Unsur Intrinsik Hikayat dan Ekstrinsiknya, Simak Perbedaan dan Perannya

Unsur intrinsik hikayat merujuk pada elemen-elemen atau komponen-komponen sastra yang ada di dalam teks hikayat itu sendiri.

oleh Mabruri Pudyas Salim diperbarui 04 Agu 2023, 20:10 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2023, 20:10 WIB
Tata Krama Bahasa Jawa
Manuskrip tulisan tangan dengan aksara Jawa berjudul 'Basa Kedathon' yang berisi bahasa Jawa yang diucapkan para raja di lingkungan istana.(Liputan6.com/Fajar Abrori)

Liputan6.com, Jakarta Hikayat merupakan salah satu karya sastra klasik dalam bentuk prosa yang menceritakan tentang kehidupan keluarga istana, kaum bangsawan, tokoh terkenal, serta orang-orang suci yang tinggal di sekitar istana dengan segala keajaiban, fenomena aneh, dan mukjizat yang dimiliki oleh tokoh utamanya.

Sebagai karya sastra klasik berbentuk prosa, hikayat dibangun atas sejumlah unsur, yakni unsur intrinsik hikayat dan unsur ekstrinsik hikayat.

Unsur intrinsik hikayat merujuk pada elemen-elemen atau komponen-komponen sastra yang ada di dalam teks hikayat itu sendiri. Ini termasuk unsur-unsur seperti plot, tokoh, setting, tema, gaya bahasa, dan suasana yang tercipta dalam hikayat tersebut.

Sedangkan unsur ekstrinsik hikayat merujuk pada elemen-elemen di luar teks hikayat itu sendiri yang dapat mempengaruhi pemahaman dan penafsiran pembaca terhadap karya sastra tersebut. Unsur-unsur ekstrinsik ini meliputi latar belakang sejarah penulisan hikayat, konteks sosial budaya pada saat karya itu dibuat, pandangan pengarang, serta pengaruh dari peristiwa atau tren pada masanya.

Untuk memahami lebih dalam mengenai unsur-unsur hikayat, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (4/8/2023).

Apa yang dimaksud hikayat?

Sebelum membahas lebih dalam mengenai unsur intrinsik hikayat, penting bagi kita untuk memahami apa yang dimaksud dengan hikayat itu sendiri. Dilansir dari Bola.com, hikayat adalah karya sastra lama dalam bentuk prosa yang mengisahkan tentang kehidupan keluarga istana, kaum bangsawan, dan orang-orang ternama, termasuk tokoh-tokoh suci di sekitar istana. Cerita dalam hikayat seringkali penuh dengan kesaktian, keanehan, dan mukjizat dari tokoh utamanya. Istilah "hikayat" berasal dari bahasa Arab "haka," yang berarti menceritakan atau bercerita.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hikayat adalah karya sastra lama Melayu berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah yang bersifat rekaan, keagamaan, historis, biografis, atau gabungan dari sifat-sifat tersebut. Hikayat biasanya dibaca untuk hiburan, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta.

Hikayat memiliki ciri-ciri sebagai berikut: menggunakan bahasa Melayu lama, ceritanya kadang-kadang sulit diterima akal, pusat cerita berada di lingkungan istana, tidak diketahui pengarangnya, bersifat baku dan tetap, dan menggunakan kata-kata arkais yang kini tidak lazim digunakan.

Kisah dalam hikayat seringkali berakhir bahagia dan dimenangkan oleh tokoh baik sebagai pahlawan utama. Hikayat berfungsi sebagai sarana hiburan dan pelipur lara, serta dapat membangkitkan semangat juang seseorang.

Apa saja unsur intrinsik hikayat?

Kitab Yahudi Berusia 1.000 Tahun Akan Dilelang
Alkitab Ibrani Codex Sassoon berusia 1.100 tahun dipajang di ANU Museum of the Jewish People di Tel Aviv untuk pameran manuskrip selama seminggu, bagian dari tur artefak di seluruh dunia di Inggris, Israel, dan Amerika Serikat sebelum penjualan, Rabu (22/3/2023). (AP Photo/Ariel Schalit)

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, hikayat dibangun oleh beberapa unsur. Unsur-unsur tersebut dibedakan menjadi dua, yakni unsur intrinsik hikayat dan unsur ekstrinsik hikayat.

Unsur intrinsik hikayat merujuk pada elemen-elemen atau komponen-komponen sastra yang ada di dalam teks hikayat itu sendiri. Ini termasuk unsur-unsur seperti plot, tokoh, setting, tema, gaya bahasa, dan suasana yang tercipta dalam hikayat tersebut.

Unsur-unsur intrinsik ini membentuk inti cerita dan memberikan pengaruh yang kuat terhadap pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh penulis kepada pembaca. Dengan memahami unsur intrinsik hikayat, pembaca dapat menggali lebih dalam tentang cerita, karakter, dan pesan yang terkandung dalam karya sastra tersebut.

Unsur intrinsik dalam hikayat terdiri dari berbagai elemen penting sebagai berikut:

1. Tema

Unsur intrinsik hikayat yang pertama adalah tema. Tema adalah ide atau gagasan pokok yang akan dikembangkan menjadi cerita, terdiri dari tema mayor dan tema minor. Contoh tema intrinsik hikayat: "Cinta terhadap bangsa sendiri lebih penting daripada cinta negara lain" dan "Keserakahan terhadap dunia akan memunculkan banyak permasalahan dan permusuhan."

2. Latar

Unsur intrinsik hikayat yang kedua adalah latar. Latar adalah ruang lingkup yang digunakan untuk menyajikan cerita, termasuk keterangan waktu, tempat, dan suasana. Contoh latar: "Kisah tangkuban perahu diceritakan di kawasan hutan" dan "Kisah maling kundang menggunakan latar paling dominan di laut."

3. Alur

Unsur intrinsik hikayat yang ketiga adalah alur. Alur adalah rangkaian peristiwa yang membentuk cerita dan menunjukkan sebab-akibat. Ada alur erat yang fokus pada satu cerita, dan alur longgar yang memungkinkan percabangan cerita.

4. Penokohan

Penokohan adalah unsur intrinsik hikayat yang mencakup karakterisasi dan penggambaran para tokoh dalam cerita. Berikut adalah penjelasan untuk setiap poin penokohan dalam hikayat:

a. Tokoh

Tokoh merupakan pemeran cerita, yaitu nama-nama tokoh atau pelaku dalam hikayat. Dalam hikayat, terdapat berbagai jenis tokoh seperti tokoh antagonis (penjahat), tokoh protagonis (pahlawan), dan tokoh tritagonis (tokoh pendukung).

b. Perwatakan

Perwatakan merupakan watak, sifat, dan karakteristik para tokoh, baik secara fisik maupun kejiwaan. Perwatakan ini mempengaruhi tindakan dan sikap tokoh dalam cerita. Perwatakan dapat diketahui dari penggambaran waktak, yang merupakan cara pengarang menggambarkan watak tokoh dalam cerita. Penggambaran watak ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu secara eksplisit, dialog antartokoh, tanggapan tokoh lain, dan sebagainya.

5. Amanat

Amanat adalah unsur intrinsik hikayat yang berisi pesan moral yang ingin disampaikan kepada pembaca, dapat disampaikan secara implisit atau eksplisit.

6. Sudut Pandang

Sudut pandang adalah unsur inrinsik hikayat yang menjelaskan posisi pengarang dalam memandang tema yang diangkat dalam cerita. Ada empat jenis sudut pandang, yakni sudut pandang orang pertama, orang kedua, orang ketiga, dan sudut pandang campuran.

7. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah unsur intrinsik hikayat yang menunjukkan kemampuan pengarang dalam memilih diksi untuk menyampaikan cerita, dengan berbagai jenis gaya bahasa seperti hiperbola dan personifikasi.

Unsur Ekstrinsik Hikayat

Naskah Kuno
Sebuah manuskrip kuno berbahan lontar masih tersimpan apik di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Naskah kuno itu merupakan peninggalan bersejarah abad ke-16 dari putera Sultan Pajang Hadi Widjaja. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Selain unsur intrinsik hikayat, hikayat dibangun juga oleh unsur yang berada di luar teks atau naskah hikayat itu sendiri. Unsur tersebut disebut unsur ekstrinsik hikayat.

Unsur ekstrinsik hikayat merujuk pada elemen-elemen di luar teks hikayat itu sendiri yang dapat mempengaruhi pemahaman dan penafsiran pembaca terhadap karya sastra tersebut.

Unsur-unsur ekstrinsik ini meliputi latar belakang sejarah penulisan hikayat, konteks sosial budaya pada saat karya itu dibuat, pandangan pengarang, serta pengaruh dari peristiwa atau tren pada masanya. Pemahaman terhadap unsur ekstrinsik dapat membantu pembaca untuk menempatkan karya sastra dalam konteks yang lebih luas dan memahami lebih mendalam makna yang ingin disampaikan oleh penulis.

Adapun unsur-unsur ekstrinsik hikayat antara lain adalah sebagai berikut:

1. Biografi Pengarang

Latar belakang dan pengalaman hidup pengarang mempengaruhi hasil tulisan. Jika pengarang memiliki pendidikan yang baik, cerita cenderung mencerminkan pengetahuan dan pemahaman ilmu yang dikuasai. Biografi pengarang juga memengaruhi pola tulisan dan motivasi pengarang dalam menyampaikan sudut pandang kepada pembaca.

2. Lingkungan Budaya

Lingkungan budaya tempat pengarang tumbuh dan hidup juga berpengaruh dalam proses penulisan. Pengarang yang berasal dari lingkungan pedesaan, misalnya, akan lebih leluasa dalam menggambarkan cerita berdasarkan kondisi sosial dan kebudayaan di desanya.

3. Lingkungan Sosial

Faktor lingkungan sosial juga memiliki peran penting dalam pengaruh penulisan. Lingkungan sosial mampu mempengaruhi corak dan nuansa karya sastra. Hikayat yang menceritakan tentang para wali, misalnya, akan sangat dipengaruhi oleh konteks sosial pada zamannya.

4. Keadaan Zaman

Kondisi zaman juga mempengaruhi corak, alur, dan unsur lainnya dalam sebuah hikayat. Setiap hikayat memiliki ciri khasnya sendiri yang mencerminkan kondisi zaman ketika cerita itu diciptakan. Misalnya, hikayat tentang para sahabat nabi memiliki konteks zaman yang berbeda dengan hikayat tentang para wali di Nusantara.

5. Nilai Kehidupan

Pesan moral atau nilai kehidupan yang disampaikan dalam hikayat juga dipengaruhi oleh unsur ekstrinsik. Tiap generasi dan zaman cenderung memiliki pesan moral yang berbeda dalam menciptakan hikayat, mengikuti nilai-nilai yang relevan pada saat itu.

Unsur-unsur ekstrinsik ini memberikan dimensi yang lebih luas dalam pemahaman dan penilaian terhadap sebuah hikayat. Dengan memahami unsur-unsur ekstrinsik ini, pembaca dapat lebih menghargai dan memaknai karya sastra dengan konteks yang lebih mendalam.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya