100.000 Dolar Berapa Rupiah? Kenali Cara Menghitungnya

Liputan6.com, Jakarta 100.000 Dolar berapa Rupiah harus dihitung dengan cara yang benar. Pasalnya, harga Dolar terhadap Rupiah bisa saja berbeda-beda setiap harinya. Hal ini merujuk kepada beragam faktor, seperti nilai tukar Dolar yang sedang menguat, sehingga nilai tukar ke Rupiah menjadi melemah, begitu pula sebaliknya. 

Pertama-tama kamu tentu perlu tahu berapa nilai 1 Dolar berapa Rupiah. Hal ini tidak sulit, pasalnya harga Dolar menjadi salah satu acuan mata uang di dunia. Biasanya harga Dolar digunakan untuk membandingkan nilai mata uang negara lain.

100.000 Dolar berapa Rupiah bisa kamu lihat di laman pencarian Google dan lebih baik lagi di situs Bank Indonesia. Kamu mungkin perlu mengenali cara menghitung berapa harga tukar Dolar dengan Rupiah bila sedang merencanakan pergi ke luar negeri, ataupun merencanakan pulang ke Indonesia. Pasalnya, hingga saat ini harga Dolar AS masih menjadi pengukuran nilai tukar yang paling populer.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (22/9/2023) tentang 100.000 Dolar berapa Rupiah.

100.000 Dolar berapa Rupiah bisa kamu pahami dengan mengenal harga 1 Dolar terhadap Rupiah terlebih dahulu. Apalagi, harga Dolar sering kali menjadi penentu turun naiknya harga barang dan jasa. Dolar juga menjadi salah satu patokan valuta asing di seluruh dunia.

Memantau harga Dolar menjadi aktivitas penting bagi pelaku keuangan, ekonomi, hingga perdagangan. Nilai tukar memberi tahu berapa harga Dolar pada waktu tertentu di pasar luar negeri. Salah satu cara mudah untuk mengetahui nilai Dolar adalah dengan memantau kurs valuta asing. Harga Dolar AS dapat dikatakan kuat ketika nilai tukar ke Dolar relatif lebih tinggi terhadap mata uang lain.

Jadi pertanyaan 100.000 Dolar berapa Rupiah bisa kamu cari di laman Google. Biasanya akan langsung muncul 100.000 Dolar berapa Rupiah per tanggal pencarian yang kamu lakukan. Per tanggal 22 September 2023 pukul 10.22, 1 Dolar berapa Rupiah yaitu 15.365,80 bila dilihat di laman utama Google. Sementara itu, 100.000 Dolar berapa Rupiah yaitu Rp 1.536.580.000,00 pada laman utama Google.

Sementara itu, mengutip dari Kalkulator Kurs Bank Indonesia, 100.000 Dolar berapa Rupiah per tanggal 22 September 2023 yaitu 1.589.700.000,00. Sementara itu, 1 Dolar berapa Rupiah melansir situs Bank Indonesia yaitu untuk nilai jual Rp 15.473,99 sedangkan untuk nilai beli Rp 15.320,01.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, 100.000 Dolar berapa Rupiah bisa juga dilihat dari situs resmi Bank Indonesia. Selain menjawab pertanyaan 100.000 Dolar berapa Rupiah, kamu juga bisa menilik nilai tukar mata uang lainnya. Berikut harga Dolar dan mata uang asing lainnya, per 22 September 2023, dikutip dari situs Bank Indonesia:

Dolar AS (USD)

Harga jual: Rp 15.473,99

Harga beli: Rp 15.320,01

Dolar Australia (AUD)

Harga jual: Rp 9.926,56

Harga beli: Rp 9.826,25

Euro (EUR)

Harga jual: Rp 16.493,73

Harga beli: Rp 16.323,47

British Pound (GBP)

Harga jual: Rp 19.054,67

Harga beli: Rp 18.858,93

Dolar Hong Kong (HKD)

Harga jual: Rp 1.978,54

Harga beli: Rp 1.958,73

Yen Jepang (JPY)/per 100 yen

Harga jual: Rp 10.437,77

Harga beli: Rp 10.333,21

Won Korea (KRW)

Harga jual: Rp 11,56

Harga beli: Rp 11,44

Yuan Tiongkok (CNY)

Harga jual: Rp 2.118,68

Harga beli: Rp 2.097,57

Setelah mengetahui  100.000 Dolar berapa Rupiah, kamu tentunya perlu mengenal lebih lanjut terkait mata uang Dolar. Negara yang menggunakan Dolar di antaranya seperti Amerika, Australia, Brunei, Kanada, Hong Kong, Jamaika, Liberia, Namibia, Taiwan, Selandia Baru, dan Singapura. Simbol untuk sebagian besar mata uang Dolar adalah $.

Jadi 100.000 Dolar berapa Rupiah juga berbeda-beda tergantung pada negaranya. Pada awalnya, yang disebut Dolar adalah koin perak yang beredar di banyak negara Eropa. Saat ini, Dolar AS adalah mata uang paling kuat di dunia. Sebagian besar transaksi internasional dilakukan dalam harga Dolar.

Melansir The Balance, sebelum menggunakan Dolar, sebagian besar negara mengikuti standar emas. Awal mula harga Dolar menjadi acuan nilai mata uang adalah adanya perjanjian Bretton Woods pada 1944. Perjanjian ini diteken oleh 44 negara dan berisi kebijakan moneter pasca perang dunia II. Dalam perjanjian Bretton Woods, negara-negara yang mengklaim dirinya sebagai negara maju berkomitmen mengontrol nilai tukar mata uang lokal dengan Dolar AS.

Jika nilai mata uang suatu negara menjadi terlalu lemah relatif terhadap Dolar, bank akan membeli mata uangnya di pasar valuta asing. Jika harga mata uang menjadi terlalu tinggi, bank sentral harus mencetak lebih banyak. Produksi percetakan ini akan meningkatkan pasokan dan menurunkan harga mata uang.