Liputan6.com, Jakarta Alat kontrasepsi adalah bagian dari perencanaan keluarga sebab alat ini berfungsi sebagai pengontrol kehamilan. Alat kontrasepsi digunakan untuk mencegah atau menunda terjadinya kehamilan. Tujuannya agar pasangan suami istri dapat melakukan perencanaan yang matang dalam membangun rumah tangga.Â
Baca Juga
Advertisement
Pasangan yang melakukan perencanaan yang matang dalam membangun rumah tangga terbukti memiliki kondisi fisik, mental, serta finansial lebih matang. Sehingga lingkungan harmonis dan ideal bagi kedua pasangan serta anak-anak mereka akan terbentuk. Anak-anak yang tumbuh dengan lingkungan seperti ini tentu akan mengalami pertumbuhan yang lebih optimal.
Selain sebagai pengontrol kehamilan, beberapa alat kontrasepsi adalah alat yang dapat mencegah penularan penyakit seksual menular juga. Secara umum, cara kerja alat kontrasepsi adalah dengan menghambat pertemuan sel sperma dan sel telur agar tidak terjadi pematangan sel telur. Berikut ulasan alat kontrasepsi adalah pencegah terjadinya kehamilan serta pencegah penyakit menular seksual yangLiputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (4/7/2023).
Mengenal Alat Kontrasepsi
Alat kontrasepsi adalah berbagai perangkat atau metode yang digunakan untuk mencegah kehamilan atau mengurangi risiko penularan penyakit seksual saat berhubungan seksual. Tujuan utama alat kontrasepsi adalah mengontrol fertilitas atau kesuburan seseorang.
Alat kontrasepsi dapat berupa perangkat fisik seperti kondom, spiral (IUD), diafragma, implan, atau dapat berupa metode penggunaan hormon seperti pil kontrasepsi atau suntikan kontrasepsi. Alat kontrasepsi bekerja dengan cara yang berbeda-beda untuk mencegah kehamilan, seperti menghentikan ovulasi (pelepasan telur), mencegah sperma bertemu dengan telur, atau mengubah kondisi rahim sehingga menurunkan kemungkinan terjadinya kehamilan.
Selain mencegah kehamilan, alat kontrasepsi juga dapat membantu dalam mencegah penularan penyakit seksual. Alat kontrasepsi seperti kondom dapat menjadi penghalang fisik yang efektif dalam mencegah penyebaran penyakit menular seksual (PMS) dengan mencegah kontak langsung antara kulit atau cairan tubuh yang terinfeksi.
Advertisement
Jenis-jenis Alat Kontrasepsi
Pemilihan alat kontrasepsi yang tepat harus disesuaikan dengan kebutuhan, preferensi, dan kondisi kesehatan setiap individu. Penting untuk berkonsultasi dengan profesional kesehatan untuk mendapatkan saran yang sesuai sebelum memutuskan alat kontrasepsi yang akan digunakan. Berikut jenis-jenis alat kontrasepsi beserta kelebihan dan kekurangannya.Â
1. Kondom Pria
Kondom pria adalah pelindung tipis yang dipasang pada penis untuk menghalangi sperma masuk ke vagina. Kondom banyak dipilih karena praktis digunakan, terjangkau, dan mudah didapatkan. Selain efektif mencegah kehamilan, kondom juga menjadi satu-satunya alat kontrasepsi yang dapat mencegah penyebaran penyakit menular seksual. Penggunaan alat kontrasepsi ini juga tidak memerlukan resep atau konsultasi dengan dokter.
Meski begitu kondom juga memiliki beberapa kekurangan. Efektivitas kondom dapat terpengaruh oleh kesalahan penggunaan, seperti robekan atau kebocoran. Kondom juga hanya bisa digunakan satu kali. Beberapa orang mungkin tidak nyaman dengan sensasi atau alergi terhadap bahan kondom.
2. Pil KB
Pil KB adalah kontrasepsi hormonal yang mengandung progestin dan estrogen untuk mencegah ovulasi. Alat kontrasepsi ini memiliki tingkat efektivitas yang tinggi dengan risiko kegagalan rendah. Pil KB mengatur siklus menstruasi dan beberapa di jenis pil KB juga dapat mengurangi risiko penyakit tertentu, seperti kista ovarium dan kanker rahim.
Kekurangannya pil KB membutuhkan konsistensi dalam penggunaan setiap hari. Alat kontrasepsi ini juga dapat menyebabkan efek samping seperti mual, nyeri payudara, dan perubahan mood. Pil KB juga tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
3. KB Implan
KB implan adalah batang kecil yang ditempatkan di bawah kulit dan melepaskan hormon progestin secara perlahan untuk mencegah ovulasi. KB implan Efektif dalam jangka waktu yang lama, sekitar 3 tahun atau lebih. Kontrasepsi ini tidak memerlukan pemakaian setiap hari dan tidak memengaruhi hubungan seksual.
Namun KB implan dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, seperti perdarahan yang tidak teratur atau hilangnya menstruasi. Selain itu terdapat efek samping seperti nyeri dan memar pada saat pemasangan.
4. Suntik KB
Suntik KB adalah injeksi hormon yang diberikan secara teratur, umumnya setiap 1 bulan atau 3 bulan, untuk mencegah ovulasi. Suntik Kb menjadi salah satu metode kontrasepsi yang praktis dan tidak memerlukan penggunaan setiap hari. Risiko kegagalannya pun rendah. Beberapa suntik KB dapat mengurangi gejala PMS dan nyeri menstruasi juga.
Kekurangan dari suntik KB adalah dapat menyebabkan perubahan pada siklus menstruasi, seperti perdarahan yang tidak teratur atau amenore (tidak ada menstruasi). Selain itu wanita yang menggunakan KB suntik dapat mengalami peningkatan berat badan dan perubahan mood.
5. IUD
IUD adalah perangkat kecil yang ditempatkan di dalam rahim. Ada versi hormonal yang bekerja dengan mengeluarkan hormon progesteron. Ada pula versi nonhormonal yang terbuat dari tembaga untuk mencegah pembuahan dan menempelnya telur pada rahim. Alat kontrasepsi ini efektif dalam jangka waktu yang lama, hingga 5-10 tahun. IUD juga tidak memerlukan pemakaian setiap hari dan tidak memengaruhi hubungan seksual.
Namun, pemasangan IUD harus dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional memerlukan. Penggunaannya juga dapat menyebabkan efek samping seperti nyeri dan perdarahan saat menstruasi. Ada pula risiko pergeseran IUD dan rasa tidak nyaman.
6. Kondom Wanita
Kondom wanita adalah pelindung tipis yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menghalangi sperma masuk ke rahim. Kelebihan alat kontrasepsi ini adalah penggunaan yang lebih mandiri bagi wanita. Seperti kondom laki-laki, kondom wanita tidak memerlukan resep atau konsultasi dengan tenaga medis profesional. Melindungi dari penyakit menular seksual.
Sayangnya, tingkat efektivitas lebih rendah dibandingkan kondom pria. Pemasangannya pun memerlukan waktu dan praktik untuk dapat terpasang dengan tepat. Beberapa orang mungkin juga tidak nyaman dengan sensasi atau alergi terhadap bahan kondom.
7. Diafragma
Diafragma adalah perangkat berbentuk kubah yang ditempatkan di mulut rahim sebelum berhubungan seksual untuk menghalangi sperma masuk ke rahim. Alat kontrasepsi ini banyak dipilih karena harganya terjangkau. Selain itu diafragma dapat digunakan berulang kali dan tidak mengganggu hubungan seksual jika digunakan dengan benar.
Kekurangan dari alat kontrasepsi ini adalah pemasangan harus dilakukan oleh dokter. Penggunaannya juga harus dilakukan dengan spermisida. Ada pula risiko kegagalan jika tidak digunakan dengan benar. Diafragma juga tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
8. Spermisida
Spermisida adalah produk kimia berbentuk jeli, krim, atau busa yang dimasukkan ke dalam vagina untuk membunuh sperma. Alat kontrasepsi ini juga dapat dibeli dengan harga terjangkau dan mudah digunakan tanpa resep dokter. Spermisida dapat digunakan bersama alat kontrasepsi lain untuk memaksimalkan fungsinya.
Sayanya, spermisida memiliki tingkat kegagalan yang relatif tinggi jika digunakan sendiri. Spermisida juga dapat menyebabkan iritasi pada organ intim serta tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
9. KB Permanen
Metode kontrasepsi permanen dilakukan dengan vasektomi pada pria atau tubektomi pada wanita untuk menghentikan jalur sperma atau telur menuju rahim. Kontrasepsi ini memiliki efektivitas hampir 100% dalam mencegah kehamilan. Metode ini juga praktis karena tidak memerlukan penggunaan alat kontrasepsi rutin.
Sifatnya yang permanen menyebabkan seseorang harus memikirkannya matang-matang sebelum melakukan metode ini. KB permanen memerlukan prosedur medis yang melibatkan pembedahan sehingga biaya yang diperlukan juga cukup besar. KB permanen tidak melindungi dari penyakit menular seksual.