5 Pantangan Makanan untuk Penderita Diabetes, Batasi Konsumsinya

Makanan seimbang bantu stabilkan gula darah.

oleh Anugerah Ayu Sendari diperbarui 22 Mei 2023, 04:40 WIB
Diterbitkan 22 Mei 2023, 04:40 WIB
ilustrasi Diabetes
ilustrasi Diabetes (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Pantangan makanan untuk penderita diabetes penting dipahami. Makan makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu penderita diabetes mengelola kondisi dan mengurangi risiko komplikasi lanjutan. Mengetahui pantangan makanan untuk penderita diabetes juga bisa memberi pemahaman apa saja yang baik dan buruk bagi penderita diabetes.

Diabetes adalah penyakit kronis yang telah mencapai proporsi epidemi antara orang dewasa dan anak-anak di seluruh dunia. Diabetes yang tidak terkontrol memiliki banyak konsekuensi serius, termasuk penyakit jantung, penyakit ginjal, kebutaan dan komplikasi lainnya. Makanan adalah faktor yang sangat diperhatikan bagi penderita diabetes. Ada beberapa pantangan makanan untuk penderita diabetes yang perlu dipahami.

Konsumsi makanan yang salah dapat meningkatkan kadar gula darah, insulin dan meningkatkan peradangan, yang dapat meningkatkan risiko penyakit komplikasi. Mengidap diabetes bukan berarti seseorang harus berhenti mengonsumsi makanan yang mereka suka. Adanya pantangan makanan untuk penderita diabetes bertujuan agar penderita membatasi jumlah asupan makanan tersebut.

Penderita diabetes dapat makan sebagian besar makanan, tetapi mereka perlu memakannya dalam porsi yang lebih kecil. Membatasi jumlah konsumsi pantangan makanan untuk penderita diabetes bisa mengontrol gula darah tetap stabil. Pantangan makanan untuk penderita diabetes ini bisa meliputi karbohidrat, lemak, gula, hingga protein tertentu.

Berikut daftar pantangan makanan untuk penderita diabetes yang berhasil Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Kamis (22/8/2019).


Karbohidrat olahan

fungsi karbohidrat
Karbohidrat. (sumber: pixabay)

Karbohidrat adalah sumber energi yang penting, tetapi penderita diabetes harus berhati-hati ketika memilih karbohidrat mana yang akan dimakan dan bagaimana menyebarkannya secara merata sepanjang hari. Ada tiga jenis utama karbohidrat dalam makanan yaitu pati, gula, dan serat.

Karbohidrat secara langsung mempengaruhi kadar glukosa darah lebih dari nutrisi lainnya. Tubuh memecah pati dan gula menjadi glukosa. Seseorang dengan diabetes tidak harus menghindari karbohidrat sama sekali, tetapi mereka harus memastikan bahwa mereka makan makanan yang tepat.

Karbohidrat olahan menjadi jenis yang harus dihindari. Makanan yang terdiri dari karbohidrat olahan dan yang mengandung gula tambahan juga menyediakan energi, tetapi mengandung sedikit nutrisi. Ini termasuk makanan yang dipanggang dibuat dengan tepung putih yang sangat diproses, permen, keripik, dan makanan apa pun dengan tambahan gula, roti putih dan sereal.


Buah kering

Liputan 6 default 3
Ilustraasi foto Liputan 6

Buah adalah sumber vitamin dan mineral penting, termasuk vitamin C dan potasium. Ketika buah dikeringkan, prosesnya menghasilkan hilangnya air yang mengarah ke konsentrasi nutrisi yang lebih tinggi. Namun, gula dalam buah kering juga berubah menjadi lebih tinggi.

Contohnya, satu cangkir kismis mengandung 115 gram karbohidrat, 5 di antaranya berasal dari serat. Oleh karena itu, kismis mengandung karbohidrat tiga kali lebih banyak daripada anggur. Jenis buah kering lainnya sama-sama lebih tinggi dalam karbohidrat jika dibandingkan dengan buah segar.

Anda tak perlu menghindari jenis makanan ini secara keseluruhan. Mengombinasikannya buah-buahan rendah gula seperti buah segar dapat memberikan manfaat kesehatan sambil menjaga kadar gula darah tetap stabil.


Lemak

Makanan mengandung lemak jahat
Lemak (sumber: iStockphoto)

Lemak dapat menyediakan asam lemak esensial, seperti omega-3, dan merupakan bagian integral dari makanan sehat dan seimbang. Namun, orang perlu memilih jenis lemak yang tepat, terutama jika mereka menderita diabetes. Lemak trans adalah jenis yang perlu dihindari.

Lemak trans ditemukan dalam margarin, selai kacang, olesan, krim dan makanan beku. Selain itu, produsen makanan sering menambahkannya ke kerupuk, muffin, dan makanan panggang lainnya untuk membantu memperpanjang umur simpan.

Meskipun lemak trans tidak secara langsung meningkatkan kadar gula darah, mereka telah dikaitkan dengan peningkatan peradangan, resistensi insulin dan lemak perut, serta menurunkan kadar kolesterol HDL "baik" dan gangguan fungsi arteri.


Gula

Liputan 6 default 5
Ilustraasi foto Liputan 6

Makanan manis, permen, dan banyak makanan penutup sebagian besar terdiri dari gula dan merupakan karbohidrat berkualitas rendah. Mereka sering mengandung sedikit atau tidak ada nilai gizi dan dapat menyebabkan lonjakan tajam glukosa darah.

Gula juga dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan dan risiko penyakit jantung dan stroke. Penderita diabetes perlu mencoba untuk meminimalkan asupan gula putih, juga makanan seperti permen, kue, dan pai. Namun, bentuk gula lain juga dapat menyebabkan lonjakan gula darah. Ini termasuk gula merah dan gula "alami" seperti madu.

Meskipun pemanis ini tidak terlalu diproses, mereka mengandung setidaknya karbohidrat sebanyak gula putih. Bahkan, sebagian besar mengandung lebih banyak lagi. Dalam sebuah penelitian, orang-orang dengan prediabetes mengalami peningkatan yang sama dalam gula darah, insulin dan penanda inflamasi terlepas dari apakah mereka mengkonsumsi gula putih atau madu sebanyak 1,7 ons.


Protein tertentu

Daging Sapi Mentah
Ilustrasi Foto Daging Sapi (iStockphoto)

Protein membantu tubuh membangun, memelihara, dan mengganti jaringan. Organ tubuh, otot, dan sistem kekebalan terdiri dari protein. Tubuh juga dapat memecah protein menjadi gula, tetapi proses ini kurang efisien daripada memecah karbohidrat. Seperti halnya karbohidrat, seseorang harus memilih sumber proteinnya dengan hati-hati, terutama jika menderita diabetes.

Makan daging merah, seperti daging sapi, babi, dan domba, dapat meningkatkan risiko diabetes, bahkan pada tingkat konsumsi yang rendah. Penelitian menyimpulkan, makan satu porsi 3,5 ons per hari daging merah yang tidak diolah, seperti daging sapi, meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2 sebesar 19%. Satu porsi kecil daging merah olahan, seperti bacon, meningkatkan risikonya sebesar 51%.

Protein yang harus dihindari atau dibatasi termasuk daging merah, daging olahan, unggas dengan kulit, serta ikan goreng. Sementara protein yang aman bagi penderita diabetes meliputi kacang-kacangan, tahu, dan telur.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya