Liputan6.com, Jakarta Pemeriksaan pap smear maupun IVA disarankan dilakukan setahun sekali oleh perempuan yang sudah aktif berhubungan seksual. Pemeriksaan ini penting untuk mengetahui secara dini ada tidaknya kanker serviks. Bila diketahui secara dini mulai dari lesi prakanker maka upaya penyembuhan akan lebih tinggi.
Lalu, apakah perempuan yang belum pernah berhubungan seksual tidak terkena kanker serviks?
Baca Juga
Menurut dokter spesialis obstetri dan ginekologi konsultan onkologi RS Persahabatan Jakarta, Anindhita perempuan yang belum pernah melakukan kontak seksual risiko terkena kanker serviks lebih rendah dibandingkan yang sudah melakukan hubungan seksual.
Advertisement
"Karena penyebab kanker serviks ini sebagian besar sudah diketahui bahwa dia adalah penyebabnya virus HPV yang penularan terbanyak lewat kontak seksual," kata Anindhita.
"Walaupun masih jadi pertimbangan apakah ada kanker serviks yang tidak berhubungan dengan si virus HPV, walaupun angka kejadian kecil sekali," kata Anindhita dalam live Instagram bersama Kementerian Kesehatan dipantau Selasa (13/2/2024).
Sehingga, perempuan yang berhubungan seksual di usia muda, bergonta-ganti pasangan, pasien dengan daya tahan tubuh rendah itu jauh lebih berisiko terkena kanker serviks dibandingkan yang belum pernah kontak seksual.
Tentang Kanker Serviks
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada bagian leher rahim atau ujung rahim yang menyempit mengarah ke vagina. Hingga saat ini, kanker serviks masih menjadi penyakit kanker urutan teratas selain kanker payudara pada perempuan di Indonesia.
Berdasarkan data di tahun 2020, ada 36 ribu kasus baru kanker leher rahim didiagnosis di Indonesia. Setiap hari rata-rata ada sekitar 89 kasus kanker serviks setiap hari.
Nyaris semua kasus kanker serviks disebabkan oleh HPV. Ini adalah sekumpulan grup virus yang menginfeksi manusia pada sel epitel kulit dan membran mukosa, termasuk di daerah kelamin. Hingga saat ini hampir seratus tipe HPV berhasil diidentifikasi. Sebagian besar jenis HPV tidak berbahaya.
Namun, ada beberapa jenis HPV yang diketahui dapat mengganggu sel-sel leher rahim hingga memicu kanker, yaitu HPV 16 dan 18. Sel kanker yang muncul kemudian menyerang jaringan di sekitarnya seperti mengutip Klik Dokter.
Advertisement
Gejala Mengarah ke Kanker Serviks
"Biasanya dokter akan mencurigai (mengarah kek kanker serviks) dengan keluhan perdarahan pasca senggama (berhubungan seksual). Itu paling sering yang pada pasien usia muda," kata Anindhita.
Lalu, bila menstruasi berlangsung lama yang tak kunjung selesai sebaiknya segera berkonsultasi ke dokter obstetri dan ginekologi.
"Lalu, pada yang sudah menopause itu muncul darah. Padahal kalau sudah menopause itu tidak seharusnya keluar darah. Itu sebaiknya periksakan ke dokter," kata Anindhita.Â
Kemudian, bila mengalami keputihan yang terjadi berulang, Anindhita mengatakan segera memeriksakan diri ke dokter.
Nyeri PanggulBila kanker serviks sudah stadium tinggi, biasanya pasien datang dengan keluhan nyeri di daerah panggul.Â
"Jadi, karena biasanya kanker sudah besar, menekan ke area sekitar serviks sehingga ada tambahan gangguan nyeri lain," katanya.
Pap Smear Penting
Anindhita mengatakan bahwa kanker serviks adalah penyakit yang bisa dideteksi secara dini bahkan bisa diketahui dari lesi prakanker. Maka dari itu, penting bagi wanita yang sudah aktif berhubungan seksual secara aktif untuk melakukan pemeriksaan pap smear maupun IVA tiap tahun.
"Papsmear idealnya dilakukan setahun sekali. Sehingga bila ada kelainan serviks bisa diketahui," kata Anindhita.
"Bila ada lesi prankanker itu bisa 'ditangkap' bila dilakukan skrining awal," katanya.
Â
Advertisement