Liputan6.com, Jakarta Ambigu adalah istilah yang mungkin sering kamu dengar tapi masih belum kamu pahami sepenuhnya. Padahal, hal ini sering kali digunakan. Dalam tata bahasa, ambigu kerap mengecoh atau membingungkan pembaca. Kata ambigu banyak menjadi penyebab kesalahan tafsir suatu konteks.Â
Baca Juga
Ambigu kerap kali dianggap sebagai kata atau kalimat yang menimbulkan ketidakjelasan. Ambigu juga sering kali digambarkan sebagai kata yang memiliki makna ganda atau banyak makna. Istilah ambigu ini bisa ditemukan bukan hanya dalam bahasa, tapi juga seni, musik, hingga matematika.
Advertisement
Ambigu adalah suatu kata atau kalimat yang bermakna lebih dari satu. Ambigu sering juga disebut sebagai kata atau kalimat bermakna ganda. Ambigu adalah kata atau kalimat yang dapat timbul dalam berbagai variasi tulisan atau tuturan. Sebuah kata, frasa, atau kalimat, bersifat ambigu jika memiliki lebih dari satu arti. Adanya kalimat ambigu dapat menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan isi atau maksud dari bacaan.
Ambigu dapat ditemukan baik dalam bahasa yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Penggunaan ambigu biasanya ditemukan dalam penulisan sastra atau seni. Terkadang ambiguitas bisa menjadi hal yang baik, terutama dalam puisi dan mendongeng. Konteks turut memainkan peran dalam menyelesaikan ambiguitas. Misalnya, sepotong informasi yang sama bisa bersifat ambigu dalam satu konteks dan tidak ambigu pada konteks lain.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (25/3/2022) tentang ambigu adalah.
Ambigu adalah
Ambigu adalah istilah yang menjelaskan tentang kata atau kalimat uang memiliki dua arti atau lebih. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ambigu adalah sesuatu yang bermakna lebih dari satu (sehingga kadang-kadang menimbulkan keraguan, kekaburan, ketidakjelasan, dan sebagainya). Ambigu adalah sesuatu yang bermakna ganda. Ambigu juga sering disebut dengan ketaksaan.
Ambiguitas berasal dari bahasa Inggris yaitu ambiguity yang berarti suatu konstruksi yang dapat ditafsirkan lebih dari satu arti. Ambigu adalah konstruksi ketatabahasaan yang memiliki lebih dari satu penafsiran. Ambiguitas meluas dari kalimat yang ambigu (yang bisa berarti satu atau lain hal), hingga alur cerita yang ambigu dan argumen yang ambigu.
Sebuah kata, frase, atau kalimat bersifat ambigu adalah jika memiliki lebih dari satu arti. Adanya kalimat ambigu dapat menimbulkan kesalahan dalam menafsirkan isi atau maksud dari bacaan. Ambigu dapat ditemukan baik dalam bahasa yang disampaikan secara lisan maupun tertulis. Terkadang ambiguitas bisa menjadi hal yang baik, terutama dalam puisi dan mendongeng.
Kata atau kalimat ambigu dapat timbul dalam berbagai variasi tulisan atau tuturan. Jenis-Jenis ambiguitas di antaranya adalah ambiguitas fonetik, ambiguitas gramatikal, dan ambiguitas leksikal.
Advertisement
Ambiguitas Fonetik dan Contohnya
Ambiguitas fonetik muncul akibat berbaurnya bunyi-bunyi bahasa yang dilafalkan. Jenis ambigu fonetik terbentuk saat kata atau kalimat jika dilafalkan terlalu cepat dapat mengakibatkan keraguan maknanya. Ambiguitas fonetik terjadi ketika adanya persamaan bunyi kata saat diucapkan.
Contoh dari ambiguitas fonetik adalah:
- Beruang: Beruang bisa berarti mempunyai uang atau nama binatang.
- Jarak: Jarak bisa berarti rentang wilayah atau nama sejenis tumbuhan.
- Hak: Hak mempunyai dua arti, yakni yang menyatakan milik dan bagian sepatu wanita.
- Salam: Kata salam bisa berarti sapaan dan nama bumbu dapur.
- Gelar: Gelar bisa bermakna pangkat atau membuka gulungan tikar.
- Batu: Kata batu bisa bermakna nama benda padat yang sangat keras atau nama kota di Jawa Timur.
- Bunga: bunga bisa bermakna tanaman atau imbalan yang digunakan pada penggunaan uang atau modal di bank.
Ambiguitas Leksikal dan Contohnya
Ambiguitas pada tingkat leksikal meliputi polivalensi, ketidakjelasan batas makna suatu kata, dan penggunaan gaya bahasa. Setiap kata atau frasa dalam bahasa kadang memiliki makna lebih dari satu, sehingga pendengar atau pembaca sering melakukan kesalahan dalam menafsirkan makna tersebut.
Ambigu leksikal menyebabkan makna suatu kata dapat saja berbeda tergantung pada konteks kalimatnya. Ambiguitas leksikal terkadang digunakan dengan sengaja untuk membuat permainan kata dan jenis permainan kata lainnya. Dalam tataran leksikal, ambiguitas dapat dilihat dari dua sisi yaitu polisemi dan homonim.
Contoh ambigu leksikal polisemi:
Sisi pertama adanya gejala polisemi. Misalnya kata haram dalam bahasa Indonesia dapat bermakna:
1. Terlarang, tidak halal
2. Suci, tidak boleh dibuat sembarangan
3. Sama sekali tidak, sungguh-sunguh tidak
4. Terlarang oleh undang-undang, tidak sah.
Contoh ambigu leksikal homonim:
Sisi kedua adalah homonim yaitu kata-kata yang sama bunyinya. Sisi kedua ini tidak menimbulkan ambiguitas apabila dilihat penggunaannya dalam konteks. Contohnya:
- Dalam bahasa Indonesia, bisa berarti dapat atau racun.
- Pukul berarti jam atau ketuk.
Advertisement
Ambiguitas Gramatikal dan Contohnya
Ambiguitas atau ketaksaan pada tingkat gramatikal terjadi pada proses pembentukan pada tingkat kebahasaan, yaitu morfologi (morfem dan kata) dan sintaksis (frasa, klausa, dan kalimat).
Pada tataran morfologi, apa itu ambigu mengakibatkan perubahan makna. Contoh dari ambiguitas dalam morfologi adalah:
Pemukul: kata ‘pemukul’ dapat bermakna ganda ‘orang yang memukul’ atau alat untuk memukul.
Pada tataran sintaksis, ambiguitas muncul pada frasa, klausa, dan kalimat. Tiap kata yang membentuk frasa atau kalimat itu telah jelas, tetapi dalam pengombinasiannya dapat memiliki tafsiran lebih dari satu pengertian.
Contoh dari ambiguitas dalam sintaksis adalah:
Frasa orang tua dapat bermakna ‘orang yang tua’ atau ‘ibu-bapak’.