Liputan6.com, Jakarta - Sebagian masyarakat Indonesia enggan cek kesehatan gigi dan mulut selama bulan Ramadhan.
Hal ini diungkap oleh Ketua Asosiasi Rumah Sakit Gigi dan Mulut Pendidikan Indonesia (ARSGMPI), Julita Hendrartini.
Baca Juga
Menurutnya, penurunan kunjungan dokter gigi di setiap daerah angkanya berbeda-beda.
Advertisement
"Di Yogyakarta turun maksimal 25 persen, di Bandung 35 persen, dan Medan 50 persen," kata Julita dalam peringatan Hari Kesehatan Mulut Sedunia bersama Pepsodent di Bandung, Rabu, 20 Maret 2024.
Ada berbagai alasan yang mendasari hal ini, mulai dari malas, sibuk beribadah, tapi kebanyakan ragu-ragu karena takut membatalkan puasa.
Padahal, perawatan gigi tetap penting termasuk saat puasa. Apalagi jika ada masalah pada gigi, seperti nyeri. Jika ditunda-tunda, maka masalah gigi dapat semakin parah.
"Kalau ditunda, riskan semakin parah, akhirnya enggak bisa ditangani kecuali implan atau gigi dicabut. Sebaiknya jangan menunda (periksa gigi) supaya enggak parah," saran Julita.
Kondisi Mulut Orang Puasa
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Asosiasi Fakultas Kedokteran Gigi Indonesia (AFDOKGI) Profesor Suryono menjelaskan soal kondisi mulut orang yang sedang puasa.
Menurutnya, pada saat puasa rongga mulut mengalami:
- Penurunan aliran air ludah
- Volume air ludah menurun
- Rongga mulut kering
- Air ludah lebih kental.
Efek pada Rongga Mulut
Kondisi mulut yang tak menerima banyak air seperti biasanya, membawa efek pada rongga mulut, salah satunya memicu pertumbuhan kuman.
“Ini membawa efek bagi rongga mulut, pertumbuhan kuman bisa lebih cepat apalagi ada sisa makanan yang tertinggal, menyebabkan bau napas,” jelas Suryono.
Di waktu bersamaan, aktivitas makan yang berkurang membuat fungsi mengunyah menurun. Padahal, mengunyah memiliki fungsi pembersihan alami.
Advertisement
Perawatan Gigi dan Mulut Saat Ramadhan
Mengingat potensi masalah rongga mulut yang dapat terjadi pada orang puasa, Suryono menyarankan masyarakat untuk tetap rajin sikat gigi dan tak perlu khawatir akan membatalkan puasa.
“Kalau tidak masuk (air ke tenggorokan) tidak batal, maka saya menyarankan, walaupun puasa hendaklah tetap rajin gosok gigi, gosok gigi dan siwak adalah sunnah yang dikuatkan.”
Suryono menyinggung soal bau mulut orang puasa seperti kasturi. Namun, hal ini berbeda dengan bau mulut orang yang tak sikat gigi.
“Baun napas bagai minyak kasturi beda sama bau napas orang tidak gosok gigi.”
Fatwa MUI Bandung
Guna menepis keraguan ini, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bandung mengeluarkan fatwa bahwa melakukan perawatan gigi saat puasa tidaklah membatalkan puasa. Dengan catatan perawatan gigi dilakukan dengan hati-hati dan tidak berlebihan.
Hal ini disampaikan DAI Nasional bersertifikasi MUI Ustaz Dr. Zulkarnain Muhammad Ali, SE., MSi., Ph.D.
Menurutnya, hukum melakukan perawatan gigi saat puasa dalam Islam adalah serupa dengan hukum merawat anggota tubuh lain, seperti rambut dan kulit.
“Merawat gigi wajib hukumnya, begitu juga merawat anggota tubuh yang lain. Jangn sampai sudah sakit baru berobat.”
Terkait masyarakat yang ragu berobat ke dokter gigi, Zulkarnain mengatakan bahwa kekhawatiran ini telah ditepis dengan fatwa.
“Enggak perlu dikhawatirkan, Alhamdulillah sudah ada fatwanya dari MUI Bandung. Syaratnya, perawatan gigi dilakukan dengan hati-hati dan profesional, tidak berlebihan. Enggak boleh sampai keminum atau ketelan. Sesungguhnya puasa adalah menahan sesuatu masuk ke dalam tubuh,” katanya.
Advertisement