Liputan6.com, Jakarta Bulan Dzulhijjah adalah bulan terakhir dalam kalender Islam yang memiliki makna istimewa bagi umat Muslim di seluruh dunia. Bulan ini dikenal sebagai bulan haji, di mana jutaan umat Muslim dari berbagai penjuru dunia berkumpul di Mekkah untuk melaksanakan ibadah haji, salah satu rukun Islam yang kelima.
Baca Juga
Advertisement
Sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah adalah periode yang sangat istimewa dan penuh berkah dalam kalender Islam. Umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah selama periode ini sebagai bentuk pengabdian dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Lantas apa saja amalan yang dianjurkan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah?
Berikut Liputan6.com ulas mengenai amalan yang dianjurkan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (7/6/2024).
1. Puasa Tarwiyah
Puasa Tarwiyah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 8 Dzulhijjah. Bahkan, menurut Imam al-Qarafi dalam kitabnya Adz-Dzakhirah, berpuasa pada tanggal tersebut setara dengan puasa setahun, bulan Haram, Sya’ban, dan sepuluh hari Dzulhijjah.
2. Puasa Arafah
Dianjurkan memperbanyak puasa di sembilan hari bulan Dzulhijjah. Salah satunya puasa Arafah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
Artinya: “Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)
Sementara untuk yang sedang berhaji Imam Nawawi dalam Al Majmu’ berkata,
“Adapun hukum puasa Arafah menurut Imam Syafi’i dan ulama Syafi’iyah: disunnahkan puasa Arafah bagi yang tidak berwukuf di Arafah. Adapun orang yang sedang berhaji dan saat itu berada di Arafah, menurut Imam Syafi’ disunnahkan bagi mereka untuk tidak berpuasa.”
Kemudian pada hari tersebut, Allah SWT banyak membebaskan manusia dari neraka. Sesuai dengan hadist yang berbunyi,
“Tidak ada hari di mana Allah membebaskan hamba dari neraka melebihi hari arafah” (HR. Muslim)
Di samping itu, ibadah ini merupakan amalan yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah SAW,
“Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa asyura, puasa hari arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)
Advertisement
3. Perbanyak Dzikir
Memperbanyak dzikir juga jadi salah satu amalan yang bisa dilakukan, utamanya pada 10 hari pertama bulan Dzulhijah. Anda dapat berdzikir setelah menunaikan salat wajib. Dikir sendiri merupakan sarana untuk mengingatkan keagungan Allah SWT. Anda dapat mengucapkan kalimat seperti berikut ini:
Kalimat tahlil
La ilaha illa l-Lah (Tiada Tuhan selain Allah SWT)
Kalimat takbir
Allahu akbar (Allah maha besar)
Kalimat tasbih
Subhanallah (Maha suci Allah)
Kalimat tahmid
Alhamdulillah (Segala puji bagi Allah)
Hal ini sebagaimana disabdakan Nabi dalam hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad berikut:
“Dari Ibnu Umar dari Nabi Muhammad saw bersabda: Sepuluh hari pertama dalam Dzulhijjah merupakan hari yang sangat diagungkan dan disenangi oleh Allah, karenanya perbanyak ucapan tahlil, takbir, tahmid.” (HR. Imam Ahmad).
4. Menunaikan Ibadah Haji
Menunaikan ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Hal ini disebutkan oleh Imam Ibnu Rajab al-Hanbali dalam Lathaiful Ma’arif, merupakan amalan paling utama dalam bulan Dzulhijjah. Dalam sebuh hadis, Rasulullah SAW bersabda:
"Sudah sewajarnya bahwa haji lebih utama dari jihad, sebab peribadatan haji terkhususkan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah. Adapun ibadah haji merupakan amal yang paling utama dilaksanakan pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah." (Ibnu Rajab Al-Hanbali, Lathaiful Ma'arif [Beirut, Maktabah Islami: 2007], Hal 462)
5. Mengerjakan Salat Sunah
Selain salat wajib lima waktu yang dikerjakan oleh umat Muslim, ada juga anjuran untuk melaksanakan salat sunah lainnya, utamanya pada 10 hari pertama. Pada hari kesepuluh, umat Islam yang tidak berhalangan disunahkan melaksanakan salat Idul Adha.
6. Berkurban
Bdikutip dari laman NU Online, berkurban adalah salah satu amalan yang sangat dianjurkan untuk dilaksanakan selama bulan Dzulhijjah. Ibadah kurban ini tidak hanya membawa pahala yang luar biasa dari Allah SWT bagi siapa saja yang menjalankannya, tetapi juga mencerminkan ketaatan dan pengorbanan yang ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim AS dan putranya, Nabi Ismail AS. Melalui tindakan berkurban, umat Muslim tidak hanya mengikuti sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, tetapi juga menghayati makna mendalam dari pengorbanan dan kepatuhan yang diajarkan dalam kisah Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, memperkuat hubungan spiritual dengan Allah dan meningkatkan solidaritas sosial dengan berbagi daging kurban kepada mereka yang membutuhkan. Perintah kurban untuk hewan ternak telah diterangkan dalam surah Al Hajj ayat 34 yang berbunyi:
وَلِكُلِّ اُمَّةٍ جَعَلْنَا مَنْسَكًا لِّيَذْكُرُوا اسْمَ اللّٰهِ عَلٰى مَا رَزَقَهُمْ مِّنْۢ بَهِيْمَةِ الْاَنْعَامِۗ فَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌ فَلَهٗٓ اَسْلِمُوْاۗ وَبَشِّرِ الْمُخْبِتِيْنَ ۙ
Artinya: "Bagi setiap umat telah Kami syariatkan penyembelihan (kurban) agar mereka menyebut nama Allah atas binatang ternak yang dianugerahkan-Nya kepada mereka. Tuhanmu ialah Tuhan Yang Maha Esa. Maka, berserah dirilah kepada-Nya. Sampaikanlah (Nabi Muhammad) kabar gembira kepada orang-orang yang rendah hati lagi taat (kepada Allah)."
Advertisement