Hati Sapi Bikin Otak Makin Encer

Makanan bisa meningkatkan memori jangka panjang, contohnya dengan hati sapi.

oleh Melly Febrida diperbarui 15 Jul 2013, 12:30 WIB
Diterbitkan 15 Jul 2013, 12:30 WIB
sapi-130715b.jpg
Makanan bisa meningkatkan daya ingat seseorang. Sebuah penelitian terhadap tikus menunjukkan, mengonsumsi hati sapi bisa meningkatkan memori jangka panjang.

Studi yang dilakukan para ilmuwan University of Granada (Spanyol), Universitas Simon Bolivar, (Venezuela) dan University of York (United Kingdom), mengungkapkan konsumsi kolin, vitamin B, seperti yang terkandung pada telur, ayam, dan hati sapi, kedelai, dan gandum, bagus untuk daya ingat seseorang.

Para peneliti mempelajari efek suplemen diet kolin pada tikus dalam dua percobaan yang bertujuan untuk menganalisa pengaruh asupan Vitamin B pada memori dan memperhatikan proses selama kehamilan.

Dalam percobaan pertama, para ilmuwan memberikan kolin untuk tikus selama masa ketiga kehamilan untuk mengetahui pengaruh kolin prenatal pada proses memori keturunannya seperti dikutip Zeenews, Senin (15/7/2013).

Tiga kelompok tikus yang hamil diberi makanan yang kaya kolin, standar, atau diet yang kurang kolin.

Ketika anak-anak telah mencapai usia dewasa dengan sampel 30, yakni 10 keturunan perempuan diberi suplemen kolin, 10 mengikuti diet kekurangan kolin, dan 10 lainnya diet standar yang bertindak sebagai kelompok kontrol.

Keturunan dewasa menjalani percobaan untuk mengukur memorinya 24 jam setelah ditampilkan objek untuk diingatnya dan akrab dengannya.

Setelah 48 jam, tikus yang diberi diet kaya kolin prenatal diakui lebih baik dibandingkan yang diet standar. Sedangkan kelompok yang kekurangan kolin tak bisa mengenalinya.

Dengan demikian, para ilmuwan menyimpulkan asupan kolin prenatal meningkatkan memori jangka panjang setelah mencapai usia dewasa.

Dalam percobaan kedua, peneliti mengukur perubahan yang terjadi pada tikus dewasa yang diberi suplemen kolin selama 12 minggu dibandingkan yang tak memiliki asupan kolin.

Peneliti menemukan, tikus yang mengonsumsi kolin lebih baik perhatiannya dibandingkan yang lainnya ketika disajikan dengan stimulus yang akrab dengannya.

Kelompok kontrol, yang diberi diet standar, menunjukkan keterlambatan belajar normal ketika distimulus dengan sesuatu yang akrab.

Studi ini dipublikasikan dalam Jurnal Nutritional Neuroscience and Behavioural Brain Research.

(Mel/*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya