Kata Baku Berpikir dan Berfikir Mana yang Benar? Simak Penjelasannya

Salah satu pasangan kata yang seringkali menimbulkan kebingungan adalah "berfikir" dan "berpikir".

oleh Silvia Estefina Subitmele diperbarui 12 Jan 2024, 14:45 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 14:45 WIB
[Fimela] Anak Belajar Membaca
Ilustrasi anak belajar membaca | pexels.com/@olly

Liputan6.com, Jakarta Kata baku adalah bentuk kata yang dianggap benar, juga sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang sudah ditetapkan. Kata baku berpikir mengacu pada pola pikir yang rasional, logis, dan kritis. Dalam konteks berpikir, memiliki pola pikir yang kreatif sangatlah penting, karena memungkinkan seseorang mempertimbangkan berbagai macam solusi, serta ide yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kata baku berpikir memiliki kata dasar “pikir”  di mana seseorang mampu menilai informasi dengan obyektif, mengidentifikasi asumsi-asumsi yang mendasarinya, serta menyusun argumentasi yang kokoh. 

Kata baku berpikir  juga termasuk kata kerja yang digunakan, untuk menyatakan suatu tindakan. Dengan mengetahui mana penulisan “berfikir” atau “berpikir” yang benar, Anda dapat menyusun tulisan yang sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku, sehingga kesalahan penulisan dapat diminimalisir dengan baik.

Berikut ini penjelasan tentang kata baku berpikir yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (12/1/2024). 

 

Mana yang Benar, Berpikir atau Berfikir?

Ilustrasi membaca buku, kumpulan puisi
Ilustrasi membaca buku, kumpulan puisi. (Foto oleh Tara Winstead: https://www.pexels.com/id-id/foto/makanan-kopi-cangkir-tangan-8383463/)

Pemilihan kata yang tepat dalam penulisan merupakan hal penting, dalam tata bahasa dan kaidah kebahasaan Bahasa Indonesia. Salah satu pasangan kata yang seringkali menimbulkan kebingungan adalah "berfikir" dan "berpikir".

Dalam pedoman penulisan Bahasa Indonesia, seperti yang diuraikan dalam buku "Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi" oleh Isthifa Kemal, Fadhil Pahlevi Hidayat, Nadra Amalia, M.Pd. (2022: 50), disebutkan bahwa pemakaian kata dan istilah dalam karya ilmiah, harus memperhatikan kebenaran dan kebaikan. Penggunaan kata dan istilah harus sesuai dengan aturan pembentukan kata dan istilah Bahasa Indonesia.

Adapun salah satu kesalahan yang sering terjadi adalah penulisan kata "berfikir" atau "berpikir". Dalam KBBI, penulisan yang benar adalah "berpikir". Alasan utamanya adalah karena "berpikir" memiliki kata dasar "pikir", bukan "fikir". Kata baku berpikir menurut KBBI, merujuk pada penggunaan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu. Ini merupakan kata kerja yang digunakan untuk menyatakan suatu tindakan.

Dengan memahami perbedaan antara penulisan "berfikir" dan "berpikir", penulis dapat menyusun tulisan yang sesuai dengan kaidah kebahasaan yang berlaku. Pemahaman ini membantu dalam menghindari kesalahan penulisan, menjaga kualitas tulisan dan memastikan pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik oleh pembaca.

Kata Baku dan Tidak Baku Huruf A-K

Ilustrasi membaca buku, belajar, kata kerja imperatif
Ilustrasi membaca buku, belajar, kata kerja imperatif. (Image by StockSnap from Pixabay)

Aberasi = abrasi

Abjad = abjad

Absorpsi = absorsi

Adab = adap

Adhesi = adesi

Adibusana = adi busana

Adidaya = adi daya

Adjektif = ajektif

Administrator = admin

Advokat = adpokat

Baka = baqa

Balig = baligh

Balsam = balsem

Banderol = bandrol

Barzakh = barzah

Batalion = batalyon

Baterai = batere

Batil = bathil

Bayangkara = bhayangkara

Bazar = bazaar

Bus = bis

Cabai = cabe

Capai = cape, capek

Capcai = cap cai

Cedera = cidera

Cendekia = cendikia

Cendekiawan = cendikiawan

Cengkeram = cengkram

Cengkerama = cengkrama

Cengkih = cengkeh

Dispenser = despenser

Distilasi = destilasi

Dividen = devide

nDonatur = donator

Durian = duren 

Epos = ephos

Esai = essai

Esens = esen

Eskadron = sekuadron

Etanol = ethanol

Fakih = faqih

Faksimili = faksimil

Familier = familiar

Farmakope = farmakop

Favorit = pavorit

Februari = pebruari

Griya = gria

Grup = group

Gua = goa

Gubuk = gubug

Gudeg = gudek

Guncang = goncang

Hadis = hadist

Hafal = hapal

Hakikat = hakekat

Hal-hal = hal-ihwal

Interogasi = interograsi

Introspeksi = interopeksi

Isap = hisap

Izin = ijin 

Junior = yunior

Junktur = jungtur

Juz = jus

Kacamata = kaca mata

Kafah = kaffah

Kafetaria = cafetaria

Kaidah = kaedah

Cara Membentuk Pola Pikir Kreatif

Ilustrasi membaca, belajar, menulis, mencatat
Ilustrasi membaca, belajar, menulis, mencatat. (Photo by Debby Hudson on Unsplash)

1. Terbuka terhadap Ide Baru

Bentuk pola pikir kreatif dengan menjadi terbuka terhadap ide-ide baru. Rasakan kebebasan untuk mempertimbangkan konsep atau gagasan yang mungkin sebelumnya tidak pernah terpikirkan. Baca literatur-literatur beragam, ikuti berita terkini, dan aktiflah dalam diskusi untuk mendapatkan wawasan baru.

2. Berpikir Asosiatif dan Fleksibel

Gunakan teknik berpikir asosiatif dan coba latihan fleksibilitas pikiran. Ketika berhadapan dengan masalah, pertimbangkan berbagai sudut pandang dan jangan ragu, untuk mengeksplorasi ide-ide yang mungkin terlihat tidak terhubung pada awalnya. Gunakan metode seperti mind mapping untuk menyambungkan ide-ide secara visual.

3. Keluar dari Zona Nyaman

Membentuk pola pikir kreatif seringkali melibatkan keluar dari zona nyaman. Terima tantangan dan ketidakpastian, sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan inovasi. Langkah-langkah kecil di luar batas keseharian, dapat membuka potensi baru dan memperluas kemampuan berpikir kreatif.

4. Latihan Menyelesaikan Masalah

Bergabunglah dalam sesi brainstorming dan latihan menyelesaikan masalah dengan orang lain. Diskusikan ide-ide bersama dan pertimbangkan solusi yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Terlibat dalam perdebatan konstruktif dan pertukaran ide untuk merangsang pemikiran kreatif.

5. Jelajahi Berbagai Sudut Pandang

Ajak diri Anda untuk memahami berbagai sudut pandang. Diskusikan dengan orang-orang yang memiliki pandangan berbeda, atau berpartisipasi dalam kelompok diskusi. Belajar dari perbedaan dan melihat dunia dari perspektif yang beragam dapat membantu memperkaya pola pikir kreatif.

6. Stimulasi Kreativitas

Menginspirasi kreativitas dengan menjelajahi berbagai kegiatan budaya, seni, dan ilmiah. Kunjungi tempat-tempat seni, baca buku-buku inspiratif, atau ikuti lokakarya kreatif. Kreativitas sering kali muncul dari keragaman pengalaman dan ide.

7. Perhatikan Rasa Ingin Tahu

Jaga rasa ingin tahu Anda terhadap dunia. Teruslah belajar dan jelajahi topik-topik baru yang menarik minat Anda. Bertindak sebagai seorang pembelajar seumur hidup akan memberikan bahan bakar untuk pemikiran kreatif.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya