Kebanyakan pasien kanker saat periksa ke dokter sudah pada tahap terminal alias stadium empat. Tentu saja ini sudah sangat terlambat dan bakal butuh biaya besar untuk mengobatinya. Tak jarang, dokter pun menyerah.
Karena itu, bila ada hal-hal yang aneh dalam tubuh sebaiknya segera periksakan ke dokter sejak dini. Lebih baik lagi kita melakukan pencegahan dengan menjalani pola hidup sehat.
Kepala Departemen Radioterapi RSCM, Prof, DR. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, SpRad (K) OnkRad mengatakan, biasakan untuk mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan setiap harinya. Memang, untuk memenuhi asupan ini dibutuhkan biaya yang tidak murah. Tapi, lebih baik mengeluarkan biaya mahal agar sehat, ketimbang mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar untuk pengobatan.
"Dan jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, C, E, dan kalsium. Contohnya saja wortel, pepaya, telur, jeruk, dan brokoli," kata Prof Soehartati dalam acara `World Cancer Day: Menepis Mitos Kanker`, di Lobby Gedung Radioterapi RSCM, Salemba, Jakarta, ditulis pada Selasa (4/2/2014)
Prof. Soehartati menyebutkan, kebanyakan kasus kanker kolorektal (usus besar) disebabkan pola makan yang berantakan. Parahnya banyak orang sulit meninggalkan kebiasaan buruknya. Padahal, makanan tidak sehat merupakan faktor risiko terbesar yang harus dihindari, agar terhindar dari kanker kolorektal.
Faktor risiko
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan kanker kolorektal, antara lain:
Gejala klinis
Pencegahan
Deteksi dini
melakukan tes skrining:
(Adt/Abd)
Baca juga:
Ratusan Orang Ramaikan `World Cancer Day` di RSCM
Rokok Juga Hambat Proses Pengobatan Kanker
Kanker Tak Akan Jadi `Penyakit Mahal`, Bila?
Mitos tentang Kanker yang Perlu Diluruskan
Di RSCM, Kanker Serviks Paling `Ngetop`
Karena itu, bila ada hal-hal yang aneh dalam tubuh sebaiknya segera periksakan ke dokter sejak dini. Lebih baik lagi kita melakukan pencegahan dengan menjalani pola hidup sehat.
Kepala Departemen Radioterapi RSCM, Prof, DR. Dr. Soehartati Gondhowiardjo, SpRad (K) OnkRad mengatakan, biasakan untuk mengonsumsi sayur-mayur dan buah-buahan setiap harinya. Memang, untuk memenuhi asupan ini dibutuhkan biaya yang tidak murah. Tapi, lebih baik mengeluarkan biaya mahal agar sehat, ketimbang mengeluarkan biaya yang jauh lebih besar untuk pengobatan.
"Dan jangan lupa untuk mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, C, E, dan kalsium. Contohnya saja wortel, pepaya, telur, jeruk, dan brokoli," kata Prof Soehartati dalam acara `World Cancer Day: Menepis Mitos Kanker`, di Lobby Gedung Radioterapi RSCM, Salemba, Jakarta, ditulis pada Selasa (4/2/2014)
Prof. Soehartati menyebutkan, kebanyakan kasus kanker kolorektal (usus besar) disebabkan pola makan yang berantakan. Parahnya banyak orang sulit meninggalkan kebiasaan buruknya. Padahal, makanan tidak sehat merupakan faktor risiko terbesar yang harus dihindari, agar terhindar dari kanker kolorektal.
Faktor risiko
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan kanker kolorektal, antara lain:
- Makanan tinggi lemak, rendah kalium, folat, dan rendah serat
- Jarang makan sayuran dan buah-buahan
- Kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol
- Riwayat penyakit polip usus, riwayat radang usus kronis
- Riwayat kanker kolorektal pada keluarga
- Kelainan genetik
Gejala klinis
- Perdarahan lewat dubur, gangguan BAB
- Nyeri pada perut, muntah-muntah, tidak napsu makan, penurunan berat badan yang dratstis
Pencegahan
- Perbanyak konsumsi makanan berserat tinggi, yaitu sayur dan buah-buahan.
- Mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin A, C, E, dan kalsium
Deteksi dini
melakukan tes skrining:
- Colok dubur
- Tes darah pada tinja
- Sigmoidoskopi, kolonoskopi
- Barium enema dengan kontras ganda.
(Adt/Abd)
Baca juga:
Ratusan Orang Ramaikan `World Cancer Day` di RSCM
Rokok Juga Hambat Proses Pengobatan Kanker
Kanker Tak Akan Jadi `Penyakit Mahal`, Bila?
Mitos tentang Kanker yang Perlu Diluruskan
Di RSCM, Kanker Serviks Paling `Ngetop`