Liputan6.com, Jakarta Belajar adalah kata yang kerap diidentikan dengan dunia pendidikan. Belajar mengacu pada proses aktif di mana individu berusaha memperoleh pengetahuan, keterampilan, pemahaman, dan sikap positif melalui berbagai pengalaman dan materi yang dipelajari. Belajar melibatkan perubahan tingkah laku individu seiring dengan peningkatan kepandaian, pengembangan kualitas diri, dan peningkatan kemampuan dalam berbagai aspek kehidupan.
Belajar adalah aktivitas yang dapat dilakukan secara formal, seperti di sekolah, perguruan tinggi, atau lembaga pelatihan, atau secara informal, melalui pembelajaran mandiri atau interaksi dengan lingkungan sekitar. Berikut ulasan tentang belajar adalah proses memperoleh ilmu pengetahuan yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/7/2023).
Belajar Sebagai Proses Memperoleh Kepandaian
Belajar adalah suatu proses atau upaya yang dilakukan oleh individu untuk mendapatkan perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai positif. Dalam konteks ini, belajar melibatkan aktivitas mental atau psikis yang dilakukan oleh individu. Proses belajar ini memungkinkan individu untuk mengalami perubahan dalam tingkah laku mereka sebelum dan setelah belajar.
Perubahan tingkah laku ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti pengalaman baru yang diperoleh melalui pembelajaran, penguasaan pengetahuan atau keterampilan baru setelah belajar, serta latihan atau aktivitas praktis yang dilakukan. Dalam hal ini, belajar dapat dianggap sebagai proses perubahan kepribadian seseorang, yang melibatkan peningkatan kualitas perilaku dalam berbagai aspek seperti pengetahuan, keterampilan, pemahaman, daya pikir, sikap, dan kemampuan lainnya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan belajar sebagai upaya memperoleh kepandaian atau ilmu, yang menunjukkan bahwa belajar melibatkan usaha aktif untuk mendapatkan pengetahuan dan keterampilan baru. KBBI juga menyebutkan bahwa belajar dapat berarti perubahan dalam tingkah laku atau tanggapan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman.
Advertisement
Jenis-jenis Belajar
Belajar adalah proses yang dapat terjadi dalam berbagai konteks dan metode yang berbeda. Baik itu melalui pendidikan formal, pembelajaran mandiri, interaksi sosial, atau penggunaan teknologi, penting untuk terus mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman sepanjang kehidupan. Berikut jenis-jenis belajar.
1. Belajar Abstrak
Belajar ini melibatkan cara berpikir abstrak untuk memperoleh pemahaman dan pemecahan masalah yang tidak nyata. Contoh belajar abstrak mencakup studi matematika, kimia, kosmografi, astronomi, dan beberapa materi dalam bidang studi agama seperti tauhid.
2. Belajar Keterampilan
enis belajar ini melibatkan gerakan motorik yang berhubungan dengan saraf dan otot, dengan tujuan memperoleh dan menguasai keterampilan fisik tertentu. Contoh belajar keterampilan mencakup olahraga, musik, menari, melukis, perbaikan barang elektronik, dan beberapa aspek praktik dalam pelajaran agama seperti ibadah shalat dan haji.
3. Belajar Sosial
Belajar sosial berfokus pada pemahaman masalah dan teknik-teknik pemecahan masalah sosial. Tujuannya adalah menguasai pemahaman dan keterampilan dalam memecahkan masalah sosial, seperti masalah keluarga, persahabatan, kelompok, dan masalah sosial lainnya. Materi pelajaran yang terkait dengan belajar sosial termasuk pelajaran agama dan pendidikan moral.
4. Belajar Rasional
Belajar rasional melibatkan kemampuan berpikir logis dan rasional, serta pemecahan masalah yang sistematis. Tujuannya adalah memperoleh beragam kecakapan dengan menggunakan prinsip-prinsip dan konsep-konsep. Jenis belajar ini juga berkaitan erat dengan kemampuan pemecahan masalah secara rasional. Bidang studi yang relevan dengan belajar rasional mencakup bidang studi yang mengajarkan pemecahan masalah.
5. Belajar Kebiasaan
Belajar kebiasaan melibatkan pembentukan kebiasaan baru atau perbaikan kebiasaan yang sudah ada melalui perintah, contoh, pengalaman, hukuman, dan penguatan. Tujuannya adalah agar siswa mengembangkan sikap dan kebiasaan yang lebih tepat dan positif, sesuai dengan konteks waktu dan tempat. Belajar kebiasaan juga berhubungan dengan norma dan nilai moral yang berlaku.
6. Belajar Apresiasi
Belajar apresiasi melibatkan penilaian tentang pentingnya atau nilai suatu objek. Tujuannya adalah agar siswa memiliki kemampuan untuk menghargai dengan tepat nilai suatu objek, seperti dalam apresiasi sastra, musik, dan bidang-bidang lainnya. Bidang studi yang mendukung belajar apresiasi mencakup bahasa dan sastra, seni kreatif, dan agama.
7. Belajar Pengetahuan
Belajar pengetahuan melibatkan penyelidikan mendalam tentang suatu objek pengetahuan tertentu. Ini melibatkan program belajar terencana yang melibatkan investigasi dan eksperimen untuk menguasai materi pelajaran.
Tujuan Aktivitas Belajar
Berikut tujuan dari aktivitas belajar.
1. Memperoleh Pengetahuan
Salah satu tujuan belajar adalah untuk memperoleh pengetahuan baru. Melalui belajar, individu dapat meningkatkan pemahaman dan pengetahuannya tentang berbagai topik, konsep, dan fakta. Proses belajar juga dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir seseorang, sehingga pengetahuan dan kemampuan berpikir saling berkaitan dan saling mempengaruhi.
2. Menanamkan Konsep dan Keterampilan
Belajar juga bertujuan untuk menanamkan konsep dan keterampilan kepada individu. Konsep merujuk pada pemahaman tentang prinsip-prinsip dan ide-ide yang mendasari suatu bidang atau disiplin ilmu. Keterampilan melibatkan kemampuan praktis yang diperoleh melalui latihan dan pengalaman, baik itu keterampilan fisik maupun mental. Proses belajar membantu individu dalam mengembangkan keterampilan jasmani dan rohani serta memahami konsep-konsep yang terkait.
3. Membentuk Sikap
Belajar juga memiliki peran dalam membentuk sikap individu. Proses belajar dapat membantu dalam pembentukan sikap mental, perilaku, dan pribadi seseorang. Guru atau pendidik memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai dan membantu mengembangkan kesadaran diri individu. Melalui pendekatan yang bijak, motivasi, dan arahan yang tepat, guru dapat menjadi contoh dan mempengaruhi sikap dan perilaku positif pada peserta didik.
Advertisement