Liputan6.com, Jakarta Allah Maha membolak-balikkan hati manusia adalah salah satu sifat Allah yang pasti sudah diketahui oleh umat Muslim. Tapi pertanyaannya kenapa Allah membolak-balikan hati manusia? Kenapa Allah tidak membuat semua umat manusia taat kepadanya sehingga semua orang berada di jalan yang benar?
Menurut pendapat Ustad Hanan Attaki yang dilansir dari YouTube Motivasi Islam Net alasan Allah Maha membolak-balikkan hati manusia adalah karena ada yang pantas dan ada yang tidak pantas.
Advertisement
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim Rasulullah bersabda,
Advertisement
“Sesungguhnya di dalam tubuh ada segumpal darah. jika segumpal darah tersebut baik maka akan baik pulalah seluruh tubuhnya, adapun jika segumpal darah tersebut rusak maka akan rusak pulalah seluruh tubuhnya, ketahuilah segumpal darah tersebut adalah hati.” (Yang lebih benar untuk penyebutan segumpal darah (القلب ) tersebut adalah jantung, akan tetapi di dalam bahasa Indonesia sudah terlanjur biasa untuk menerjemahkan القلب dengan “hati”).
Oleh sebab itu, dalam ajaran Islam hati memilikiperan yang krusial dalam sikap seorang manusia. Berikut ulasan tentang Allah Maha membolak-balikkan hati manusia yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (29/9/2023).
Doa Ketetapan Hati yang Dibaca Rasulullah
Dalam sebuah riwayat hadits Imam Tirmidzi dikisahkan, Syahr bin Hawsyab berkata bahwa ia berkata pada istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ummu Salamah,
“Wahai Ummul Mukminin, apa do’a yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam jika berada di sisimu?”
Ummu Salamah menjawab,
“Yang sering dibaca oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah, ’Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)’.”
Ummu Salamah pernah bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Wahai Rasulullah kenapa engkau lebih sering berdo’a dengan do’a, ’Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii ‘ala diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)’. ”
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya menjawab,
“Wahai Ummu Salamah, yang namanya hati manusia selalu berada di antara jari-jemari Allah. Siapa saja yang Allah kehendaki, maka Allah akan berikan keteguhan dalam iman. Namun siapa saja yang dikehendaki, Allah pun bisa menyesatkannya.”
Setelah itu Mu’adz bin Mu’adz (yang meriwayatkan hadits ini) membacakan ayat,
(HR. Tirmidzi, no. 3522; Ahmad, 6: 315)
Berikut adalah bacaan doa ketetapan hati berserta artinya yang selalu dibaca Rasulullah,
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَYa muqollibal quluub tsabbit qolbi ‘alaa diinik
Artinya: Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu).
Advertisement
Penjelasan Tentang Sifat Allah Maha Membolak-balikkan Hati Manusia
Dilansir dari muslim.or.id, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda,
بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
Artinya: Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah, seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita. Seseorang paginya beriman, namun sorenya menjadi kafir. Atau seseorang yang sorenya masih beriman, namun paginya telah kafir. Dia menjual agamanya dengan tujuan-tujuan dunia” (HR. Muslim no. 328)
An-Nawawi rahimahullah menjelaskan hadits sebagai motivasi untuk menyegerakan amal shalih sebelum disibukan dengan hal lainnya. Sebab kesibukan yang mengalihkan penyegeraan amal halih ini akan bertumpuk-tumpuk hingga menutup amal shalih tersebut.
Nabi Muhammad SAW mendeskripsikan dahsyatnya bahaya tersebut, sehingga seseorang yang sorenya masih beriman, namun esok paginya sudah kafir, atau sebaliknya. (Perawi ragu-ragu terhadap hal ini.) Hal ini terjadi karena dahsyatnya bahaya yang ada, sehingga hati manusia bisa berubah dalam sehari saja“ (Syarh Shahih Muslim, 1/232)
Untuk membentengi diri dari bahaya tersebut, diperlukan pemahaman tentang tauhid dan cabang ilmu agama yang lain. Apalagi, kesyirikan adalah perbuatan dosa yang sangat samar dan tersembunyi. Bisa jadi tanpa sadar seseorang telah terjerumus ke dalam perbuatan syirik karena ketidak tahuan. Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan,
الأنداد هو الشرك، أخفى من دبيب النمل على صَفَاة سوداء في ظلمة الليل
“(Menjadikan) ‘andaad’ [sekutu-sekutu] adalah berbuat syirik, (dosa) yang lebih samar daripada jejak semut yang merayap di atas batu hitam dalam kegelapan malam” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/196)
Oleh karena itulah, ada yang mengatakan kebutuhan terhadap ilmu tauhid sebenarnya jauh melebihi kebutuhan manusia terhadap makanan dan minuman. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ahmad rahimahullah,
“Kebutuhan manusia terhadap ilmu agama itu melebihi kebutuhannya terhadap makanan dan minuman. Yang demikian itu karena seseorang membutuhkan makanan dan minuman sekali atau dua kali (dalam sehari). Adapun kebutuhannya terhadap ilmu (agama) itu sebanyak tarikan nafasnya” (Kaifa Tatahammasu li Thalabil ‘Ilmi Syar’i, hal. 42)
Hikmah Mengimani Allah Maha Membolak-balikkan Hati Manusia
1. Iman yang Bertambah Kuat
Dengan menyadari bahwa hati manusia cenderung berubah-ubah, manusia dapat memahami pentingnya memohon kepada Allah agar diberikan keteguhan hati dalam iman. Ini menguatkan keyakinan umat Muslim dan membantunya tetap istiqomah dalam menjalankan agama dan ketaatan kepada Allah.
2. Ketenangan Hati
Keteguhan hati juga membawa ketenangan. Saat hati kuat dalam iman, seorang Muslim lebih mampu menghadapi masalah dan ujian dunia dengan tenang. Ketenangan hati ini muncul karena tahu bahwa Allah selalu ada untuk membimbing dan mendukung setiap Muslim yang beriman.
3. Kedekatan kepada Allah
Dalam proses berdoa dan memohon keteguhan hati, umat Muslim mendekatkan diri kepada Allah. Hubungan manusia dengan Sang Pencipta semakin erat karena keyakinan dan ketaatan yang semakin kuat. Doa dan keteguhan hati memungkinkan seorang Muslim untuk mencapai taqarrub (kedekatan) dengan Allah.
4. Terhindar dari Sifat Menghakimi
Menyadari bahwa Allah adalah Yang Maha Membolak-balikkan hati mengajarkan untuk tidak menghakimi orang lain. Manusia tidak bisa meramalkan takdir seseorang atau mengatakan bahwa seseorang tidak akan mendapatkan hidayah. Hanya Allah yang tahu apa yang terjadi di dalam hati seseorang dan siapa yang akan mendapat petunjuk-Nya. Ini mengajarkan untuk bersikap lebih rendah hati dan tidak bersikap sombong terhadap orang lain.
Advertisement