tentang Kesehatan dan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.

Fasilitas produksi radiofarmaka, yang menghasilkan Fluorodeoxyglucose (FGD), sangat penting untuk mendukung pemeriksaan Positron Emission Tomography and Computed Tomography Scanning (PET/CT-Scan) di rumah sakit. Vidjongtius berharap produksi radiofarmaka Kalbe dapat memenuhi kebutuhan rumah sakit dalam pemeriksaan PET/CT-Scan, memperluas akses pasien kanker untuk menjalani terapi kanker secara komprehensif.

"Pabrik radiofarma ini merupakan kontribusi perusahaan untuk kemandirian kesehatan di Indonesia," tambah Vidjongtius.

Kanker menjadi salah satu penyebab kesakitan dan kematian utama di Indonesia, tapi sebagian besar penderita kanker datang ke rumah sakit ketika memasuki stadium akhir. Untuk itu, perlu upaya memperkuat deteksi dini terhadap penyakit kanker. 

 

Tidak Hanya Berfokus pada Kanker tapi Penyakit Lainnya

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, Saat Menyampaikan Pidatonya di Acara Groundbreaking Fasilitas Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka untuk Penanganan Kanker di Indonesia (Foto: Kalbe)
Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Vidjongtius, Saat Menyampaikan Pidatonya di Acara Groundbreaking Fasilitas Produksi Radioisotop dan Radiofarmaka untuk Penanganan Kanker di Indonesia (Foto: Kalbe)

Sementara itu, menurut Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Mulia Lie, kerjasama dengan rumah sakit untuk pemanfaatan radiofarmaka dilakukan tidak hanya pada tatalaksana kanker/onkologi, tapi juga untuk penilaian jantung, neurologi, alzheimer, gangguan psikiatri/mental, dan bidang lain di dunia kedokteran.

"Kerjasama tersebut dapat memberikan nilai tambah pada layanan Oncology Center di rumah sakit, seperti penyediaan dan pengembangan berbagai macam obat kemoterapi, layanan radioterapi dengan mempersiapkan penyediaan radiofarmaka untuk mendukung layanan PET-CT ke depannya, serta layanan kanker lainnya, seperti produk nutrisi untuk perawatan kanker," tambahnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya