Fungsi Seks Itu Ada di Kepala, Kok Bisa?

Fungsi seks itu bukan di alat kelamin atau bagian selangkangan lain. Tapi ada di kepala, otak kita

oleh Gabriel Abdi Susanto diperbarui 25 Sep 2013, 08:00 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2013, 08:00 WIB
alasan-bercinta130520c.jpg
Seperti diumpamakan oleh Michael  Seiler Ph.D dikutip dalam bukunya  Inhibited Sexual Desire, RAbu (24/9/2013) fungsi seks ternyata di kepala. Maksudnya, adalah otak yang secara langsung mengatur gairah seksual. Kesehatan emosi dan kesehatan relasi kita yang lebih berperan menentukan gairah seksual kita di zaman penuh ancaman stres ini.

Menurut Seiler, laporan para ahli terapi seks sangat mendukung pernyataan itu. Dari gerombolan pasien yang mengeluh telah kehilangan gairah seks terhadap pasangannya atau sebaliknya pasangan mereka tidak bergairah lagi pada mereka, jawabnya ternyata seragam. Mereka hanya butuh lebih banyak istirahat sambil mengurangi tekanan pekerjaan dan situasi sosial.

Dari situ diketahui, stres atau tekanan batin telah mengganggu keadaan psikis banyak orang yang menyebabkan gairah seksual mereka redup atau hilang. Padahal seperti dikatakan Dokter Handrawan Nadesul dalam bukunya, Penyakit Manajer, kunci sukses seks adalah jiwa raga yang bugar. Maka untuk kepentingan seks, menjadi penting mengupayakan kondisi jiwa raga yang bugar ketimbang membabi-buta menaruh harapan pada obat perangsang.

Memberi Kesan Seksi
Olahraga sendiri efektif untuk membugarkan jiwa. Dari berbagai penelitian diketahui, berjalan kaki cepat selama 30 menit  lima kali seminggu,  memberi manfaat menguatkan otot, memperlancar sirkulasi, meningkatkan sistem kekebalan, menguatkan jantung, serta menghilangkan hormon stres.  

Tak cuma itu. Penelitian  lain mengatakan, teratur berolahraga akan memberikan kesan seksi.  Mereka yang teratur berolahraga dikatakan memancarkan   kesan  jauh lebih menawan, lebih bugar, lebih  percaya diri dan secara seksual lebih menarik.

Lebih dari itu,  olahraga teratur  ternyata juga membantu pria terhindar dari impoten. Pria yang tiap hari membakar 200 kalori melalui olahraga, berkemungkinan lebih   kecil  untuk menderita impotensi dibanding pria yang tidak aktif.

(Abd)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya