Kenali 6 Gejala Stres Sejak Dini Agar Tak Menimbulkan Masalah Kesehatan

Kenali gejala stres sedini mungkin agar tidak menimbulkan sakit yang parah.

oleh Nisa Mutia Sari diperbarui 13 Agu 2019, 11:40 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2019, 11:40 WIB
Gejala Stres
Ilustrasi stres (iStockphoto/hobo_018)

Liputan6.com, Jakarta Stres merupakan reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi suatu ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuatnya merasa putus asa, gugup, marah, atau tidak bersemangat. Penyebab stress pun beragam, seperti tekanan pekerjaan, masalah rumah tangga, ekonomi, dan lain sebagainya.

Ketika kamu terperangkap dalam kondisi tersebut, kesehatan kamu bisa ikut menurun. Ya, stres memang bisa memengaruhi kondisi kesehatan kamu. Bahkan, ada beberapa gejala stres yang bisa membuat kamu menjadi sakit.

Respons tubuh terhadap stres yakni dengan melepaskan sejumlah hormon dan meningkatkan detak jantung serta laju pernapasan. Nah, jika respons stres terus terjadi, bahkan meningkat, hal itu dapat membahayakan kesehatan karena kamu sudah mengalami stres kronis.

Oleh karena itu, kamu perlu memahami gejala stres sedini mungkin agar tak membahayakan kesehatanmu. Berikut Liputan6.com, Selasa (13/8/2019) telah merangkum dari berbagai sumber beberapa gejala stres yang perlu diwasapadai agar tidak membuat kamu sakit.

Rambut Rontok

Gejala Stres
rambut rontok (sumber: iStockphoto)

Kondisi rambut rontok merupakan sesuatu hal yang umum terjadi apabila jumlah kerontokannya masih dalam batas normal. Ya, kehilangan beberapa helai rambut adalah normal. Karena folikel rambut lama digantikan dengan yang baru seiring berjalannya waktu.

Tetapi seseorang yang stres dapat mengganggu siklus tersebut. Ya, stres yang signifikan mendorong jumlah besar folikel rambut ke dalam fase istirahat dan kemudian beberapa bulan setelahnya rambut-rambut tersebut rontok.

Stres juga bisa menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang folikel rambut kamu, yang mengakibatkan rambut menjadi rontok.

Sering Merasakan Sakit Kepala

Gejala Stres
Sakit Kepala (Ilustrasi/iStockphoto)

Apabila kamu jarang mengalami sakit kepala, tetapi tiba-tiba kepala kamu terus merasakan sakit, kemungkinan kamu terlalu stress. Pasalnya, stress melepaskan bahan kimia yang dapat menyebabkan perubahan pada saraf dan pembuluh darah di otak, yang menyebabkan sakit kepala.

Begitu juga buat kamu yang rawan migran, kondisi ini juga dapat memicu atau memperburuknya. Otot kamu menegang ketika sedang stres, yang juga bisa menyebabkan sakit kepala.

Jerawat Sering Muncul

Gejala Stres
Jerawat (Sumber: iStockphoto)

Munculnya jerawat pada wajah bisa disebabkan oleh berbagai hal. Nah, salah satu yang menjadi faktor munculnya jerawat di wajah kamu adalah stress. Hal ini dikarenakan saat kamu stres, tubuh akan memompa lebih banyak hormone, seperti korsitol, yang menyebabkan kelenjar kulit memproduksi lebih banyak minyak.

Nah, minyak yang berlebih ini bisa terperangkap di dalam folikel rambut yang kemudian bersama dengan kotoran dan sel-sel kulit mati akan menghasilkan jerawat.

Otak Terasa Kabur

Gejala Stres
Otak Terasa Kabur (Foto: iStockphoto)

Stres bisa membuat kamu mengalami sakit metal. Hal ini dikarenakan banyaknya hormone stress kortisol yang membuat otak menjadi lebih sulit untuk fokus atau berkonsentrasi. Pada akhirnya, hal ini akan menyebabkan masalah ingatan serta kecemasan atau depresi.

Gangguan Pencernaan

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Gejala stress juga ditunjukkan dengan terganggunya fungsi saluran cerna kamu, sehingga dapat menyebabkan tubuh memproduksi lebih banyak asam yang menimbulkan mulas. Ya, saat stres bisa memperlambat pengosongan makanan dari perut, yang menyebabkan gas dan kembung, dan bahkan dapat meningkatkan kontraksi usus beberapa kali. Sehingga menimbulkan kram dan diare.

Berat Badan Tidak Stabil

Lip 6 default image
Gambar ilustrasi

Pada kondisi stres juga memicu pelepasan hormone korsitol, yang mengganggu kemampuan tubuh kamu untuk memproses gula darah dan mengubah cara memetabolisme lemak, protein, dan karbohidrat. Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan atau penurunan berat badan.

Di sisi lain, stres juga dapat menyebabkan seseorang melakukan perilaku tidak sehat seperti makan berlebih atau justru kurang makan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya