Liputan6.com, Jakarta - Taruna Ikrar kini resmi menjabat sebagai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, menggantikan Penny K. Lukito. Pelantikan ini menjadi momen spesial bagi Taruna Ikrar, karena dia kembali ke lembaga yang membesarkannya sejak awal kariernya sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Awal Karier Taruna Ikrar di BPOM
Taruna Ikrar memulai perjalanannya di BPOM sebagai salah satu pegawai pertama yang diangkat langsung oleh lembaga ini. "Saya adalah PNS pertama yang diangkat oleh BPOM secara mandiri. Waktu itu, hanya ada sekitar 40 orang yang diterima," ujarnya saat Serah Terima Jabatan Kepala BPOM pada Selasa, 20 Agustus 2024.
Baca Juga
Dengan penuh dedikasi, Taruna Ikrar menjalani kariernya di BPOM dari bawah. Dia mengawali sebagai staf biasa, tapi berkat kerja keras dan kompetensinya, Taruna Ikrar mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikan dan tugas belajar di luar negeri. "Dari staff biasa, saya ditugas-belajarkan, tapi keliling dunia. Kita tugas di luar jadinya," tambahnya.
Advertisement
Taruna Ikrar: Kembali ke Rumah
Kini, setelah melalui perjalanan panjang di dalam dan luar negeri, Taruna Ikrar kembali ke BPOM. Kali ini, sebagai pemimpin tertingginya. "Ini seperti kembali ke rumah," ujarnya dengan penuh haru.
Dia merasa bahwa amanah baru ini adalah sebuah kepercayaan besar yang mengharuskannya untuk memberikan yang terbaik bagi lembaga yang sudah menjadi bagian penting dalam hidupnya.
Taruna Ikrar menegaskan bahwa jabatan ini bukan sekadar pencapaian pribadi, tapi juga bagian dari tanggung jawab besar untuk mengawal keamanan dan kualitas obat serta makanan di Indonesia.
"Kita paham bahwa lembaga ini sangat penting. BPOM berpengaruh langsung terhadap seluruh bahan kebutuhan pokok rakyat Indonesia yang jumlahnya lebih dari 282 juta jiwa," tegasnya.
Rekam Jejak Kepala BPOM Taruna Ikrar
Pria kelahiran Makassar pada 15 April 1969 ini adalah seorang dokter, peneliti, dan pengajar yang telah mengukir banyak prestasi di bidang farmakologi, kardiologi, dan neurosains. Ia juga dikenal sebagai pemegang paten metode pemetaan otak manusia yang diperolehnya pada tahun 2009.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar, pada tahun 1997, Taruna Ikrar melanjutkan studinya ke jenjang magister biomedik dengan fokus pada farmakologi di Universitas Indonesia. Dalam sebuah video yang diunggah di akun YouTube Universitas Malahayati, disebutkan bahwa Taruna adalah anak kelima dari sepuluh bersaudara.
Taruna Ikrar menerima beasiswa dari pemerintah Jepang untuk melanjutkan pendidikan spesialis penyakit jantung di Universitas Niigata, Jepang. Setelah itu, ia menempuh program post-doktoral di bidang neurosains di School of Medicine, University of California, Amerika Serikat.
Sepanjang kariernya, Taruna Ikrar telah memegang berbagai posisi strategis, termasuk sebagai spesialis laboratorium di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California, Irvine, AS. Selain itu, dia juga menjadi anggota tim peneliti untuk pengembangan obat dan vaksin di ASGCT, California, Amerika Serikat.
Advertisement
Gelar Profesor Taruna Ikrar Sempat Dicabut Mendikbudristek
Taruna Ikrar pernah dilantik sebagai Guru Besar di Universitas Malahayati Lampung pada 11 Februari 2023. Namun, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mencabut gelar tersebut melalui Surat Keputusan Mendikbudristek.
Pencabutan gelar profesor ini tercantum dalam Keputusan Mendikbudristek No 48674/M/07/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen, yang diterbitkan pada 30 Agustus 2023. Alasan pencabutan adalah karena gelar tersebut tidak memenuhi peraturan yang berlaku.
Menanggapi hal ini, Taruna Ikrar, yang berasal dari Makassar, menjelaskan bahwa ada ketidaksesuaian administrasi antara Universitas Malahayati dan Kemendikbudristek.
"Ini bukan masalah hukum, melainkan ada ketidaksesuaian administrasi terkait pangkat akademik antara Universitas Malahayati dan Kemendikbudristek," kata Taruna Ikrar dalam pernyataannya pada November 2023.
Ia juga menambahkan bahwa dirinya sudah memiliki gelar profesor lain sejak 2017 dari luar negeri.
"Saya juga memiliki gelar profesor lain sejak Januari 2017, yang diberikan oleh Pacific Health Sciences University di Amerika Serikat dalam bidang Ilmu Biomedis," tambahnya.
Ketua KKI di Masa Terawan Jadi Menkes
Saat Terawan Agus Putranto menjabat sebagai Menteri Kesehatan, Taruna Ikrar diangkat menjadi Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI), sebuah badan yang bertanggung jawab atas registrasi dokter, baik yang lulusan dalam negeri maupun luar negeri.
Kiprah di Kancah Internasional
Taruna Ikrar juga memiliki peran penting di kancah internasional. Ia menjabat sebagai Director of Members-at-Large di International Association of Medical Regulatory Authorities (IAMRA) atau Konsil Kedokteran Internasional untuk periode 2021-2024.
Taruna terpilih secara aklamasi pada Kongres IAMRA Members of General Assembly 2021, yang diselenggarakan secara virtual pada 26 Oktober 2021, pukul 11.00 waktu Washington DC, Amerika Serikat. Kongres tersebut dihadiri oleh 200 anggota IAMRA dari berbagai negara.
Selain itu, Taruna Ikrar juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) pada periode 2000-2003, memperkuat kontribusinya dalam dunia kedokteran, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Advertisement