Konsep Habluminallah Habluminannas, Ini Pentingnya Menjaga Keseimbangan Keduanya

Habluminallah Habluminannas merupakan perlu dijaga keseimbangannya untuk mencapai kesempurnaan ibadah.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 01 Jun 2023, 15:15 WIB
Diterbitkan 01 Jun 2023, 15:15 WIB
ilustrasi sholat. ©2020 Merdeka.com
ilustrasi sholat. ©2020 Merdeka.com

Liputan6.com, Jakarta Allah tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah kepada-Nya. Dalam ajaran agama Islam, apa yang dimaksud dengan ibadah memiliki spektrum yang sangat luas.

Ibadah tidak hanya mengacu pada ritual yang menunjukkan hubungan seorang hamba dengan Tuhannya, melainkan juga merujuk tentang bagaimana manusia berhubungan dengan manusia lainnya. Maka dalam Islam dikenal konsep Habluminallah Habluminannas.

Habluminallah Habluminannas merupakan dua hal penting yang harus dijaga keseimbangannya oleh seorang muslim untuk mencapai kesempurnaan ibadahnya. Habluminallah Habluminannas harus bersinergi, keduanya harus berjalan berdampingan.

Tidak dibenarkan jika seorang muslim yang begitu taat dengan rajin melaksanakan amalan wajib dan sunnah tanpa tertinggal, namun dia dengan mudah mengeluarkan kata-kata yang menyakiti orang lain.

Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُكُمْ مَنْ يُرْجَى خَيْرُهُ وَيُؤْمَنُ شَرُّهُ

“Sebaik-baik kalian adalah orang yang diharapkan kebaikannya dan (orang lain) merasa aman dari kejelekannya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2263).

Berikut penjelasan selengkapnya mengenai konsep Habluminallah Habluminannas, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (1/6/2023).

Konsep Habluminallah Habluminannas

Habluminallah Habluminannas merupakan bagian dari konsep takwa. Seperti dikutip dari laman Universitas Darul Ulum Jombang, takwa memiliki dua dimensi hubungan, yakni Habluminallah Habluminannas.

Habluminallah adalah hubungan vertikal antara manusia dengan Allah. Sedangkan Habluminannas adalah hubungan horizontal antara manusia dengan sesama manusia, atau yang lebih luas lagi yakni hubungan antara manusia dengan makhluk lainnya.

Takwa yang baik dan benar adalah takwa yang mengandung adanya keseimbangan antara manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan makhluk lain, yang sering disebut sebagai Habluminallah Habluminannas.

Keseimbangan Habluminallah Habluminallah ditandai dengan seimbangnya hubungan vertikal yang berkaitan langsung dengan Allah, serta hubungan dengan sesama manusia dan makhluk lain.

Perwujudan Habluminallah Habluminannas

Ilustrasi zakat
Ilustrasi zakat. (Photo by master1305 on Freepik)

Perwujudan konsep Habluminallah Habluminannas dapat dilihat dari bagai seseorang bersikap. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa tidak dibenarkan jika seorang muslim hanya mengutamakan Habluminallah saja, dengan rajin menjalankan shalat sunnah, namun dengan mudah dia mengeluarkan kata-kata yang dapat menyakiti orang lain.

Memang benar jika dilihat dari bagaimana shalat dikerjakan, hal itu memang mengedepankan hubungan manusia dengan Allah SWT. Akan tetapi bukan berarti tidak ada dimensi sosial dalam shalat. Shalat yang memiliki keseimbangan Habluminallah Habluminannas adalah shalat yang dapat menghindarkan kita dari tindakan keji dan munkar.

Allah SWT berfirman,

“Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), yaitu Al Kitab (al Quran) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) itu lebih besar (keutamaannya dari ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Ankabut: 45)

Ayat tersebut memerintahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan tentunya kita sebagai umatnya, agar senantiasa berinteraksi dengan al Quran, dengan cara membaca, mempelajari, memahami, menghayati, dan mengamalkan isi kandungannya. Allah SWT juga memerintahkan untuk mendirikan shalat secara berkesinambungan dan khusyu’.

Shalat yang didirikan secara berkesinambungan dan khusyu’, sesuai dengan tuntunan Allah dan Rasul-Nya, dapat dipastikan akan mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan mungkar, karena kemampuannya dalam menerjemahkan nilai-nilai shalatnya. Hal itu juga akan tampak dari bagaimana cara seseorang memperlakukan keluarga, tetangga, dan orang lain, sehingga orang di sekitar pelaku shalat ini akan merasa aman.

Perwujudan Habluminallah Habluminannas juga dapat dilihat dari ibadah zakat. Zakat adalah ibadah bentuk ibadah yang menunjukkan perwujudan Habluminallah Habluminannas. Habluminallah karena ketika zakat kita menjalankan perintah Allah SWT, Habluminannas karena dampak zakat tidak hanya bisa dirasakan oleh pelakunya, tapi juga dirasakan masyarakat yang lebih luas dan dapat membantu meringankan kesulitan yang mereka hadapi.

Habluminallah Habluminannas yang Tidak Seimbang

Persekusi Disakiti Dihina
Ilustrasi Foto Persekusi (iStockphoto)

Keseimbangan Habluminallah Habluminallah sangat penting untuk diupayakan. Sebagai muslim kita tidak boleh hanya taat dalam menjalankan shalat, namun banyak dari perbuatan yang kita lakukan, baik itu berupa tindakan maupun kata-kata, justru membuat orang di sekitar kita merasa tidak aman, merasa terluka, dan dirugikan.

Dikutip dari laman Universitas Darul Ulum Jombang, Ustadz Abdul Natsir menjelaskan bahwa manusia yang bangkrut adalah manusia yang ketika hari kiamat datang, ia membawa pahala solat, zakat,dan ibadah wajib lainnya. Akan tetapi semasa hidup di dunia manusia ini mengatakan perkataan yang jelek, fitnah, mencela tetangga, sehingga pahala manusia ini sedikit demi sedikit berkurang karena protes dari manusia lain yang telah dizalimi.

Pahala tersebut terambil dan ditambah dosa dari manusia yg dizalimi. Ini menunjukkan manusia ini tidak menjaga keseimbangan hubungan antara dengan Allah dan dengan manusia lainnya. Menyakiti tetangga, menganiaya orang lain, atupun perbuatan zalim lainnya menyebabkan ibadahnya sia-sia dan dilemparkan ke neraka.

Dari penjelasan tersebut dapat kita pahami bahwa menjaga keseimbangan Habluminallah Habluminannas adalah hal yang sangat penting sebagai hamba yang bertakwa kepada Allah SWT. Jangan sampai shalat, puasa, dan dzikir kita menjadi sia-sia, karena kita tidak menjalin hubungan yang baik dengan sesama manusia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya